Susno Duadji sosok fenomenal yang melejit dalam beberapa kasus seperti kasus Bank Century, Kasus Cecak Buaya yang berujung pada kasus kriminalisasi KPK, hingga pencopotan jabatannya sebagai Kabareskrim Polri. Kini Susno hanyalah seorang perwira tinggi Polri, non job dan nyaris terlupakan. Misalnya, saat Mabes Polri mengadakan Rapim 8 Februari lalu, Susno tidak lagi diundang. “Itu kan rapat pimpinan bukan rapat pengangguran. Saya kan seorang pengangguran,” ujarnya miris.
Meski dosanya terlihat banyak, tapi tampaknya bukan hal mudah untuk menggoyang jabatan Susno. Sampai kemudian Tim 8 merekomendasikan pada Polri agar menon aktifkan Susno. Dan Susno pun dicopot dari jabatannya pada akhir November 2009. Tanggal 7 januari lalu, Susno kembali membuat tindakan yang mengejutkan. Dia hadir di persidangan Antasari dan bertindak sebagai saksi dan hadir dengan pakaian dinas Polri.
Tindakan Susno dianggap sebuah perlawanan? Benarkah begitu? Bagaimana ia menjawab berbagai tuduhan? Bagaimana keterlibatannya dalam kasus Rekayasa Kriminalisasi KPK? Mengapa ia berani mengurai soal tim pencari motiv dalam kasus Antasari? Apa dosa-dosa Susno sebagai polisi? Mengapa Susno seakan tak punya rasa takut? Kartu trup apa yang ia miliki sesungguhnya?
Waktu menangis di Senayan, Komisaris Jenderal Polisi Susno Duadji cuma tak bisa menahan geram atas nasib yang menimpa. Tapi "kartu truf" masih dia pegang, maka dia begitu perkasa ketika tampil di forum lain. Adnan Buyung Nasution pun, bertanya-tanya, dan belakangan dia tahu yang sebenarnya. Adnan pun menulis, "Susno harus bicara! Tanpa itu akan berlaku pepatah:
Setengah kebenaran lebih jahat daripada kejahatan itu sendiri!"
Sekarang saatnya masyarakat Indonesia terperangah oleh apa sesungguhnya terjadi, dan mencopot topeng setan dari wajah Susno. Untuk kemudian mengenakannya kepada pihak-pihak lain? Siapa saja? ....
Semua pertanyaan diatas akan terjawab dalam buku “BUKAN TESTIMONI SUSNO”, yang akan launching besok Rabu (24/2). Buku tulisan Izharry Agusjaya Moenzhir itu akan mengungkap segala cerita sebenarnya dibalik tudingan negatif kepada mantan Kapolda Jawa Barat tersebut.
Dalam buku itu, Susno akan mengungkap tentang dirinya yang sebenarnya tidak terkait sama sekali dengan proses hukum penyelidikan Bibit S Rianto dan Chandra M Hamzah. Dia juga akan menjawab segala pertanyaan tentang istilah cicak versus buaya. "Itu kan wartawan nanya kalau terkait alat sadap yang Polri dan KPK punya diperbandingkan seperti apa?" katanya.
Susno akan menceritakan alasan dibalik keteguhannya tidak mau mundur dari jabatannya sebagai Kabareskrim dan perasaan hatinya kala dia menangis untuk kali pertama di hidupnya dalam rapat dnegar pendapat dengan Komisi III DPR dalam kasus Bibit-Chandra dan Century. "Bahkan ibu saya meninggal pun saya tidak menangis," katanya.
Terkait Century, Susno akan mengungkapkan dirinya yang sempat akan memeriksa Boediono namun urung karena yang bersangkutan sedang mengikuti pertarungan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2009-2014 serta klarifikasinya terkait tudingan dia membantu upaya pencairan dana Budi Sampoerna di bank Century karena dijanjikan imbalan 10 milliar.
Izharry Agusjaya Moenzhir dalam buku itu juga akan menuliskan tentang pertemuan Susno dengan Anggoro di Singapura atas perintah Kapolri dan Anggodo Widjojo di ruang kerjanya di Bareskrim. "Anggodo bahkan saya hidangkan kopi saat itu. Dan dia di rekaman itu bukan bilang saya terlibat kasus Bibit Chandra, tapi bilang saya orang baik karena sudah merespon dia dengan baik. Saya tersanjung dan bahkan saya belum sempat mengucapkan terimakasih sama dia (Anggodo)," kata Susno.
Tak cukup sampai disana, Susno juga akan berbicara tentang kehadirannya sebagai saksi berseragam polisi lengkap dalam persidangan Antasari. Penangkapan Robert Tantular, yang dibantahnya hanya berdasar perintah Jusuf Kalla juga akan menghiasi buku itu. "Kapolri bertanya sama saya apakah cukup alasan kuat untuk menangkap dia (Robert), saya bilang sudah cukup," ujar Susno.
Kisah keluarga besar di balik segala badai yang menerpa Susno dalam jabatannya sebagai Kabareskrim serta ceritanya dengan Adnan Buyung Nasution, orang pertama yang mendesaknya mundur namun akhirnya mendukung langkah Susno mengungkap kebenaran, dikatakan Susno akan semakin menghiasi warna buku.
Lalu adakah kisah tentang siapa pihak yang sebenarnya bertanggungjawab dalam pemanggilan pers terkait rekaman kriminalisasi KPK, sebab Persda Network memperoleh informasi itu dilakukan oleh seorang petinggi Polri angkatan 1978? "Insya Allah. Soalnya bukan saya yang menulis. Tapi semua yang tertulis disana mendekati semua apa yang saya tuturkan," tandasnya.
Bagi teman2 yang punya Link downloadnya, silahkan di share dikotak komentar dibawah.
Terima kasih dan salam Taksim.
Dirangkum dari berbagai sumber.
Pramudya Ksatria Budiman
Bukan Tertimoni Susno
,
Download Buku Bukan Testimoni Susno
,
Susno Duaji.