Bukan Pakar SEO Ganteng

Showing posts with label Libya Terkini. Show all posts
Showing posts with label Libya Terkini. Show all posts

Protectors of the VIP | Bodyguard Perawan Muammar Khadafi

Gaddafi's All Female Bodyguards (38 pics)


Aksi militer gabungan yang membombardir Libya bak maut yang membayang di mata Muammar Khadafi. Namun ia selalu selamat. Benarkah puluhan perawan jadi sumber kesaktiannya?

Di tengah gegap gempitanya bombardir Barat, sudah dipastikan Khadafi aktif mencari perlindungan di negaranya. Pemerintah Libya menyatakan, Kamis (24/3/2011), jumlah korban tewas sipil akibat serangan udara pasukan Sekutu di bawah komando Amerika Serikat selama lima hari ini hampir 100 orang. Sementara jumlah korban secara keseluruhan sejak
Libya bergolak sudah lebih dari 8000 orang. Namun, tampaknya pemimpin Libya ini tak perlu khawatir akan keselamatan dirinya, karena ia memiliki tim pengawal pribadi khusus yang dilatih selama beberapa dekade.

Berikut beberapa Foto Muammar Khadafi bersama Bodyguardnya yang saya copas dari Ruanghati.com


Gaddafi's All Female Bodyguards (38 pics)

Gaddafi's All Female Bodyguards (38 pics)

Gaddafi's All Female Bodyguards (38 pics)

Gaddafi's All Female Bodyguards (38 pics)

Gaddafi's All Female Bodyguards (38 pics)

Gaddafi's All Female Bodyguards (38 pics)



Sudah merupakan rahasia umum, pengawal Khadafi itu berjenis kelamin perempuan. Namun, selain gagah dan macho, tak banyak yang tahu kalau para pengawalnya itu ternyata masih perawan! Ya, sebanyak 40 perawan bergincu dengan senjata terkokang ini selalu siap berada di sekeliling Khadafi.

Dayang-dayang penjaga ini mengenakan kacamata keluaran desainer ternama, memakai bot militer berhak tinggi dan tak lupa mengenakan seragam kamuflase. Tapi jangan mudah tertipu. Meski tampil cantik dan seksi, semua perempuan ini adalah pembunuh terlatih.

Benak kita langsung tertuju pada Women’s Military Academy yang didirikan Khadafi di Tripoli pada 1979 silam. Akademi ini dibentuknya sebagai simbol emansipasi wanita.

“Saya berjanji kepada ibu untuk memperbaiki kondisi perempuan di Libya,” ujar Khadafi saat mendirikan akademi tersebut. Ibunya adalah seorang perempuan biasa yang buta huruf dari suku Badui Arab. Adapun ia lahir di tengah penjajahan Italia atas negaranya.

Beberapa pengunjung asing yang sempat diberi akses mengintip akademi itu memberi kesaksiannya. Di blok akademi bergaya Sparta, ada sekitar 100 perempuan yang dilatih teknik membunuh ala pasukan elit, siang dan malam, selama tiga tahun. Mereka dibangunkan setiap pukul 04.30 subuh, kemudian melakukan pemanasan dengan jogging selama satu setengah jam.

Setelah itu, mereka masuk ke kelas-kelas. Beberapa dilatih menerbangkan jet tempur MIG. Lainnya belajar seni bela diri, bahkan menembakkan granat berpeluncur roket. “Pelatihan itu melibatkan semua kemampuan tentara. Mulai dari persenjataan, bertempur dengan tangan kosong, hingga telekomunikasi,” ujar Jane Kokan, jurnalis Kanada yang pernah mendokumentasi aktivitas ini pada 1995.

Sementara Doug Sanders, jurnalis Kanada lain yang pernah mendapat izin serupa pada 2004, menuliskan pengalamannya di blog. Ia meyakini, bodyguard elit perempuan yang juga dikenal sebagai ‘Protectors of the VIP’ ini merupakan simbol.

“Ini gambaran pikirannya yang idiosyncratic dan enigma revolusi di sebuah negara Muslim, dimana perempuan dalam kehidupan sehari-hari masih jauh mendapatkan persamaan hak dan kewajiban,” tulisnya.

Siswi-siswi terbaik dari akademi itu dijuluki ‘biarawati revolusionis’. Mereka tak pernah menikah dan mendedikasikan hidupnya sepenuhnya pada ide Revolusi 1969 yang dilakukan Khadafi. Mereka dilarangan berhubungan seks dan bersumpah untuk melindungi Khadafi, bila perlu hingga ajal menjemput.

Hal ini sudah terbukti, pada 1998 lalu. Seorang seorang bodyguard bernama Aisha melemparkan dirinya ke arah Khadafi ketika militan Islam menyerbu iring-iringan Khadafi. Serentetan peluru menewaskan Aisha dan dua rekan lainnya. Namun Khadafi selamat, tanpa tergores sedikit pun. Jadi, jangan ragukan kemampuan para perempuan ini dalam menyediakan perlindungan.

Agen intelijen Barat berulangkali berusaha menggoyahkan kesetian inner circle Khadafi. Meski ada beberapa yang mengkhianati pemimpin Libya selama 41 tahun itu, tak ada satupun pengawal perempuannya yang tercatat demikian. Sekalipun ada, rezim Khadafi pasti melakukan apapun demi menjaga citra pengawal elitnya.

“Tanpa sang pemimpin, perempuan Libya tak berarti apa-apa. Ia memberi kami hidup dan saya siap mati untuknya. Ia seorang ayah, kakak dan sahabat yang bisa anda percaya. Anda takkan percaya, betapa rendah hatinya Khadafi,” ujar gadis berusia 27 tahun yang sedang dilatih di akademi tersebut, Fatia.

Banyak yang menduga Khadafi saat ini bersembunyi di luar Tripoli. Namun ia muncul di balkon Bab Al Aziziya, kompleks tempat tinggalnya yang terkena rudal beberapa hari lalu. Jet-jet pribadinya juga diyakini telah hancur, memperkecil kemungkinan ia kabur ke luar negeri. Tak ada pilihan lain bagi Khadafi, selain menyerahkan nyawanya kepada para perawan-perawan itu. Namun, sampai kapan?


Source : http://id.berita.yahoo.com


DAPATKAN iPad 2 GRATIS DARIPhotobucket

Serangan Udara AS dan Sekutunya terhadap Libya


Libya akhirnya bernasib seperti Irak. Diperangi ketika menolak kemauan Barat. Dipimpin Amerika Serikat, serangan dimulai Sabtu (19/03/2011) waktu setempat ketika pasukan Amerika Serikat dan Inggris menembakkan serangan rudal.

Tercatat sedikitnya 110 rudal jelajah Tomahawk diarahkan ke sasaran di Libya, yakni lokasi-lokasi yang dianggap pertahanan udara Moammar Khadafy.

Seorang pejabat penting mengonfirmasi serangan rudal itu setelah Presiden Barack Obama memerintahkan “aksi militer terbatas” untuk membantu resolusi PBB yang mendukung intervensi bersenjata terhadap rezim Khadafy.

Laksamana William Gortney mengatakan pada wartawan bahwa “awal siang ini 110 lebih rudal jelajah Tomahawk telah ditembakkan dari kapal dan kapal selam AS dan Inggris, menghantam lebih dari 20 sistem pertahanan udara terintegrasikan dan fasilitas pertahanan ke darat lainnya.

Rudal pertama menghantam pada pukul 19 GMT (pukul 02.00 WIB) menyusul serangan udara yang dilakukan sebelumnya oleh pesawat perang Perancis, kata Gortney, direktur staf gabungan AS.

“Itu tahap pertama dari operasi banyak tahap” untuk melaksanakan resolusi PBB dan mencegah rezim Libya menggunakan pasukan terhadap rakyatnya sendiri, ujarnya. Satu kapal selam Inggris bergabung dengan kapal dan kapal selam AS lainnya dalam serangan rudal itu, katanya.

AS dan negara-negara sekutunya belum menerapkan zona larangan terbang dengan pesawat yang mematroli angkasa, katanya, tapi “kami akan menetapkan kondisi untuk dapat mencapai keadaan itu”.

“Misi kami sekarang ini adalah untuk membentuk ruang pertempuran dalam satu cara di mana mitra-mitra kami mungkin akan mengambil pimpinan,” kata dia, memberi kesan lebih banyak peran dukungan pada militer Amerika.

Ketika ditanya apakah AS akan mengirim jet tempur untuk melakukan serangan pengeboman di Libya, Gortney menolak menjawab.

Merujuk pada peta operasi, Gortney menjelaskan sebagian besar sasaran “adalah di atau dekat pantai, kenyataan yang membuat kehancuran mereka penting untuk melaksanakan zona larangan terbang, sejak begitu banyak aktivitas udara kami saksikan dan begitu banyak upaya militer rezim itu terjadi di bagian negara itu”.

Sasaran itu termasuk tempat-tempat rudal permukaan-ke-udara, tetapi terlalu dini untuk mengatakan seberapa efektif serangan Tomahawk itu, ujarnya.

“Karena ini malam di sana, akan ada beberapa waktu lagi sebelum kami mendapat gambaran komplet mengenai keberhasilan serangan ini,” kata laksamana itu. Operasi AS itu—dinamai “Odyssey Dawn” (Petualangan Fajar)—menyusul misi awal pesawat perang Perancis, yang melakukan empat serangan udara pada Sabtu, yang menghancurkan beberapa kendaraan lapis baja pasukan Khadafy.

Dua destroyer angkatan laut AS dan tiga kapal selam AS telah ditempatkan di Laut Tengah dekat Libya, semuanya diperlengkapi dengan rudal jelajah Tomahawk.

Sedikitnya dua negara Arab sekutu Amerika Serikat ikut ambil bagian dalam serangan udara ke Libya.

AFP melaporkan, Uni Emirat Arab (UEA), negara mungil di Teluk Persia, ikut memberikan bantuan 24 jet tempur untuk bergabung dengan pasukan Amerika Serikat dan sekutunya menggempur Libya, negeri kecil di ujung Afrika Utara yang hanya berpenduduk 6,4 juta jiwa.

Ke-24 jet tempur yang akan ikut memerangi warga sesama Arab itu terdiri atas Mirage 2000-9 dan F-16.

Qatar, negara Arab kecil lainnya di Teluk dan merupakan sekutu Amerika Serikat, juga ikut membantu empat sampai enam Mirage 2000-5, demikian pejabat Perancis, salah satu motor utama invansi ke Libya.

Keterlibatan negara-negara Arab dalam serangan udara ke Libya memberi kesan bahwa gempuran militer untuk menyingkirkan Moammar Khadafy, pemimpin anti-Amerika, tidak melulu dilakukan bangsa "kafir", melainkan juga orang sesama bangsa Arab.

Khadafy selalu mempropandakan bahwa serangan ke negaranya dilakukan orang kafir dan kaum imperialis yang ingin mengontrol minyak negara itu.

Khadafy, yang berkuasa sejak 41 tahun lalu, merupakan kerikil Amerika Serikat di Afrika maupun negara Arab.

Serangan udara yang dimotori Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Eropa ke sebuah kawasan sipil membunuh 48 orang dan melukai 150 orang, demikian Aljazeera melansir laporan televisi pemerintah Libya.

Ibu kota Libya, Tripoli, dan kota-kota besar lainnya seperti Benghazi, Misurata, dan Zuwarah termasuk dalam target-target serangan udara pasukan Amerika Serikat dan sekutunya.

Pemimpin Libya Moammar Khadafy berjanji akan melawan dan membuka gudang senjata untuk rakyatnya yang ingin melawan pasukan asing.

Source : tribunnews.com


DAPATKAN iPad 2 GRATIS DARIPhotobucket
Pramudya Ksatria Budiman Libya Terkini , Serangan Udara Libya