Akhir-akhir ini muncul gerakan di dunia maya yang menuntut untuk turunnya pelatih kepala persija, Iwan Setiawan. Bermula dari isu bahwa akan didepaknya Bambang Pamungkas dan Ismed Sofyan dari skuad persija di musim yang akan datang, resistensi dari supporter muncul mulai dari dunia maya.
Sejak awal ditetapkannya Iwan Setiawan menjadi pelatih persija di musim 2011-2012 sudah banyak terjadi penolakan penolakan dari supporter walaupun tidak sekeras sekarang, faktor yang menyebabkan penolakan-penolakan tersebut muncul dari sikap Iwan Setiawan selama ini yang terkesan tidak pernah bersikap gentle dan bertanggung jawab atas kekalahan di pertandingan-pertandingan musim lalu. Selalu saja menjadikan pemain, kondisi lapangan ataupun faktor lainnya menjadi tameng, hal tersebut membuat hilangnya simpati supporter terhadap dia.
Selain itu jika menilik pencapaian Persija di beberapa musim terakhir, saat di pegang Iwan Setiawan justru secara peringkat di klasemen akhir, Persija bukan naik, malah menurun. Terlepas dari materi pemain yang tidak mentereng saat Iwan Setiawan tukangi, karena di musim-musim sebelumnya Persija pun dengan skuad yang tidak gemerlap. Ditambah lagi melihat track record Iwan Setiawan saat menukangi team lain sebelum melatih Persija, tidak pernah membawa team yang dilatihnya menjadi juara.
Hingga pada titik puncaknya Iwan Setiawan memberikan pernyataan bahwa ia hanya membutuhkan pemain yang loyal terhadap tim. Hal tersebut secara tidak langsung mengarah kepada sikap Bambang Pamungkas dan Ismed Sofyan yang tidak berlatih bersama tim, dan makin terlihat jelas dengan tidak dibawanya mereka berdua di kompetisi Inter Island Cup. Hal tersebut jelas menimbulkan reaksi keras dari akar rumput pendukung Persija.
Gerakan #IwanOUT menjadi lebih vokal dan terus melakukan kritikan tajam terhadap Iwan Setiawan. Ditambah lagi sikap penolakan terhadap kritik-kritik tersebut muncul dari lingkaran terdekat keluarga Iwan Setiawan, yang seharusnya tidak ikut campur dalam urusan professional suaminya, padahal pada kenyataannya supporter tidak akan berteriak jika tidak ada masalah apa-apa. Reaksi berlebihan dari pihak keluarga Iwan Setiawan terhadap aksi protes supporter justru malah semakin memperkeruh suasana
Seorang Bambang Pamungkas dan Ismed Sofyan yang telah mendedikasikan sebagian hidupnya. untuk persija dianggap sebagai pemain yang tidak loyal terhadap tim? Sampai sejauh apa definisi loyal itu menurut Iwan Setiawan? Ayolah jangan terlalu naïf, bahkan dari jam terbang bersama persija saja Iwan Setiawan sudah tertinggal jauh oleh mereka berdua. Jika kita mencoba tenangkan kepala kita sejenak, ini bukan sekedar masalah loyalitas, pemain dan pelatih bisa kapan saja berpindah klub, ini lebih daripada hal klise tersebut. Ini masalah bagaimana cara dia menghargai orang yang telah berjasa untuk klub ini.
Dalam hal ini, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan permasalahan ini. Pertama, masalah ini murni akibat sikap indisipliner bambang pamungkas dan ismed sofyan yang tidak mengikuti jadwal latihan yang telah dibuat oleh klub. Jika memang begitu adanya, jelas seorang pelatih punya hak untuk mencoret nama pemain tersebut dari daftar pemain untuk musim depan, tapi perlu diingat apakah pemain tersebut sudah memiliki ikatan yang membuat mereka wajib mengikuti semua aturan yang telah dibuat? Jika tidak, siapapun tidak punya hak untuk memaksa mereka berlatih.
Kemungkinan selanjutnya yaitu semua yang terjadi ini merupakan bentuk protes pemain dikarenakan tertangguhnya hak yang harusnya mereka dapatkan. Jika memang hal itu yang terjadi sudah seharusnya pihak manajemen segera melunasi hak-hak tersebut secepatnya. Ada harga yang harus dibayarkan untuk mendapatkan jasa dari seseorang, dan tentu saja ada kontraprestasi yang harus diberikan oleh orang yang dibayar untuk jasa tersebut. Jika kewajiban yang harus dibayarkan tersebut telah dipenuhi, tentu saja Iwan Setiawan dapat mengajukan komplain atas sikap dari Bambang Pamungkas dan Ismed Sofyan yang tidak mengikuti sesi latihan, jika tidak? Apa yang mau dituntut?.
Kemungkinan berikutnya adalah adanya sentimen pribadi antara Iwan Setiawan dengan beberapa pemain, hal tersebut adalah hal yang paling berbahaya yang mungkin terjadi, seharusnya tidak ada masalah pribadi yang dibawa jika sudah berada di dunia professional, kita jelas tidak mau ada kasus ted fenton dengan Dick Walker di West Ham United yang terjadi di klub yang kita banggakan ini. Dick Walker adalah seorang mantan pemain dan kapten West Ham United yang kontraknya tidak diperpanjang oleh Ted Fenton yang saat itu menjadi pelatih West Ham. Alih-alih ditawarkan kontrak baru sebagai pemain, Dick Walker justru ditawarkan pekerjaan menjadi pembersih sepatu dengan gaji 4 pound per minggu. Tentu saja kita tidak ingin mengulang sejarah memalukan yang terlihat tidak bisa menghargai loyalitas pemain seperti itu.
Sumber: JakOnline