Rasanya baru kemarin kita disuguhkan dengan insiden pelemparan sepatu oleh Muntazer al-Zaidi, jurnalis Irak ke mantan Presiden AS Bush, akhir 2008 lalu. Rupanya, insiden serupa juga dialami Presiden AS Barrack Obama. Bukannya sepatu, Obama malah dilempari buku saat kampanye pemilu kongres di Philadelphia, Senin kemarin. Namun sejauh ini, belum jelas buku apa dan darimana buku itu berasal atau mengapa dilemparkan ke Obama.
Tak lama kemudian, pria telanjang diborgol polisi. Belum jelas apakah pria itu ditangkap karena terlibat insiden pelemparan buku atau karena dia tidak berpakaian.
Pada sebuah tayangan video yang bisa dilihat di laman YouTube, terlihat sebuah buku tebal melayang di belakang kepala Obama yang saat itu tengah berdiri di atas podium. Beruntung, buku tersebut tidak sampai mendarat di kepalanya.
Obama dengan kemeja lengan panjang putih itu sengaja datang untuk menggalang pemilih di Philadelphia sebelum pemilihan kongres tiga pekan lagi. Obama dan Partai Demokrat menyadari, tahun ini posisi partainya terancam. Di sisi lain, Partai Republik optimis merebut kemenangan.
Menurut jajak pendapat yang digelar Associated Press dan GfK Roper Public Affairs & Corporate Communications, 58 persen responden dari kalangan warga kulit putih kelas pekerja tanpa gelar sarjana menyatakan akan memilih Republik. Kelompok masyarakat ini memang lebih konservatif dan selalu condong ke Partai Republik.
Meski demikian, Partai Demokrat masih mendapat dukungan dari golongan masyarakat Afrika-Amerika, Hispanik, dan pemilih muda.
Dalam jajak pendapat yang digelar Pew Hispanic Center, dua pertiga masyarakat keturunan Spanyol dan Amerika Latin ini menyatakan akan mendukung Demokrat. Tapi, hanya 50 persen dari pemilih terdaftar dari golongan ini yang menyatakan akan mencoblos dalam pemilu.
Kaum Republikan diduga akan meraih kemenangan besar pada pemilu 2 November, dan bisa jadi akan merebut mayoritas kursi di DPR dan Senat dari tangan Demokrat.