Ajang penghargaan Piala Citra Festival Film Indonesia 2012 digelar di Benteng Vredeburg, Jogja, Sabtu (8/12) malam.
Dibawakan oleh dua MC, Ringgo Agus Rahman dan Mike Lucock acara ini dibuka dengan tari wayang dan suara merdu Catur Benyek dan Endah Laras.
Dari 47 film yang diseleksi oleh dewan juri tinggal 14 film bioskop tersisa yang masuk nominasi FFI tahun ini. Semua film itu memperebutkan 13 kategori.
Berikut Para Pemenang Piala Citra Festival Film Indonesia 2012 :
Malam Anugerah Piala Vidia Festival Film Indonesia 2012 khusus untuk Film Televisi (FTV) telah usai digelar di Balai Sarbini, Plaza Semanggi, Jakarta Selatan, Kamis (29/11). Kali ini film televisi Pahala Terindah yang masuk di 12 dari 13 nominasi yang ada berhasil menyabet delapan piala.
Delapan piala yang didapat dari Pahala Terindah adalah dari nominasi FTV Terbaik, Sutradara Terbaik, Sinematrografi Terbaik, Penata Artistis Terbaik, Penata Suara Terbaik, Pemeran Utama Pria dan Wanita Terbaik, Pemeran Pembantu Wanita Terbaik.
Pemilik Citra Cinema, Deddy Mizwar yang merupakan Production House dari film Pahala Terindah merasa bangga dengan hasil yang diraihnya. Ia pun menyebut keberhasilan yang diraih dari Pahala Terindah akan menjadi motivasi dirinya dan tim untuk terus menghasilkan karya terbaik.
Pahala Terindah merupakan FTV yang ditayangkan oleh SCTV dalam Program 'Sinema Wajah Indonesia', dibintangi aktor kawakan Slamet Rahardjo Djarot dan aktris yang sudah malang melintang dalam dunia teater, layar lebar, dan televisi Ratna Riantiarno, serta Tika Bravani seperti sebuah nyanyian segar, membuat penonton televisi terpukau dengan permainan karakter tokoh, gambar-gambar yang indah, biarpun sepanjang film hanya diperankan oleh 3 tokoh sentral.
Kekuatan cerita dan karakter benar-benar sangat menghanyutkan, dan memang sinema wajah Indonesia sangat jauh berbeda dengan sinetron-sinetron kejar tayang, juga FTV yang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sinetron kejar tayang, seperti yang dikatakan Pihak SCTV sendiri “Dengan Sinema Wajah Indonesia, kami ingin mendobrak gaya tayangan televisi selama ini dengan warna konten tayangan yang lebih meng-Indonesia. Warna baru ini terbukti bisa diterima dan disukai pemirsa, sekaligus menjadi trend setter baru.”
H. Deddy Mizwar yang biaa dipanggil Pak Haji yang bertindak sebagai penanggung jawab program sinema wajah Indonesia, sebenarnya menginginkan sebuah sinema, sinetron, atau pun FTV punya keseriusan dalam penggarapan, jadual shooting, peralatan yang memadai, dan cerita yang membumi untuk menghasilkan kisah drama televisi yang bisa menyentuh hati para penontonnya.
Sinopsis FTV Pahala Terindah
Kisah dibuka dengan adegan dua orang pasangan di usia senja berjalan menyusuri kebun jagung dan berbincang dengan riangnya, tak lama datang seseorang menghampiri serta lantas memanggil mereka pak Haji dan Bu Haji. Di tengah jalan mereka bertemu Trisno yang sedang membujuk Seruni, gadis desa yang baru lulus Aliyah, untuk menjadi TKW. Tak jauh mereka bertemu dengan ibunda Yanti, TKW yang sudah enam bulan tak berkabar dengan keluarganya, yang sedang membetulkan antena dengan alasan barangkali ada berita seputar Yanti anaknya.
Bu Haji bermimpi pak Haji memintanya melamarkan Seruni untuk memberikannya keturunan yang tak bisa dipenuhi oleh sang istri. Meski hanya sebuah mimpi, akhirnya lamaran itu pun terjadi di kehidupan nyata. Bu Haji benar-benar melamarkan Seruni untuk Pak Haji. Pak Haji yang awalnya menolak dengan alasan sulit berlaku adil akhirnya setuju juga demi mendapatkan keturunan yang shaleh yang dipercayainya akan memberikan doa yang menghantar orang tuanya ke surga. Tanpa menunggu lama, pernikahan yang telah atas restu bu Haji sang istri tua ini pun dilangsungkan.
Sebelum menjalani malam pertama, bu Haji mengajak Seruni untuk berbagi tugas. Ia mengajak Seruni membuat perjanjian kalau anak pertama mereka lahir maka hak asuh menjadi milik bu Haji, semntara Seruni jatahnya nanti anak kedua. Selain itu, Seruni diberi tugas menyapu halaman, mencuci, bersih-bersih rumah hingga mengantar makanan ke sawah, sedangkan bu Haji bertugas memasak karena menurutnya Pak Haji tipe pemilih masakan sehingga masakan Seruni belum tentu cocok untuknya.
Seruni yang istri muda dan jauh lebih muda hanya manggut dan terpaksa setuju tanpa bisa protes. Dalam perjalanannya baik pak Haji maupun Seruni sama-sama menikmati peran dann kebersamaan mereka sebagai suami istri. Bu Haji mulai gerah apalagi setelah mengetahui bahwa Seruni sering berkeluh kesah pada Pak Haji.
Tidak cukup sampai disitu semakin bermasalah ketika sang suami lebih sering mampir ke kamar istri muda dibanding seranjang dengannya. Bahkan bapak sampai melanggar jadwal yang ditentukan dengan dalih biar segera punya anak maka mesti memanfaatkan kesempatan sekecil apa pun.
Kecemburuan bu Haji makin menjadi tatkala hubungan suami dan istri mudanya itu kian menghangat hingga Seruni keasyikan “bermain” bersama Pak Haji di sawah sampai-sampai melalaikan tugasnya di rumah seperti mencuci yang membuat sang istri tua Berang. “Aku mengizinkanmu menikah dengan Pak haji bukan karena aku suka padamu, sama sekali titak! Tapi akau melakukan semua ini karena aku mencintai dan menyayangi Bapak” ujarnya saat menyambut Bapak dan Seruni yang baru saja tiba dari sawah seraya menyambut dengan seember baju kotor.
Tak berapa lama kemudian, Seruni dinyatakan positif hamil dan membahagiakan seisi rumah tak terkecuali Bu Haji. Bahkan bu Haji jadi melunak pada Seruni dengan kehamilan anak pertama yang diwanti-wanti menjadi “milik” bu Haji. Ia bahkan tak segan mengambil alih tugas Seruni yang disuruhnya banyak-banyak istirahat. Seruni hampir tak diizinkan beraktivitas terutama aktivitas yang berat oleh bu Haji. Tidak berhenti sampai disitu, bu Haji pun mengatur asupan makanan, pendeknya menjadi protektif. Saking perhatian berlebih pada Seruni, ibu sampai-sampai hampir melupakan Bapak.
Seruni yang diatur-atur begitu lama-lama menjadi gerah dan mulai malakukan pemberontakan-pemberontakan kecil dengan menolak makan sebanyak porsi yang disediakan ibu hingga merubah perjanjian pengasuhan anak pertama yang semula menjadi hak ibu.
Bapak mencoba bersikap sebijak mungkin menghadapi perebutan hak asuh anak yang dikandung Seruni dengan berkata bahwa masalah pengasuhan mereka memang rumit tapi jangan dirumit-rumitkan. Bahkan Bapak meminta perjanjian yang senantiasa diungkit oleh kedua istrinya tsb untuk dibatalkan dan mengajak mereka untuk mengasuh anak mereka kelak bersama-sama. Keduanya bersikeras, Seruni mengancam tidak akan melahirkan anak mereka. Ibu yang kecewa memilih pergi keluar rumah. Bapak jadi stres.
Atas nama keadilan dan rasa sayang pada kedua istrinya, Bapak akhirnya membuat keputusan bahwa jika yang lahir laki-laki maka ibu yang berhak mengasuhnya; sebaliknya jika perempuan menjadi milik Seruni. Keputusan yang disepakati keduanya sekaligus merupakan win win solution . Tak lama setelahnya Seruni melahirkan bayi perempuan sehingga hak asuh tetap berada di tangan sang ibu kandung.
Kemesraan Seruni, yang jarang memberikan kesempatan pada bu Haji untuk sekedar menimang bayinya yang menurut Pak Haji karena Seruni tengaha asik-asiknya bermain dengan sang anak, dengan bayinya membuat bu Haji sedih. Upayanya mengingatkan Seruni untuk banyak makan sayur supaya ASI nya banyak, kontrol ke Puskesmas agar cepat pulih, minum obat penambah darah agar tidak lesu, serta cuci tangan dahulu sebelum memegang bayi justru ditafsirkan lain oleh Seruni.
Suatu malam, Seruni yang amat kelelahan akhirnya rela memberikan kesempatan pada bu Haji. Kesempatan emas yang tidak disia-siakan bu Haji untuk mencurakhan buncahan kasih sayangnya yang sempat tertunda. Keadilan itu memang sulit, tapi berbagi dengan adil akan membawa suatu keindahan. Pak Haji mengurungkan niatannya membangun pondok penampungan calon TKW dan mengalihkan modalnya untuk meminjami modal usaha warga setempat.
Ternyata potongan kisah pernikahan Pak Haji dan Seruni serta proses kehidupan pra nikah, pembagian tugas, kehamilan Seruni, bayi perempuan Seruni, dan semuahal terkait hubungan Pak Haji – Seruni ternyata tak lebih dari mimpi atau khayalan bu Haji semata. Setelahnya mereka memang mendatangi rumah Seruni yang sependengaran mereka akan bekerja di Taiwan atau Arab. Mereka memang menyambangi rumah Seruni tapi tidak untuk melamarkannya sebagai calon istri Bapak, tetapi melamarnya untuk menjadi anak mereka dan melanjutkan pendidikannya. Baik Seruni maupun ayahnya menyambut baik rencana pasangan yang telah mengidamkan kehadiran anak sejak lama ini.
Sebagai taanda terima kasih dan pesetujuannya, diciumnya kedua tangan orang tua barunya. Sebagai penutup, kedua insan yang pemurah ini sebagiamana adegan awal berjalan menyusuri jalanan desanya, sawahnya, kebunnya, hingga akhirnya berhenti di suatu bukit sambil berpegangan tangan membelakangi senja yang mulai menghiasi langit di belakangnya.
Piala Vidia Festival Film Indonesia (FFI) 2012 baru saja digelar malam ini. Seperti tahun sebelumnya, ajang penghargaan Festival Film Indonesia dibagi dalam dua sesi yaitu Piala Vidia dan Piala Citra.
Di tahun 2012 ini, ajang penghargaan bagi insan pertelevisian Piala Vidia FFI 2012 digelar di Balai Sarbini, Plaza Semanggi, Jakarta Selatan. Sedangkan malam Anugerah Piala Citra dilaksanakan di Benteng Vrederburg Yogyakarta pada 8 Desember mendatang.
Terdapat 77 FTV yang masuk untuk diseleksi oleh panitia Festival Film Indonesia (FFI) 2012. Dewan juri yang terdiri dari Arswendo Atmowiloto, Ratna Riantiarno, Avesina Soebli, Roy Lolang, Alberthiene Endah, Daniel Irawan dan Intan Ophelia telah menentukan masing-masing nominasi dari 13 kategori.
Aktor Slamet Raharjo Djarot keluar sebagai pemeran utama pria terbaik dengan FTV berjudul Pahala Terindah, sedangkan Ratna Riantiarno terpilih sebagai pemeran utama wanita terbaik FTV dengan judul yang sama. Pahala Terindah juga menggondol piala dari kategori Film Televisi terbaik.
Berikut ini Daftar Lengkap Pemenang Piala Vidia FFI 2012 :
FTV Terbaik : Pahala Terindah
Sutradara Terbaik : Herwin Novianto - Pahala Terindah
Penulisan Cerita Asli Terbaik : Imam Tantowi - Bintang Film
Skenario Terbaik : Imam Tantowi - Bintang Film
Sinematografi Terbaik : Yudi Datau - Pahala Terindah
Artistik Terbaik: Budi Rasta dan Hengky Tatto - Palaha Terindah
Penata Musik Terbaik : Thoersi Argeswara - Citra
Editor Terbaik : Jalal El'Aidid - Ambulance
Penata Suara Terbaik : Anda Putra Djauzi & Harry Syamsuar - Pahala Terindah
Pemeran Utama Pria Terbaik : Slamet Raharjo Djarot - Pahala Terindah
Pemeran Utama Wanita Terbaik : Ratna Riantiarno - Pahala Terindah
Pemeran Pembantu Pria Terbaik : Epy Kusnandar - Maaf Lebaran Ini Kami Tidak Pulang
Pemeran Pembantu Wanita Terbaik : Tika Bravina - Pahala Terindah
Perhelatan akbar Insan Sineas Indobesia kembali akan digelar. Festival Film Indonesia (FFI) 2012 dengan mengusung tema Film Kita, Wajah Kita.
Sekitar 60 judul film bioskop akan ambil bagian dalam hajatan tahunan insan film Indonesia. "Penghargaan kepada yang terbaik dalam FFI 2012 akan dilaksanakan di Benteng Vrederburg Yogyakarta pada 8 Desember mendatang.
Diharapkan FFI 2012 menjadi pesta bergengsi bagi insan film Indonesia," ujar Duto Sulistiadi, selaku Ketua Pelaksana FFI 2012.
Ada empat kategori yang diperebutkan dalam ajang yang sudah berlangsung sejak tahun 1955 itu. Keempat kategori tersebut adalah kategori FTV, Film Pendek, Film Dokumenter, dan Film Bioskop.