Bukan Pakar SEO Ganteng

Showing posts with label Info SNMPTN 2013. Show all posts
Showing posts with label Info SNMPTN 2013. Show all posts

Finalisasi Pendaftaran SNMPTN Sampai 11 Maret 2013

YOGYAKARTA, suaramerdeka.com - Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013 telah ditutup pada tanggal 8 Maret 2013 pukul 22.00 WIB. Namun berdasarkan hasil rapat Panitia Pusat SNMPTN, diputuskan bahwa panitia masih memberikan waktu bagi siswa yang telah mendaftar untuk melakukan finalisasi dan mendapatkan rekomendasi sekolah sampai dengan Senin, 11 Maret 2013 pukul 22.00 WIB. 


Hal itu dikemukakan oleh Kabag Humas UGM Wijayanti Sabtu (9/3). ''Diharapkan dengan perpanjangan waktu selama 3 hari ini semua siswa yang telah sempat mendaftar SNMPTN dapat menyelesaikan proses pendaftarannya,'' katanya.

Pendaftar SNMPTN yang memilih UGM jumlahnya terus meningkat. Data tanggal 9 Maret 2013 pukul 6.30 WIB, menunjukkan sejumlah 72.198 siswa mendaftar di UGM pada pilihan pertama dan kedua.

Peminat di seluruh program studi telah melebihi daya tampung yang disediakan. Dari angka tersebut, 71.029 pendaftar telah melakukan finalisasi pendaftaran dan 70.495 telah direkomendasikan oleh sekolah. 

''Kami berharap pada saat penutupan tanggal 11 Maret 2013 nanti 72.198 pendaftar tersebut dapat menyelesaikan seluruh proses pendaftaran. Untuk itu, kami mendorong kepada kepala sekolah, agar terus membantu siswa menyelesaikan proses pendaftaran. Jangan sampai siswa yang sudah mendaftar tidak dapat mengikuti proses seleksi karena tidak menyelesaikan proses pendaftaran, ujarnya.
Setelah pendaftaran ditutup, proses selanjutnya adalah seleksi di masing-masing PTN yang dilakukan sampai dengan tanggal 27 Mei 2013. Hasil seleksi akan diumumkan pada tanggal 28 Mei 2013.
Pramudya Ksatria Budiman Info SNMPTN 2013

Universitas Brawijaya Tujuan Terbanyak Pendaftar SNMPTN 2013

Metrotvnews.com, Jakarta: Ketua Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013 Akhmaloka mengatakan Universitas Brawijaya merupakan Universitas peringkat pertama yang menjadi tujuan para pendaftar SNMPTN 2013.

Berdasarkan data yang didapat Akhmaloka pada Selasa (5/3) pukul 15.00 WIB, jumlah peminat yang mendaftar ke Universitas yang terletak di Malang, Jawa Timur itu berjumlah 63.000 ribu orang. Urutan kedua adalah Universitas Padjajaran dengan 62.000 pendaftar. Urutan ketiga adalah Universitas Gajah Mada dengan peminat sebanyak 61.000 orang.


"Univeritas Brawijaya menjadi Universitas terbanyak yang dipilih karena memiliki daya tampung terbanyak yaitu 6.500 kursi," ujarnya saat dihubungi Media Indonesia. Sedangkan daya tampung Universitas Padjajaran dan Universitas Gajah Mada adalah sebanyak 3.700 dan 3.300 kursi.

Beberapa Universitas di luar Pulau Jawa yang banyak menjadi incaran para peserta SNMPTN 2013 antara lain Universitas Sumatra Utara (USU) dengan 52.000 peminat, Universitas Sriwijaya dengan 35.000 peminat, Universitas Riau dengan 33.000 peminat dan Universitas Hasanuddin dengan 32.000 peminat.

"Selain daya tampung yang banyak, kampus-kampus besar memang banyak berada di Pulau Jawa ketimbang pulau lainnya," terangnya. (Vera Erwaty Ismainy/Agt)
Pramudya Ksatria Budiman Info SNMPTN 2013

UB Paling Banyak Diminati Pendaftar SNMPTN 2013

JAKARTA - Berdasarkan data yang dimiliki oleh Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013, perguruan tinggi yang paling banyak diminati oleh para peserta adalah Universitas Brawijaya (UB) Malang. Jumlah tersebut merupakan data terakhir pada Jumat (1/3/2013) pukul 07.00 WIB.

Demikian diungkapkan Ketua Panitia SNMPTN 2013 Akhmaloka saat dimintai keterangan mengenai update pendaftaran SNMPTN 2013. "Kampus dengan pendaftar paling banyak adalah UB. Jumlah tepatnya saya tidak hafal, tapi sekira 49 ribu pendaftar," tutur Akhmaloka kepada Okezone, Jumat (1/3/2013).


Setelah UB, kampus yang diminati paling banyak oleh pendaftar SNMPTN 2013 adalah Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung. "Jumlah pendaftar di Unpad 47,6 ribu pendaftar," paparnya.

Terpaut sedikit dengan Unpad, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta berada di peringkat ketiga. UGM menempati posisi ketiga dengan jumlah peminat 47,2 ribu siswa.
 
Mengenai program studi (prodi) favorit, Akhmaloka mengaku pihaknya belum melakukan evaluasi secara mendetail. Sehingga saat ini belum diketahui prodi yang menjadi primadona para pendaftar SNMPTN 2013.

"Untuk prodi belum dievaluasi. Saat ini baru dilihat total pendaftar belum ada evaluasi secara detail," urai Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) tersebut.

Pendaftaran SNMPTN 2013 sudah dibuka sejak 1 Februari lalu dan akan berakhir pada 8 Maret 2013. Untuk dapat mendaftar, siswa harus menggunakan Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) dan password yang diberikan oleh kepala sekolah saat verifikasi data pada Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).(rfa)
Pramudya Ksatria Budiman Info SNMPTN 2013

Siswa Masih Wait and See Daftar SNMPTN

JAKARTA - Sekira sepuluh hari menjelang penutupan pendaftaran SNMPTN 2013, masih banyak siswa SMA/sederajat yang belum mendaftarkan diri. Di Jawa Tengah, tepatnya di panlok SNMPTN Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta, baru 25 persen sekolah mendaftarkan diri di laman Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) SNMPTN 2013. 

Ketua Panitia SNMPTN 2013 UNS, Prof Drs. Sutarno, MSc. PhD mengungkap, salah satu alasan masih banyak siswa belum mendaftar SNMPTN adalah karena mereka masih wait and see. "Mereka umumnya masih mempelajari kira-kira fakultas beserta jurusan yang banyak dipilih oleh pendaftar. Program studi mana saja yang persaingannya ketat," ujar Sutarno, Selasa (26/2/2013) 


Pembantu Rektor I UNS ini memaparkan, hingga hari ini sudah 24.185 pendaftar memilih UNS. Namun, masih banyak siswa dari 13.303 sekolah di Indonesia yang telah terdaftar pada PDSS belum mendaftarkan diri pada SNMPTN 2013. 

Sutarno mengungkap, lonjakan pendaftar yang cukup tajam biasa terjadi pada hari-hari akhir menjelang penutupan pendaftaran. Secara kuantitas, ujarnya, bisa mencapai tiga kali lipat dari hari biasa. Pendaftaran SNMPTN 2013 akan serentak ditutup pada 8 Maret 2013 mendatang.

"Saya hanya mengingatkan kepada para calon pendaftar agar segera melakukan pendaftaran. Sebab, jika saat hari-hari akhir menjelang penutupan dikawatirkan terjadi penumpukan sehingga menyebabkan akses susah masuk," imbuh Sutarno.(rfa)
Pramudya Ksatria Budiman Info SNMPTN 2013

Uang Kuliah Tunggal

KOMPAS.com - Pendaftaran seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri telah dimulai sejak 1 Februari hingga 8 Maret 2013. SNMPTN diperuntukkan bagi siswa SMA sederajat yang mengikuti UN 2013 berdasarkan penjaringan prestasi akademik dengan menggunakan nilai rapor semester III, IV, dan V.

Selain SNMPTN, masih ada seleksi bentuk lain yang bergantung pada masing-masing PTN. Contohnya, Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan seleksi masuk melalui tiga sistem, yakni SNMPTN yang akan menerima 50 persen dari daya tampung, seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) yang akan menerima 30 persen, dan seleksi/ujian mandiri (UM) yang akan menerima 20 persen dari daya tampung. SNMPTN didasarkan pada nilai rapor, sedangkan SBMPTN dan UM didasarkan pada ujian tulis.


Calon mahasiswa dan orangtuanya harus mulai memilih program studi (prodi) yang sesuai dengan cita-cita anak. Namun, tidak kalah penting adalah mencermati biaya pendidikan di setiap program studi yang nilainya berbeda. Pada umumnya, biaya pendidikan pada prodi favorit seperti pendidikan dokter, teknik, dan ekonomi lebih mahal daripada prodi yang kurang favorit. Tentu saja biaya pendidikan tersebut harus disesuaikan dengan kemampuan ekonomi keluarga.

Seberapa banyak biaya yang harus disediakan orangtua? Sebagai gambaran, biaya pendidikan di UGM meliputi sumbangan peningkatan mutu akademik (SPMA) yang dibayar sekali selama pendidikan dengan nilai bervariasi bergantung prodi dan penghasilan orangtua. SPMA di fakultas teknik (FT) bervariasi dari Rp 5 juta sampai Rp 40 juta, sedangkan fakultas kedokteran (FK) Rp 10 juta-Rp 100 juta. Biaya lainnya sama untuk seluruh fakultas, meliputi SPP (Rp 500.000 per semester) dan BOP (Rp 75.000 per SKS per semester untuk eksakta dan Rp 60.000 per SKS per semester untuk ilmu sosial).

Rata-rata biaya sumbangan penyelenggaraan pendidikan (SPP) dan biaya operasional pendidikan (BOP) mahasiswa eksakta sekitar Rp 2 juta per semester. Di Universitas Indonesia, biaya pendidikan terdiri atas uang pangkal (UP) yang dibayarkan sekali selama pendidikan dan BOP yang dibayar tiap semester. Biaya di FT dan FK sama, yaitu UP sebesar Rp 25 juta dan BOP Rp 7,5 juta per semester. Biaya pendidikan di prodi lain berbeda dan dapat dilihat di laman PTN masing-masing. Biaya pendidikan di PTN lain tidak jauh beda dengan kedua PTN tersebut.

Dari gambaran itu, orangtua calon mahasiswa baru bisa menyiapkan dana untuk menyekolahkan putra-putrinya di perguruan tinggi dan menghitung berapa dana yang harus dikeluarkan sampai lulus sarjana. Biaya itu belum termasuk biaya hidup selama pendidikan.

Sedang dihitung

Ketika terbit UU No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, timbul harapan adanya keberpihakan pemerintah kepada rakyat miskin untuk bisa mengenyam pendidikan tinggi. Pasal 74 Ayat 1 UU itu menyatakan, ”PTN wajib mencari dan menjaring calon mahasiswa yang memiliki potensi akademik tinggi, tetapi kurang mampu secara ekonomi dan calon mahasiswa dari daerah terdepan, terluar, dan tertinggal untuk diterima paling sedikit 20 persen dari seluruh mahasiswa baru yang diterima dan tersebar pada semua program studi.”

Harapan semakin menguat ketika Mendikbud dan Dirjen Dikti menginstruksikan uang kuliah tunggal (UKT) akan diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014. Dengan UKT, mahasiswa baru tak perlu membayar berbagai macam biaya, tetapi hanya membayar uang kuliah tunggal yang jumlahnya akan tetap dan berlaku sama pada tiap semester selama masa kuliah. Mendikbud menjanjikan, tidak akan ada lagi biaya tinggi masuk PTN. Pemerintah akan memberikan dana bantuan operasional pendidikan tinggi negeri (BOPTN). Dana BOPTN meningkat dari tahun lalu Rp 1,5 triliun menjadi Rp 2,7 triliun tahun ini.

Dengan UKT, benarkah biaya pendidikan di PT akan turun? Dari pengalaman, yaitu ketika status PTN berubah menjadi PT BHMN pada 2000, biaya pendidikan di PTN meroket. PT BHMN diberi keleluasaan menarik dana dari masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Sejak itu, muncul berbagai macam biaya seperti uang pangkal, SPMA, SPP, dan BOP. Lebih memprihatinkan, biaya pendidikan di PTN lain yang bukan PT BHMN juga ikut-ikutan naik. Celakanya, biaya pendidikan SD, SMP, dan SMA pun ikut naik. Sepertinya pemerintah tak berdaya mengendalikannya. Jadilah biaya pendidikan tidak terjangkau seluruh lapisan masyarakat. Hanya orang kaya yang mampu menyekolahkan anaknya di PT.

Saat ini, semua PTN masih menghitung besaran UKT yang kemudian hasilnya diserahkan ke Ditjen Dikti untuk mendapat persetujuan dan ditentukan besaran BOPTN yang akan diberikan kepada masing-masing PTN. Besar kemungkinan UKT yang dihitung PTN tak banyak berbeda dengan biaya yang sudah berjalan saat ini. Kemungkinan PTN akan menghitungnya berdasarkan pembiayaan pendidikan tahun sebelumnya yang sudah telanjur mahal. Uang pangkal yang nilainya besar bisa saja diratakan untuk delapan semester sehingga kelihatan kecil.

Kalau kondisi ini yang terjadi, harapan UKT murah tidak akan terwujud, bahkan bisa jadi akan lebih memberatkan. Seharusnya PTN menghitung secara cermat UKT dengan melakukan efisiensi pada pos-pos pembiayaan yang prioritasnya rendah sehingga bisa menekan UKT. Namun, dengan waktu yang sangat terbatas, mengingat proses pendaftaran SNMPTN sudah dimulai 1 Februari 2013, kemungkinan cara ini tidak bisa dilakukan.

Kuliah dengan sistem kredit tak sesuai dengan biaya pendidikan yang tetap sepanjang masa studi. Misalnya, uang kuliah Rp 7,5 juta per semester. Seorang mahasiswa di semester akhir yang tinggal mengerjakan tugas akhir dengan bobot 4 SKS akan keberatan jika harus membayar Rp 7,5 juta. Dengan BOP per SKS seperti yang berlaku di UGM dalam contoh di atas, seharusnya dia hanya membayar SPP Rp 500.000 plus 4 SKS dengan tarif Rp 75.000 per SKS, atau hanya Rp 800.000.

Harapan UKT lebih murah hanya tinggal bertumpu pada kebijakan Mendikbud dan Dirjen Dikti dalam memutuskan UKT. Ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan. Pertama, menyetujui usulan UKT PTN dengan cara hitungan yang dilakukan PTN, yang berarti UKT mahal. Kedua, pemerintah memberikan BOPTN dalam jumlah besar sehingga UKT terjangkau. Namun, dana BOPTN sudah ditentukan sebesar Rp 2,7 triliun sehingga tidak mungkin memberikan subsidi melebihi anggaran tersebut.

Ketiga, pemerintah berani menghapus pos-pos pembiayaan dengan prioritas rendah yang diusulkan PTN. Akhirnya, yang bisa kita lakukan adalah menunggu penetapan UKT yang segera diumumkan ke masyarakat. Informasi itu sangat ditunggu calon mahasiswa untuk memilih program studi yang dituju.

Adilkah UKT?

Data BPS tahun 2012 menunjukkan, jumlah penduduk miskin—seseorang yang pengeluarannya kurang dari Rp 248.707 per bulan—29,1 juta jiwa. Pengeluaran sebesar itu adalah untuk biaya makan, perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Apabila ditambah dengan orang hampir miskin yang pengeluarannya kurang dari 1,2 dari nilai tersebut, jumlahnya lebih dari 55 juta jiwa.

Bandingkan dengan jumlah penduduk Singapura yang hanya 2,5 juta jiwa dan Malaysia 24 juta jiwa. Sementara itu, ada sekitar 50 juta penduduk menengah-atas yang mampu membeli mobil dan barang-barang berharga lainnya. Di antara 50 juta orang tersebut terdapat 40 orang terkaya di Indonesia yang kekayaannya mencapai Rp 870 triliun. Sementara lebih dari 55 juta rakyat harus mengencangkan ikat pinggang untuk bisa bertahan hidup. Biaya pendidikan yang mahal tak masalah bagi golongan kaya untuk bisa menyekolahkan anaknya. Namun, bagaimana dengan golongan ekonomi lemah?

Kondisi perekonomian masyarakat sangat bervariasi. Ada warga miskin, sedang, menengah, kaya, dan sangat kaya. Kemampuan masyarakat untuk membiayai pendidikan anak-anaknya beragam. Seperti yang diterapkan UGM, biaya pendidikan tidak sama untuk seluruh mahasiswa, bergantung pada kemampuan orangtua. Ada beberapa jalur masuk UGM. Orang kaya bisa melalui jalur dengan SPMA tinggi, sedangkan warga lainnya melalui jalur dengan SPMA lebih rendah dan bahkan nol rupiah. Ini dimaksudkan untuk memberikan subsidi silang. Orang kaya menyubsidi orang miskin.

Bagi warga miskin, ada kesempatan mendapatkan beasiswa, antara lain beasiswa Bidik Misi bagi warga miskin berprestasi untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Saat ini, setelah berjalan tiga tahun, jumlah mahasiswa yang mendapat beasiswa ini mencapai 90.000 orang, atau sekitar 30.000 orang per tahun. Program ini sangat bagus meski jumlahnya relatif kecil dibandingkan dengan lebih dari 19 juta warga yang tidak mengenyam pendidikan tinggi.

Namun, bagi warga dengan kondisi perekonomian sedang dan menengah yang tak masuk kriteria untuk mendapat beasiswa, UKT yang nilainya sama untuk semua mahasiswa dirasa tak adil dan memberatkan. Seorang PNS golongan IV dengan gaji dan tunjangan sebesar Rp 5 juta per bulan akan kesulitan untuk menyekolahkan anaknya di PT. Apalagi, kalau jumlah anak yang kuliah lebih dari satu. Gaji Rp 5 juta per bulan habis untuk biaya hidup yang semakin tinggi. Namun, sebagai orangtua mereka punya harapan untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya agar kehidupan mereka bisa lebih baik di kemudian hari meski dengan berbagai cara, termasuk utang sana utang sini. Kalau PNS golongan IV saja kesulitan untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya, bagaimana dengan masyarakat yang pendapatannya lebih rendah, tetapi tidak termasuk miskin?

Pendidikan dan kemiskinan

Data BPS tahun 2011 menunjukkan, jumlah penduduk usia 19-24 tahun (usia seseorang menempuh pendidikan tinggi) sekitar 24 juta jiwa. Sementara itu, angka partisipasi kasar (APK) PT adalah 18 persen. Artinya, penduduk usia tersebut yang mengenyam pendidikan tinggi 4,3 juta. Berarti ada 19,7 juta yang tidak bisa melanjutkan pendidikan di PT, sebagian besar karena tidak mampu membiayai biaya pendidikan tinggi yang sangat mahal.

Padahal, PT punya peran besar dalam pengentasan rakyat miskin dan mengantarkan bangsa menjadi lebih maju dan bermartabat. Banyak contoh dalam kehidupan di lingkungan kita yang menunjukkan keberhasilan seseorang dicapai melalui pendidikan tinggi. Presiden dan Wakil Presiden RI serta Mendikbud bisa sukses karena mengenyam pendidikan di PT. Pada masa itu, biaya pendidikan tinggi tidak semahal saat ini, yang memungkinkan orang tidak mampu bisa kuliah.

Kemiskinan dan tingginya biaya pendidikan menyebabkan tingkat pendidikan warga miskin rendah, prestasi akademik kurang baik, sehingga sulit untuk mendapatkan pekerjaan layak. Banyak di antara mereka yang bekerja sebagai pekerja serabutan, buruh bangunan, pengamen, pedagang asongan, dan bahkan menjadi pengemis di perempatan jalan. Lebih parah lagi, banyaknya penduduk miskin berpendidikan rendah yang tidak punya pekerjaan bisa menyebabkan berbagai masalah sosial, seperti tingginya angka kriminalitas, perampokan, penjambretan, pencurian, peredaran narkoba, prostitusi, teroris, dan tindakan negatif lainnya.

Perlu orang atau institusi PT yang berani berkorban dengan menyelenggarakan pendidikan yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Kemudian, kita evaluasi apakah dengan biaya pendidikan murah kualitas pendidikan akan menurun. Memang, ini tantangan untuk berani melawan arus dan membuktikan bahwa kita mampu memberikan yang terbaik bagi kemajuan bangsa.

Pada masa Orde Baru, dengan biaya kuliah terjangkau bisa dihasilkan tokoh-tokoh berkualitas seperti Susilo Bambang Yudhoyono, Boediono, Mohammad Nuh, dan banyak tokoh lainnya. Apakah pada masa Orde Reformasi yang biaya kuliahnya mahal akan dihasilkan tokoh-tokoh yang lebih hebat dari mereka? Mari kita buktikan sesuai dengan perjalanan waktu.


Bambang Triatmodjo Guru Besar Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, FT UGM
Pramudya Ksatria Budiman Info SNMPTN 2013

Sistem dan Proses Seleksi SNMPTN 2013

KOMPAS.com - Kemendikbud melalui Panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2013 sudah mengumumkan sistem dan metode seleksi mahasiswa baru tahun 2013.

Pendaftaran mulai 1 Februari 2013 sampai 8 Maret 2013 dengan kuota 50 persen jatah kursi PTN diisi melalui SNMPTN dan 30 persen melalui seleksi bersama masuk PTN. Sisanya, 20 persen seleksi mandiri, diserahkan PTN untuk menentukan sendiri sistem dan seleksi penerimaan mahasiswa baru yang dikehendaki PTN itu.

Harus dicermati

Beberapa hal mendasar patut dicermati pada sistem dan seleksi SNMPTN 2013. Pertama, panitia SNMPTN 2013 mengatakan, yang berhak ikut SNMPTN adalah sekolah yang sudah mendaftarkan siswa ke pangkalan data sekolah dan siswa (PDSS) dan mendapat rekomendasi dari kepala sekolah. Sementara itu, panitia SNMPTN juga mengatakan, sekolah yang sudah mengirimkan data siswanya ke PDSS baru 11.965 sekolah (SMA/MA/SMK) dari 27.670 sekolah yang ada.

Jika sekolah yang memasukkan data ke PDSS masih jauh dari yang seharusnya, panitia SNMPTN seharusnya berpikir ulang dengan konsep dan sistem seleksi yang ditawarkan. Panitia harusnya bertanya dan koreksi diri atas konsep dan sistem yang dibuat. Jangan-jangan konsep dan sistem seleksi yang dibuat itu hanya berdasarkan asumsi yang tak berdasarkan fakta dan kesiapan sarana dan prasarana di lapangan.

Kedua, panitia SNMPTN juga tidak menjelaskan apa dasar penentuan persentase 50 untuk SNMPTN, 30 persen seleksi bersama PTN, dan 20 persen seleksi mandiri. Mengapa tidak 100 persen saja SNMPTN, mengapa harus ada SNMPTN atau seleksi mandiri masih ada. Sederet pertanyaan lain dapat diajukan untuk mempertanyakan keunggulan sistem seleksi mahasiswa baru PTN 2013. Terkesan seleksi masuk PTN yang ditawarkan pemerintah saat ini seleksi gado-gado yang berusaha mengakomodasi semua kepentingan, tetapi lupa hakikat dari seleksi itu sendiri sebagai alat menjaring bibit-bibit terbaik dari proses pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan.

Ketiga, gagasan untuk menanamkan budaya kejujuran kepada pihak sekolah yang ikut memasukkan data siswanya ke PDSS sesuatu yang baik dan mendidik. Namun, untuk tujuan seleksi masuk PTN, harus diingat siapa yang menanggung akibat perbuatan ketidakjujuran sekolah pada tahun berikutnya. Cukup rasionalkah kita menimpakan kesalahan atau ketakjujuran seorang oknum operator data sekolah kepada siswa yang tak berkaitan dengan masalah data itu?

Menanamkan budaya bersih dan jujur seharusnya ditekankan pada proses pembelajaran dan pendidikan saat proses itu berlangsung. Penekanannya adalah pada peserta didik. Akibat lain yang mungkin terjadi adalah sekolah yang terkena sanksi panitia SNMPTN 2013—istilah panitia SNMPTN 2013 di-black list—boleh jadi pada tahun ajaran baru nanti tidak akan mendapatkan siswa baru lagi sebab siapa yang mau masuk ke sekolah yang sudah di-black list, apalagi bukan sekolah vokasi/keterampilan.

Keempat, SNMPTN 2013 juga terkesan bernuansa pemerataan dan pembatasan. Nuansa pemerataan dan pembatasan itu terlihat dari aturan pemilihan program studi dan PTN yang diperbolehkan. Kalau tujuan pemerataan pendidikan dan kesempatan memperoleh pendidikan yang dimaksud sehingga ada nuansa pemerataan dan pembatasan, bukankah hal itu berbeda secara konseptual dengan tujuan diadakannya seleksi?

Sebuah gugatan

Melirik kepada empat hal yang dikemukakan itu, patut dipertanyakan maksud dan tujuan dilakukannya SNMPTN 2013 serta asumsi yang digunakan sehingga model atau metode seleksi itu dilakukan. Sistem dan metode seleksi dan alat seleksi yang digunakan harus dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya dengan tidak melupakan semangat yang melekat pada sistem pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan di sekolah.

Seleksi dilakukan utamanya untuk mencari dan mendapatkan yang terbaik, sekaligus menumbuhkan sikap dan semangat berprestasi. Semangat berprestasi dan menjadi yang terbaik seharusnya menjadi dasar perumusan dan penentuan model seleksi masuk PTN. Sebagian besar masyarakat kita masih memercayai PTN sebagai lembaga pendidikan tinggi yang terbaik dan terjangkau masyarakat luas dibandingkan terhadap lembaga pendidikan tinggi milik swasta.

Sekali lagi, yang namanya seleksi adalah mencari yang terbaik dari sejumlah yang ada, bukan pemerataan, apalagi pembatasan. Kejujuran dan sanksi akibat ketidakjujuran pihak sekolah juga bukan menjadi tanggungan peserta didik yang tidak berurusan langsung dengan masalah kejujuran dan sanksi yang akan dikenakan panitia SNMPTN itu.
Pramudya Ksatria Budiman Info SNMPTN 2013

Pendaftaran PDSS SNMPTN Diundur 11 Februari

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pendaftaran untuk pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) sebagai persyaratan utama sekolah mendafar SNMPTN diundur.
Langkah ini perlu diambil menyusul masih banyaknya sekolah yang hingga penutupan pendaftaran PDSS dini hari tadi belum menuntaskan pendaftaran.

Prof Achmad Syahrani, salah satu panitia SNMPTN di Surabaya menuturkan bahwa masih banyak sekolah yang belum menuntaskan tahapan pendaftaran.
"Sekolah yang sudah mendaftar melalui PDSS namun belum menyelesaikan keseluruhan tahapan, masih diberi kesempatan hingga 11 Februari," teranga Syahrani kepada surya.co.id (tribunnews group), Sabtu (9/2/2013).
Panitia pusat masih memberikan kesempatan kepada seluruh SMA/SMK/MA hingga tiga hari ke depan.
"Silakan selesaikan tahapan pendaftaran PDSS. Panitia akan menunggu hingga Senin pukul 22.00," tambah Syahrani.
Tahapan pendaftaran yang dimaksud adalah memasukkan seluruh nilai rapor dari seluruh siswa.
Siswa melakuan verifikasi nilai dan sekolah memverifikasi nilai seluruh siswa.
"Sementara bagi siswa yang belum verifikasi nilai yang telah diisikan sekolah diberi waktu dampai 6 Maret," tambah Syahrani.
Pramudya Ksatria Budiman Info SNMPTN 2013

Teliti Pilih Program Studi Saat Mendaftar SNMPTN

JAKARTA, KOMPAS.com Pendaftaran untuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) 2013 telah dibuka mulai Jumat (1/2/2013). Dalam melakukan pendaftaran, para siswa diminta untuk berhati-hati dalam memilih program studi yang diminatinya agar dapat memperoleh hasil sesuai yang diharapkan.

Ketua Panitia SNMPTN 2013 Akhmaloka mengingatkan agar calon peserta SNMPTN tidak salah pilih program studi. Mereka wajib membaca ketentuan di PTN yang dituju serta daya tampung dari program studi yang diinginkan. Semuanya dapat dilihat langsung melalui situs resmi SNMPTN.


"Harus dibaca ketentuan di universitasnya. Jangan sampai ada yang terlewat," kata Akhmaloka saat konferensi pers Pendaftaran SNMPTN 2013 di Gedung D Dikti, Jakarta, Jumat (1/2/2013).

Ia menjelaskan bahwa berbagai program studi mempunyai kriteria dan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi. Misalnya saja untuk jurusan teknik, ada persyaratan khusus bahwa calon mahasiswa tersebut tidak boleh buta warna.

Kemudian, ketentuan yang berbeda untuk program studi yang sama. Misalnya, untuk jurusan psikologi. Beberapa universitas mensyaratkan pendaftar program studi ini berasal dari jurusan IPS, tetapi di universitas lain mensyaratkan dari jurusan IPA.

"Itu harus diperhatikan benar karena jika tak teliti akibatnya bisa saja jadi gagal dalam SNMPTN," ujar Akhmaloka.

Terkait PTN pilihan yang harus sesuai domisili sekolah asal, ia menjelaskan bahwa peraturan tersebut berlaku jika peserta memilih dua PTN yang dituju. Namun, jika hanya memilih satu PTN, maka calon peserta dapat memilih PTN di provinsi mana pun. Maksimal, calon peserta hanya boleh memilih dua PTN dengan syarat satu PTN harus berada di provinsi SMA asal.

"Ini sebenarnya bertujuan memeratakan juga. Kadang-kadang semua ingin masuk di universitas papan atas, tapi tentu banyak yang tidak masuk. Padahal jangan sampai, ada kesempatan kuliah di PT, tapi tidak terisi," ungkap Akhmaloka.
Pramudya Ksatria Budiman Info SNMPTN 2013