Alexandria Mills dari Amerika Serikat (AS) semalam resmi menyandang gelar Miss World 2010 pada malam final yang dihelat di Sanya,China.
Mills berhasil mengalahkan lebih dari 100 wanita cantik dari seluruh dunia untuk bisa mendapatkan mahkota bergengsi tersebut. Kekagetan bercampur rasa tak percaya dan kebahagiaan terlihat jelas di wajah Mills, 18, ketika namanya disebut presenter Angela Chow sebagai pemenang. Gadis berambut pirang itu tampak tak bisa membendung air matanya ketika Miss World 2009 Kaiane Aldorino dari Gibraltar meletakkan mahkota di kepalanya dan membimbingnya ke depan sebuah singgasana berbentuk permata.
Malam final Miss World tahun ini bertepatan dengan 60 tahun berlangsungnya kontes kecantikan bergengsi di dunia itu. Mills berhasil menyisihkan dua rival terberatnya, yaitu Emma Wareus dari Botswana,yang menyabet gelar runner-uppertama dan Adriana Vasini dari Venezuela, yang duduk sebagai runner-upkedua dalam malam final Miss World 2010 itu.
Dalam sebuah wawancara di situs resmi Miss World, Mills tertarik pada dunia fotografi. “Saya ingin berkeliling dunia dan berkarier di bidang fotografi pemandangan dan arsitektur. Saya juga ingin kuliah di bidang fotografi,” paparnya. Mills yang baru saja lulus dari SMA itu mengaku bercita-cita menjadi seorang guru. “Saya tak pernah bertemu orang asing dan senang bertemu teman baru,”ujar Mills di situs Miss World.
Sementara wakil dari Indonesia Miss Indonesia 2010,Asyifa Latief, tidak berhasil menyabet satu gelar pun dalam ajang yang dibuka dengan tarian tradisional China yang sangat memukau itu.
Pada ajang ratu sejagat ini Asyifa terus mempromosikan keindahan dan keramahan Indonesia.Ajang ini dianggap sangat tepat untuk terus mempromosikan Indonesia ke dunia internasional. “Saya senang menceritakan mengenai wayang, batik,dan keris yang merupakan heritage Indonesia yang sudah diakui UNESCO,”ungkap Asyifa. Dara manis asal Jawa Barat ini juga selalu menjelaskan tentang Indonesia yang memiliki lebih dari 15.000 pulau. “Jumlah penduduk yang banyak, makanan, dan lain-lain. Saya berusaha meyakinkan mereka bahwa Indonesia sangat menarik untuk menjadi lokasi tujuan wisata,”ungkapnya.
Acara itu juga dimeriahkan oleh saksofonis kelas dunia, Dave Koz, penyanyi Puerto Rico Carlos Aponte dan Shayne Ward. Dalam malam puncak final itu, semua kontestan Miss World tampil di panggung dengan aksi yang disebut Dances of the World.Aksi ini dimulai dengan penampilan dari Brasil,diikuti India.
Sementara pada akhir malam final itu, semua kontestan berada di panggung untuk menyanyikan lagu One World sebagai simbol mereka bersatu dalam satu suara. Semua kontestan lalu muncul kembali di atas panggung dengan mengenakan baju putih dan perak,untuk mendukung penampilan mereka dalam tarian baju Permata.
Sebelum malam puncak penganugerahan mahkota Miss World tadi malam, ajang ini telah memberikan beberapa penghargaan. Pada 19 Oktober lalui,Yara Lasanta dari Puerto Rico telah dianugerahi gelar sebagai Miss World Beach Beauty.
Lori Moore dari Irlandia Utara berhasil menyabet gelar sebagai Miss World Sports pada 22 Oktober. Moore, 20, dikenal sebagai penggemar hoki dan netball. Gelar Miss World Top Model direbut Mariann Birkedal dari Norwegia pada ajang yang dihelat pada 23 Oktober lalu.Pada tanggal yang sama, Mihilani Teixeira dari French Polynesia dinobatkan sebagai Miss World Dress Designer. Emma Britt Waldron,yang seorang pemain biola, ditahbiskan sebagai Miss World Talentpada 26 Oktober yang lalu.
Sementara Natasha Metto dari Kenya,menjadi Si Cantik dengan sebuah Tujuan (Beauty with a Purpose) kemarin. Metto yang bekerja melawan epidemik kutu Jigger di negaranya adalah salah satu kontestan yang mendapatkan tempat “cepat”di final dengan memenangkan titel “mini”. Kompetisi Miss World yang dihelat di Sanya kemarin diikuti 115 kontestan dari seluruh dunia. Kompetisi yang pertama kali dihelat pada 1951 itu digelar kembali di Sanya untuk kelima kalinya dalam delapan tahun terakhir.
Dipilihnya Sanya sebagai tempat final ajang kecantikan itu memiliki alasan tersendiri. “Miss World punya hubungan khusus dengan Sanya dan tidak ada tempat lain yang lebih baik untuk merayakan 60 tahun ajang ini,”ujar ketua kontes itu,Julia Morley.
Source : http://www.seputar-indonesia.com/