Bukan Pakar SEO Ganteng

Showing posts with label Tim Nasional Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Tim Nasional Indonesia. Show all posts

Inilah Surat Untuk Firman Utina

Nama penulis E.S. Ito kini berkibar di dunia maya setelah dia mengunggah tulisan di blognya http://itonesia.com, berjudul "Surat untuk Firman." Firman yang dimaksud Ito dalam tulisan itu tak lain adalah Firman Utina, kapten kesebelasan tim nasional Indonesia.

Petang nanti, (Rabu, 29/12) tim nasional Indonesia akan berhadapan dengan Malaysia di leg kedua final Piala AFF Suzuki 2010 di Stadion Gelora Bung Karno. Timnas Indonesia kalah 3-0 saat berlaga di kandang lawan, di Stadion Bukit Jalil Malaysia ahad (26/12) lalu.

Banyak pihak menilai kekalahan tersebut disebabkan faktor-faktor di luar lapangan, antara lain upaya politisasi sejumlah pihak, yang akhirnya membebani pemain. Hal-hal itulah yang menarik perhatian Ito sehingga menulis surat terbuka itu. Ia meminta agar Firman dan yang lainnya untuk bermain dengan gembira tanpa harus memikirkan beban berat.

Seperti tertulis di biografinya, Ito lahir pada 1981, di Magek, Kabupaten agam, Sumatera Barat. Nama E.S. Ito merupakan gabungan dari singkatan nama asli dan nama panggilannya. E.S. adalah singkatan Eddri Sumitra, sedangkan Ito adalah panggilan masa kecilnya.

Alumni SMA Taruna Nusantara Magelang dan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini telah menerbitkan dua novel. Novel pertamanya "Negara Kelima" terbit tahun 2005. Dua tahun kemudian dia menulis novel keduanya yang cukup terkenal yakni "Rahasia Meede".

Tulisan Ito tentang tim nasional Indonesia ini beredar di Twitter sejak Selasa (28/12) kemarin. Tak lama setelahnya, blognya pun kebanjiran pengunjung dan sukar untuk diakses .

Berikut surat Ito selengkapnya:

Surat Untuk Firman

Kawan, kita sebaya. Hanya bulan yang membedakan usia. Kita tumbuh di tengah sebuah generasi dimana tawa bersama itu sangat langka. Kaki kita menapaki jalan panjang dengan langkah payah menyeret sejuta beban yang seringkali bukan urusan kita. Kita disibukkan dengan beragam masalah yang sialnya juga bukan urusan kita. Kita adalah anak-anak muda yang dipaksa tua oleh televisi yang tiada henti mengabarkan kebencian. Sementara adik-adik kita tidak tumbuh sebagaimana mestinya, narkoba politik uang membunuh nurani mereka. Orang tua, pendahulu kita dan mereka yang memegang tampuk kekuasaan adalah generasi gagal. Suatu generasi yang hidup dalam bayang-bayang rencana yang mereka khianati sendiri. Kawan, akankah kita berhenti lantas mengorbankan diri kita untuk menjadi seperti mereka?

Di negeri permai ini, cinta hanyalah kata-kata sementara benci menjadi kenyataan. Kita tidak pernah mencintai apapun yang kita lakukan, kita hanya ingin mendapatkan hasilnya dengan cepat. Kita tidak mensyukuri berkah yang kita dapatkan, kita hanya ingin menghabiskannya. Kita enggan berbagi kebahagiaan, sebab kemalangan orang lain adalah sumber utama kebahagiaan kita. Kawan, inilah kenyataan memilukan yang kita hadapi, karena kita hidup tanpa cinta maka bahagia bersama menjadi langka. Bayangkan adik-adik kita, lupakan mereka yang tua, bagaimana mereka bisa tumbuh dalam keadaan demikian. Kawan, cinta adalah persoalan kegemaran. Cinta juga masalah prinsip. Bila kau mencintai sesuatu maka kau tidak akan peduli dengan yang lainnya. Tidak kepada poster dan umbul-umbul, tidak kepada para kriminal yang suka mencuci muka apalagi kepada kuli kamera yang menimbulkan kolera. Cinta adalah kesungguhan yang tidak dibatasi oleh menang dan kalah.

Hari-hari belakangan ini keadaan tampak semakin tidak menentu. Keramaian puluhan ribu orang antre tidak mendapatkan tiket. Jutaan orang lantang bersuara demi sepakbola. Segelintir elit menyiapkan rencana jahat untuk menghancurkan kegembiraan rakyat. Kakimu, kawan, telah memberi makna solidaritas. Gocekanmu kawan, telah mengundang tarian massal tanpa saweran. Terobosanmu, kawan, menghidupkan harapan kepada adik-adik kita bahwa masa depan itu masih ada. Tendanganmu kawan, membuat orang-orang percaya bahwa kata "bisa" belum punah dari kehidupan kita. Tetapi inilah buruknya hidup di tengah bangsa yang frustasi, semua beban diletakkan ke pundakmu. Seragammu hendak digunakan untuk mencuci dosa politik. Kegembiraanmu hendak dipunahkan oleh iming-iming bonus dan hadiah. Di Bukit Jalil kemarin, ada yang mengatakan kau terkapar, tetapi aku percaya kau tengah belajar. Di Senayan esok, mereka bilang kau akan membalas, tetapi aku berharap kau cukup bermain dengan gembira.

Firman Utina, kapten tim nasional sepak bola Indonesia, bermain bola lah dan tidak usah memikirkan apa-apa lagi. Sepak bola tidak ada urusannya dengan garuda di dadamu, sebab simbol hanya akan menggerus kegembiraan. Sepak bola tidak urusannya dengan harga diri bangsa, sebab harga diri tumbuh dari sikap dan bukan harapan. Di lapangan kau tidak mewakili siapa-siapa, kau memperjuangkan kegembiraanmu sendiri. Di pinggir lapangan, kau tidak perlu menoleh siapa-siapa, kecuali Tuan Riedl yang percaya sepak bola bukan dagangan para pecundang. Berlarilah Firman, Okto, Ridwan dan Arif, seolah-olah kalian adalah kanak-kanak yang tidak mengerti urusan orang dewasa. Berjibakulah Maman, Hamzah, Zulkifli dan Nasuha seolah-olah kalian mempertahankan kegembiraan yang hendak direnggut lawan. Tenanglah Markus, gawang bukan semata-mata persoalan kebobolan tetapi masalah kegembiraan membuyarkan impian lawan. Gonzales dan Irvan, bersikaplah layaknya orang asing yang memberikan contoh kepada bangsa yang miskin teladan.

Kawan, aku berbicara tidak mewakili siapa-siapa. Ini hanyalah surat dari seorang pengolah kata kepada seorang penggocek bola. Sejujurnya, kami tidak mengharapkan Piala darimu. Kami hanya menginginkan kegembiraan bersama dimana tawa seorang tukang becak sama bahagianya dengan tawa seorang pemimpin Negara. Tidak, kami tidak butuh piala, bermainlah dengan gembira sebagaimana biasanya. Biarkan bola mengalir, menarilah kawan, urusan gol seringkali masalah keberuntungan. Esok di Senayan, kabarkan kepada seluruh bangsa bahwa kebahagiaan bukan urusan menang dan kalah. Tetapi kebahagiaan bersumber pada cinta dan solidaritas. Berjuanglah layaknya seorang laki-laki, kawan. Adik-adik kita akan menjadikan kalian teladan!

LAPTOP GRATIS

Semoga Surat Buat Firman Utina diatas dapat menjadi pemicu semangat Buat Tim Garuda untuk memenangkan pertandingan

Garuda di dadaku
Garuda kebanggaanku
Kuyakin hari ini pasti menang..
Kobarkan semangatmu
Tunjukkan keinginanmu
Ku yakin hari ini pasti menang..


Semoga Indonesia bisa juara AFF Suzuki Cup 2010 Insya Allah


:GARUDA DI  DADAKU


Final AFF Suzuki Cup 2010 | Tim Nasional Indonesia Menuju Stadion Nasional Bukit Jalil Malaysia


Usai mengalahkan Filipina pada leg kedua semifinal Piala AFF 2010, tim Merah Putih memulai kembali berlatih di Lapangan PSSI, Senayan Jakarta, Senin (20/12) petang. Pelatih tim nasisonal (timnas) Alfred Riedl memberikan latihan ringan kepada tim inti, termasuk Yongki Aribowo yang baru bergabung. Latihan keras justru diberikan kepada para pemain cadangan, termasuk striker naturalisasi Irfan Bachdim.

Sementara, dua pemain inti, kapten Firman Utina dan sayap kiri Okto Maniani tampak berlatih terpisah. Firman belum mampu berlari karena lututnya masih sakit. Masalah otot juga dialami oleh Okto. Diharapkan dalam dua hari ke depan keduanya akan segera pulih.

Meski pernah mengalahkan Malaysia dengan skor telak (5-1) pada babak penyisihan lalu, timnas diminta tetap waspada. Performa tim muda Malaysia mulai stabil dan dapat menjadi ancaman serius bagi mimpi Merah Putih merebut Piala AFF.

Indonesia bertindak selaku tim tamu untuk leg pertama yang dijadwalkan Ahad (26/12). Melihat dukungan publik Malaysia pada leg semifinal pertama saat menjamu Vietnam, Firman Utina harus siap mental. Suporter Malaysia tidak kalah galak dengan suporter Tanah Air. Meski demikian Firman mengaku, dia dan kawan-kawannya tak akan gentar.

Menurutnya, teror penonton merupakan hal yang lumrah. Lalu, Tenang saja, kami sudah biasa. Lagi pula suporter kita lebih galak kok, kata jenderal lapangan tengah yang pada 15 Desember lalu genap berusia 28 tahun tersebut.

Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie memohon para TKI di Malaysia untuk memerahkan Stadion Bukit Jalil. "Ada tiga juta TKI di Malaysia, kita harapkan mereka bisa memerahkan stadion saat Indonesia berhadapan tuan rumah Malaysia pada leg pertama babak final AFF Suzuki Cup ini," ujar Aburizal Bakrie di Jakarta, Senin (20/12/2010).

Hal sama juga disampaikan pelatih Indonesia, Alfred Riedl. Dukungan buat Indonesia memang sangat diperlukan, karena ini partai yang sangat menentukan. Bukan saja menentukan kemenangan dan gelar juara, tapi kepercayaan diri serta harga diri bangsa.

"Separuh saja stadion dipenuhi oleh warga negara Indonesia di sana, itu sudah sangat bagus dan kami kembali mendapatkan dukungan yang besar. Kita harapkan setengah stadion bisa diisi oleh pendukung Merah Putih," ujar Alfred Riedl saat rombongan Timnas diundang Aburizal Bakrie.

Kemudian, Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, juga mengharap hal sama.
"Kita harapkan saudara-saudara kita, para TKI, bisa menjadi suporter untuk memberikan semangat kepada tim nasional sepak bola Indonesia yang akan berlaga pada final Piala AFF Suzuki 2010," kata Anas di Jakarta, Senin (20/12/2010).

PSSI tentu tak ketinggalan. Bahkan, PSSI meminta pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia untuk mengerahkan TKI untuk mendukung timnas "Merah Putih" pada final Piala AFF 2010 di Stadion Bukit Jalil, Malaysia, Minggu (26/12).

Ketua Umum PSSI Nurdin Halid di Jakarta, Senin, mengatakan, guna melancarkan permintaan itu pihaknya mengirim Sekjen PSSI Nugraha Besoes untuk mengurus segala sesuatunya termasuk bertemu dengan pihak LOC Malaysia.

LAPTOP GRATIS


"Hari ini, Selasa (21/12/2010), tim yang dipimpin Pak Sekjen akan berangkat. Selain meminta kepada KBRI mengerahkan TKI, tim juga akan melihat langsung kesiapan pendukung timnas mulai dari hotel, transportasi, hingga lokasi latihan," katanya.

Menurut dia, persiapan menjelang pertandingan sangat diperlukan. Apalagi pertandingan pertama akan dilakukan di kandang lawan yang juga memiliki fanatisme suporter yang kuat.

Kita semua berharap ribuan TKI akan berduyun-duyun menyerbu Bukit Jalil buat membantu perjuangan Firman Utina dkk. Seperti pada Piala Tiger 2004, mereka telah menunjukkan militansi sebagai pemain ke-12 "Tim Garuda".

Garuda di dadaku


Garuda kebanggaanku


Kuyakin hari ini pasti menang..


Kobarkan semangatmu


Tunjukkan keinginanmu


Ku yakin hari ini pasti menang..




Semoga Indonesia bisa juara AFF Suzuki Cup 2010

:iloveindonesia