Internet telah membuat revolusi baru dalam dunia komputer dan dunia komunikasi yang tidak pernah diduga sebelumnya.
Beberapa Penemuan telegram, telepon, radio, dan komputer merupakan rangkaian kerja ilmiah yang menuntun menuju terciptanya Internet yang lebih terintegrasi dan lebih berkemampuan dari pada alat-alat tersebut.
Internet memiliki kemampuan penyiaran ke seluruh dunia, memiliki mekanisme diseminasi informasi, dan sebagai media untuk berkolaborasi dan berinteraksi antara individu dengan komputernya tanpa dibatasi oleh kondisi geografis.
Internet merupakan sebuah contoh paling sukses dari usaha investasi yang tak pernah henti dan komitmen untuk melakukan riset berikut pengembangan infrastruktur teknologi informasi.
Dimulai dengan penelitian packet switching (paket pensaklaran), pemerintah, industri dan para civitas academica telah bekerjasama berupaya mengubah dan menciptakan teknologi baru yang menarik ini.
“Koran bakal mati.” Jutaan orang percaya soal ini. “Majalah juga bakal sekarat.” Seperti mendapat bisikan dari Mama Lauren, orang-orang juga yakin ramalan ini bakal menjelma. Mereka akan dibunuh oleh situs berita yang tersebar di internet bagaikan Virus yang tidak diketahui pemunahnya.
Di Amerika Serikat situs-situs berita telah menikam media cetak sampai gulung tikar. Seattle Post Intelligencer, koran berumur 149 tahun itu mati tanpa suara. Terserang Virus D 161 TAL (baca : digital).
Dengan kehadiran situs-situs berita yang digdaya dalam negeri , apakah koran atau majalah akan menyusul nasib Seattle Post Intelligencer? Kalau kita mencoba menanyakan hal itu kepada pemilik koran, pasti jawabnya tidak. “Koran tak akan mati seperti halnya radio tak terbunuh oleh kehadiran televisi,” pasti begitu kata sebagian pemilik koran.
Kita lupakan semua debat kusir itu. Lihatlah evolusi koran atau majalah yang kini sudah mulai bergulir, di Negara kita situs berita online, sudah bisa dibaca, walau loper terhalang hujan deras ataupun kemacetan lalu lintas.
Saat menyepi di tempat tinggal saya yang tidak terjangkau oleh loper Koran manapun, saya tetap bisa menikmati Hasil Pansus Century ataupun Putusan Hakim Kasus Antasari Azhar sambil menikmati teh telur yang dihidangkan oleh isteri tercinta.
Virus D 161 TAL itu pelan-pelan telah menjalar, walau belum banyak. Beberapa teman yang datang pagi-pagi ke perpustakaan sambil membawa laptop masing-masing untuk mencari berita melalui Koran digital sambil menyeruput Kopi panas yang dipesan dari Kantin Sekolah.
Virus D 161 TAL ataupun sejenisnya memang belum menjadi “demam” yang menyerang secara massif seperti halnya “demam BlackBerry”. Tapi itu hanya soal waktu.
Apakah virus D 161 TAL itu akan membuat Koran-koran lokal akan gulung tikar? Wallahualam!
Diakhir postingan ini saya sertakan hadiah BlackBerry Storm 9500 dari Sahabat saya Ayas Tasli Wiguna sehubungan dengan Postingannya yang ke-100... wouw....
Beberapa Penemuan telegram, telepon, radio, dan komputer merupakan rangkaian kerja ilmiah yang menuntun menuju terciptanya Internet yang lebih terintegrasi dan lebih berkemampuan dari pada alat-alat tersebut.
Internet memiliki kemampuan penyiaran ke seluruh dunia, memiliki mekanisme diseminasi informasi, dan sebagai media untuk berkolaborasi dan berinteraksi antara individu dengan komputernya tanpa dibatasi oleh kondisi geografis.
Internet merupakan sebuah contoh paling sukses dari usaha investasi yang tak pernah henti dan komitmen untuk melakukan riset berikut pengembangan infrastruktur teknologi informasi.
Dimulai dengan penelitian packet switching (paket pensaklaran), pemerintah, industri dan para civitas academica telah bekerjasama berupaya mengubah dan menciptakan teknologi baru yang menarik ini.
“Koran bakal mati.” Jutaan orang percaya soal ini. “Majalah juga bakal sekarat.” Seperti mendapat bisikan dari Mama Lauren, orang-orang juga yakin ramalan ini bakal menjelma. Mereka akan dibunuh oleh situs berita yang tersebar di internet bagaikan Virus yang tidak diketahui pemunahnya.
Di Amerika Serikat situs-situs berita telah menikam media cetak sampai gulung tikar. Seattle Post Intelligencer, koran berumur 149 tahun itu mati tanpa suara. Terserang Virus D 161 TAL (baca : digital).
Dengan kehadiran situs-situs berita yang digdaya dalam negeri , apakah koran atau majalah akan menyusul nasib Seattle Post Intelligencer? Kalau kita mencoba menanyakan hal itu kepada pemilik koran, pasti jawabnya tidak. “Koran tak akan mati seperti halnya radio tak terbunuh oleh kehadiran televisi,” pasti begitu kata sebagian pemilik koran.
Kita lupakan semua debat kusir itu. Lihatlah evolusi koran atau majalah yang kini sudah mulai bergulir, di Negara kita situs berita online, sudah bisa dibaca, walau loper terhalang hujan deras ataupun kemacetan lalu lintas.
Saat menyepi di tempat tinggal saya yang tidak terjangkau oleh loper Koran manapun, saya tetap bisa menikmati Hasil Pansus Century ataupun Putusan Hakim Kasus Antasari Azhar sambil menikmati teh telur yang dihidangkan oleh isteri tercinta.
Virus D 161 TAL itu pelan-pelan telah menjalar, walau belum banyak. Beberapa teman yang datang pagi-pagi ke perpustakaan sambil membawa laptop masing-masing untuk mencari berita melalui Koran digital sambil menyeruput Kopi panas yang dipesan dari Kantin Sekolah.
Virus D 161 TAL ataupun sejenisnya memang belum menjadi “demam” yang menyerang secara massif seperti halnya “demam BlackBerry”. Tapi itu hanya soal waktu.
Apakah virus D 161 TAL itu akan membuat Koran-koran lokal akan gulung tikar? Wallahualam!
Diakhir postingan ini saya sertakan hadiah BlackBerry Storm 9500 dari Sahabat saya Ayas Tasli Wiguna sehubungan dengan Postingannya yang ke-100... wouw....
Kepada sahabat semua yang sempat mampir, silahkan bawa pulang BlackBerrynya dan disebarkan seperti Virus D 161 TAL.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori
Opini
dengan judul
FENOMENA VIRUS D 161 TAL
. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL
https://sisatruk.blogspot.com/2010/02/fenomena-virus-d-161-tal.html
.
Artikel Terkait Opini
Ditulis oleh:
Pramudya Ksatria Budiman
-
Rating : 4.5
Belum ada komentar untuk " FENOMENA VIRUS D 161 TAL "
Post a Comment
Beri komentar anda.