Saya sering mengikuti pelatihan dengan materi serta instruktur yang sama, namun semakin saya sering mengikutinya, rasanya saya semakin tertarik dan semakin menyelami kedalaman materi yang disampaikan.
Lain ketika kuliah dulu, materi kuliah yang saya dapatkan berulang-ulang apalagi dengan dosen yang sama, rasanya sangat membosankan.
Ada apa gerangan dibalik semua itu?....
Jawabannya adalah ’Profesionalisme’, yah profesionalisme yang dimiliki oleh Intruktur serta adanya kemauan untuk bersikap profesional dari setiap peserta pelatihan membuat materi yang disampaikan jadi semakin menarik dan semakin mudah diselami, berbeda sewaktu kuliah dulu... profesionalime dosen penyaji tidak diimbangi dengan kemauan keras oleh para mahasiswa, sehingga materi yang disampaikam terasa hambar dan membosankan.
Dan yang paling penting perbedaan diantara kedua hal tersebut diatas adalah keyakinan : Hidup adalah belajar.
World is changing. Ya, dunia memang sedang berubah. Itulah sifat dunia. Lalu bagaimana dengan ilmu pengetahuan?, bagaimana pula apabila ilmu dan pengetahuan Guru tidak berubah? Bila saja terjadi hal seperti itu, maka pengetahuan guru berubah menjadi ketidaktahuan. Karena pengetahuan yang dimiliki tidak sesuai lagi dengan kenyataan. Naudzubilahi mindzalik…
Sebuah tantangan besar menghadang bagi semua Guru terutama saya tentunya. Tantangan itu bertajuk Prifesionalisme. Guru yang profesional harus meyakini bahwa hidup adalah belajar terus menerus ‘NEVER TOO OLD TO LEARN’, belajar untuk menuju kesempurnaan.
Belajar bukan hanya bentuk resmi di kelas. Belajar memiliki makna yang luas. Saat di rumah, berbincang-bincang dengan anakpun dapat dimanfaatkan sebagai momen belajar. Saat di perjalanan menuju kantorpun dapat sambil belajar. Terlebih lagi ngeblog dan blog walking tentunya.
Lain ketika kuliah dulu, materi kuliah yang saya dapatkan berulang-ulang apalagi dengan dosen yang sama, rasanya sangat membosankan.
Ada apa gerangan dibalik semua itu?....
Jawabannya adalah ’Profesionalisme’, yah profesionalisme yang dimiliki oleh Intruktur serta adanya kemauan untuk bersikap profesional dari setiap peserta pelatihan membuat materi yang disampaikan jadi semakin menarik dan semakin mudah diselami, berbeda sewaktu kuliah dulu... profesionalime dosen penyaji tidak diimbangi dengan kemauan keras oleh para mahasiswa, sehingga materi yang disampaikam terasa hambar dan membosankan.
Dan yang paling penting perbedaan diantara kedua hal tersebut diatas adalah keyakinan : Hidup adalah belajar.
World is changing. Ya, dunia memang sedang berubah. Itulah sifat dunia. Lalu bagaimana dengan ilmu pengetahuan?, bagaimana pula apabila ilmu dan pengetahuan Guru tidak berubah? Bila saja terjadi hal seperti itu, maka pengetahuan guru berubah menjadi ketidaktahuan. Karena pengetahuan yang dimiliki tidak sesuai lagi dengan kenyataan. Naudzubilahi mindzalik…
Sebuah tantangan besar menghadang bagi semua Guru terutama saya tentunya. Tantangan itu bertajuk Prifesionalisme. Guru yang profesional harus meyakini bahwa hidup adalah belajar terus menerus ‘NEVER TOO OLD TO LEARN’, belajar untuk menuju kesempurnaan.
Belajar bukan hanya bentuk resmi di kelas. Belajar memiliki makna yang luas. Saat di rumah, berbincang-bincang dengan anakpun dapat dimanfaatkan sebagai momen belajar. Saat di perjalanan menuju kantorpun dapat sambil belajar. Terlebih lagi ngeblog dan blog walking tentunya.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori
Opini
dengan judul
HIDUP ADALAH BELAJAR
. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL
https://sisatruk.blogspot.com/2010/02/hidup-adalah-belajar.html
.
Artikel Terkait Opini
Ditulis oleh:
Pramudya Ksatria Budiman
-
Rating : 4.5
Belum ada komentar untuk " HIDUP ADALAH BELAJAR "
Post a Comment
Beri komentar anda.