Bukan Pakar SEO Ganteng

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 H

Udara lebaran mulai tercium segar di pipirnya shalat witir
Rakaat-rakaat tarawih menyulam sela-sela iman yang menjaring saktinya lailatul-qadr
Sang dambaan jiwa yang sulit didekap, sang dambaan hati yang sulit didekati.

Puasa saat ini masih seperti dulu
Yang melakonkan lapar, dahaga, tarawih, dan sahur sebelum subuh.
Yang merebut waktu mulia,
lewat Asma besar-Nya Lewat tasbih, tahmid dan takbir
Lewat tafakur berluhur-luhur
Lewat shalat tak memandang harkat
Lewat berzakat merela hajat.

Namun, nilai puasa dulu tak tentu setahap dengan nilai puasa kini
Sebab puasa yang tak berbekas pada kehidupan setelah lebaran adalah puasa semu yang menipu waktu, puasa palsu yang rendah mutu.

Tatkala waktu berjalan menakari ruang-ruang zaman
Manusia bumi gontai menapaki dosa demi dosa sambil mencibiri kesucian fitri
Wajah bumi yang berseri bersih menjadi suram terpulas jiwa durjana
Terkusami hati dengki sang manusia lalai.

Waktu tafakur terkubur tanpa syukur
Nurani jadi mati, manusia sombong berteriak nyaring,”Aku ingin hidup seribu tahun lagi, tanpa sanksi-sanksi yang membuat risi”

Alhamdulillah....
Betapa nikmatnya bertajil setelah perut kentil Berkat fitrah nikmat yang dikaruniakan Sang Pemberi Nikmat.
Betapa segar sayur asam dalam kunyahan di magrib yang semakin malam
Dan adzan Isya menggapai insan agar bersegera ke surau atau masjid
Tolibul ilmu lewat seruan para ulama, tersambung tarawih dengan niat bersih.



Gema tasbih, tahmid dan takbir memecah kesenyapan
Tak mungkin dibandingkan dengan besarnya kuasar
Tak mungkin dibandingkan dengan besarnya galaksi kembar
Dialah yang punya Arsyi tak bertepi
Dialah yang punya segala cakrawala
Segala segara
Segala cemerlang mega yang tak berlentera
Segala lintang yang tak bertiang
Segala nebula yang tak berjendela
Bahkan segala langit yang sulit diintip

Puasa usailah sebulan sudah
Tarawih lengkap, I’tikaf pun tak khilaf
Namun, muslim bersimbah asa dan tanya
“Apakah puasa saya diterima?”

Takbir mencibir gaun baru warna biru
yang mengetat di atas dengkul gadis bahenol.
Zakat fitrah menceria sang fakir yang ketir
di syawal pagi yang membahagia nurani
Ketupat bertumpuk di segala ufuk
Sambal goreng berselera-selera di segala cakrawala
Bolu kukus berdus-dus mencengangkan para tikus
Nasi kuning tak membikin jiwa bening
Sebab jiwa kufur masih bertengger di sanubari.

Horseeeiii! Lebaran kebacut !
Menjadi pesta poranya pikiran kusut
Para setanpun bersorak menjegal silaturrahmi
Yang lupa waktu dan tak tahu diri.
Zhuhur terlewat berkat kunjungan panjang ke rumah sobat
Azar nyasar ke magrib...
berkat bertandang di si dindun yang semakin heidun
Lantas isya diperkosa di malamnya pesta pora
Dan tegaknya shalat subuh menjadi runtuh
ketiban tubuh yang lusuh.

Mumpung Lebaran, aji mumpung kembali disanjung
Mumpung baju baru sepatu baru
Kue keju berselisih saling gurih di lidah yang semakin pedih
Mumpung kue nampang di setiap kandang
Dan si fakir yang ketiban zakat di hari lebaran kembali fakir
Melodi lama berkumandang riang
Melagukan ’sengsara badan’ dalam tone bariton
Si miskin dan si kaya kembali saling bertolak belakang

Puasa yang diharapkan mewujudkan kesederhanaan jiwa manusia,
telah diartikan lain oleh segelintir makhluk yang bermental binal
sehingga dampaknya jadi konsumtif.
Lebaran yang diharapkan mencanangkan manusia
kembali kepada fitrahnya
kembali kepada kejujurannya
kembali kepada kesuciannya
malah menjadi cikalnya mubazir.

Akhirnya sang setanpun berteriak senang
dalam kemenangan yang gemilang
Setan yang dikerangkeng oleh mental baja kita selama Ramadhan
Yang dilandasi iman yang tangguh dan ketaqwaan tiada tara
Yang diborgol oleh pengabdian tulus terhadap Allah SWT.

Semoga kita ini termasuk yang mampu mengkrangkeng setan
Berkat puasa kita yang khusu’
Yang mewangun mental baja
dalam melaksanakan amal shaleh hingga akhir hayat
Perlu dicamkan ” Lebaran bukanlah bubarnya kebajikan

Puasa adalah wajib, Bersilaturahmi adalah baik kendati tak usahlah terpatok cuma setahun sekali Kapan dan dimanapun silaturahmi karena Allah itu mulia terlebih lagi pada hari Idul Fitri.

Saya sekeluarga mengucapkan

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 H

TaqobbaLallaHu minNa wA MinKuM

Minal AidziN WaL FaidziN

Mohon MaaF LahiR & BaThiN



Anda baru saja membaca artikel yang berkategori 1 Syawal 1431 H / Idul Fitri / Lebaran / Puisi / Renungan dengan judul Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 H . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL https://sisatruk.blogspot.com/2010/09/selamat-hari-raya-idul-fitri-1-syawal.html .

Artikel Terkait 1 Syawal 1431 H , Idul Fitri , Lebaran , Puisi , Renungan

Ditulis oleh: Pramudya Ksatria Budiman - Rating : 4.5

Belum ada komentar untuk " Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1431 H "

Post a Comment

Beri komentar anda.