"Sudah seminggu tidak distok sapi. Dengan begitu daging sapi pun jarang," kata seorang Penyuplai Sapi Yulianto Setiabudi kepada wartawan, Kamis (1/11/2012).
Menurut dia kelangkaan tersebut terjadi sejak impor sapi ditutup dan tidak diimbangi oleh jumlah sapi lokal yang ada.
"Setelah lebaran haji tidak ada stok. Imbas akibat kelangkaan ini sapi betina yang dipotong, padahal dalam aturannya sapi betina tidak boleh untuk dipotong, karena kebutuhan daging terus meningkat sementara stok sapi tidak ada," katanya.
Biasanya para penyuplai sapi ini mengambil sapi dari wilayah Muntilan dan Wonosobo. Sebelum sapi mengalami kelangkaan, dalam sehari mereka dapat membawa hingga 20 ekor sapi untuk disembelih.
"Dengan kelangkaan sapi hidup untuk disembelih, ini bisa berisiko masuknya daging sapi gelonggongan ke pasar-pasar akibat tidak adanya stok daging," jelasnya.
Sementara menurut Ketua Asosiasi Pedagang Sapi dan Daging Kabupaten Banyumas Ridwan, pemerintah terlalu mudah memprediksi di 2014 swasembada sapi, akibatnya petani sapi memebeli sapi secara semena-semena. Sementara keran impor ditutup.
"Pemerintah belum bisa swasembada tapi sudah dibilang bisa swasembada sapi," kata Ridwan.
Akibat kelangkaan tersebut, sapi-sapi betina yang sebelumnya dilarang untuk dipotong, saat ini malah dipotong. Bahkan larangan tersebut tertuang dalam Undang-undang RI No.18 tahun 2009 tentang peternakan dan kesehatan hewan pasal 86.b dengan ancamam penjara maksimal 9 bulan dan denda maksimal Rp 25 juta.
"Saat ini hampir 100 persen sapi yang dipotong betina. Padahal sapi betina dilarang untuk dipotong. Kadang malah ada anaknya dan hampir 60 persen sapi belum sampai beranak sudah dipotong. Ini akibat kebijakan yang salah dan perlu dikaji ulang," ungkapnya.
Dalam aksi tersebut para pengunjuk rasa juga membawa spanduk bertuliskan 'Stabilkan harga sapi, Buka kran import sapi potong untuk melindungi pengusaha dan petani.'
(arb/dnl)
Belum ada komentar untuk " Sapi Langka, Tukang Jagal di Banyumas Berdemo "
Post a Comment
Beri komentar anda.