Demikian disampaikan Wacik dalam diskusi panel Jurus Alternatif Penghematan Konsumsi BBM di Hotel Mulia, Jakarta, Minggu (17/2/2013).
"Menghemat energi, 1 megawatt (MW), biayanya jauh lebih kecil, daripada menghasilkan energi 1 MW, padahal efeknya sama. Tetapi bangsa di dunia terlebih bangsa kita jauh lebih sulit diajak menghemat, padahal, biayanya kecil sekali, hanya nol rupiah," ujarnya.
Ia menyatakan masalah energi ini harus menjadi perhatian dunia selain masalah pangan. Pasalnya, seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan energi pun semakin meningkat.
"Beberapa bulan lalu ada pertemuan menteri energi sedunia, di Dubai, 170 menteri energi dan beberapa kepala negara dan dari PBB karena energi sudah dan akan menjadi persoalan dunia, yang kalau tidak kelola akan terjadi perang dan gejolak besar karena energi," ujarnya.
Untuk itu, menurutnya, berdasarkan keputusan pertemuan tersebut, setiap tanggal 22 Oktober dijadikan Hari Energi Dunia di mana setiap negara diharuskan membuat kampanye-kampanye mengenai penghematan energi.
"Kalau rakyat Indonesia rajin saja keluar kamar matikan lampu dan AC, air keran jangan dibiarkan hidup. Itu biayanya nol, tapi susahnya minta ampun. Jadi kampanye-kampanye harus masif, harus disadarkan. Hemat ini bukan berarti tidak boleh pakai, jadi bukan berarti kampanye mematikan AC pada pukul 5 sore di kantor, bukan berarti tidak boleh lembur," tandasnya.
(nia/hen)
Belum ada komentar untuk " Jero Wacik: Bangsa Kita Jauh Lebih Sulit Diajak Berhemat Energi "
Post a Comment
Beri komentar anda.