Pesone Pulau Phoenix ini merupakan sebuah lambang booming properti yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan mengubah langit di seluruh China. Namun kini booming properti di kawasan tersebut mulai meredup akibat krisis global.
Misalnya harga apartemen di Pulau Phoenix, telah menurun drastis dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini menunjukkan kerapuhan tersembunyi dari pertumbuhan ekonomi di China.
Saat ini sebuah hotel bintang tujuh sedang dibagun di kawasan tersebut. Otoritas provinsi menyatakan tempat ini sebagai pesaing sengit untuk menjadi 8 keajaiban dunia di zaman moderen.
Kenyataanya pulau ini masih sepi, terkecuali petugas kebersihan berjaket oranye, juga beberapa kolam renang pinggir pantai yang tak terjamah, dan beberapa barisan mobil mewah Porsche sebagai salah satu tanda kehidupan.
Sebelumnya para pengusaha China berburu properti di pulau ini, namun dampak krisis ekonomi global, para pemilik properti di kawasan itu
menjualnya demi mendapatkan dana untuk membayar pinjaman bisnis.
Menurut agen perumahan di kawasan itu, Sun Zhe mengatakan harga apartemen mewah di Pulau Phoenix yang pernah mencapai harga 150.000 yuan per meter persegi pada tahun 2010, anjlok menjadi 70.000 yuan per meter persegi.
"Saya baru saja dihubungi seorang pebisnis yang benar-benar ingin menjual apartemennya," ungkap Sun seperti dikutip detikFinance dari AFP, Minggu (24/2/2013).
Sun menuturkan dampak krisis global terutama untuk kegiatas ekspor China, hal ini sangat terasa terhadap geliat bisnis properti di Pulau Phoenix.
"Apakah itu (ekspor) mainan atau pakaian, pasar ekspor sedang jelek. Pemilik properti membutuhkan modal segera, dan ingin menjual apartemen mereka secepatnya. Mereka benar-benar merasakan efek dari krisis global," katanya.
Pulau Phoenix adalah bagian dari Provinsi Hainan, sebuah provinsi seluas negara Belgia di Laut China Selatan.
(hen/hen)
Belum ada komentar untuk " Kisah Kawasan Properti Mewah 'Dubai' di China yang Mulai Meredup "
Post a Comment
Beri komentar anda.