Artikel ini membahas 1-2-2 zone press yang merupakan jenis zone press defense yang mudah untuk diajarkan, dan juga aman untuk diterapkan dalam suatu pertandingan karena menempatkan beberapa pemain yang selalu menjaga daerah 'belakang' untuk mencegah lay-up lawan. Ada beberapa variasi untuk jenis zone press defense ini. Dalam setiap variasi, X1, X1, dan X3 berkerja sama sebagai kesatuan unit, sedangkan X4 dan X5 bekerja sama sebagai unit 'belakang'. Sebagaimana jenis zone press defense lainnya, usahakan selalu mencegah bola berada di bagian tengah lapangan, paksa lawan memainkan bola di sepanjang sideline.
"80" merupakan press yang diterapkan mulai 3/4 lapangan dengan trap yang dilakukan di wilayah back-court lawan.
"70" merupakan press dengan tingkat tekanan menengah yang dirancang untuk mengendalikan tempo pertandingan.
"76" terlihat seperti "70" dengan tingkat tekanan menengah, tetapi kemudian menerapkan trap yang agresif ketika bola melewati garis half-court, di corner.
"80"
Gambar 1. X1 mempunyai tanggung jawab untuk memberikan tekanan kepada lawan yang sedang menguasai bola dan mencegah setiap penetrasi yang mengarah ke bagian tengah lapangan. Trap bisa langsung diterapkan, atau menunggu sampai bola mulai di-dribble.
X2 dan X3 bertanggung jawab menjaga wilayah tengah lapangan dan sideline, mencegah penetrasi dan melakukan trap bersama pemain X1. Jika bola berada di sideline kanan, X2 dan X1 melakukan trap, sedangkan X3 mencegah setiap pass yang mengarah ke tengah lapangan. X4 bergerak ke garis half-court dekat dengan bola untuk mencegah setiap pass ke pemain lawan yang berada di sideline. X5 bergerak turun ke tengah dan bertugas sebagai pengaman yang mencegah setiap long pass.
Ball Reversal
Gambar 2. Jika bola di-pass kembali ke pemain lawan yang melakukan inbound pass, X1 bertugas mencegah pass kembali ke O2. X3 menunggu di tengah sampai X2 bergerak ke tengah dan kemudian X3 bergerak ke sideline. X3 jangan meninggalkan bagian tengah lapangan sampai X2 menggantikan posisinya, jika tidak hal ini akan akan memberikan kesempatan lawan untuk melakukan penetrasi ke bagian tengah lapangan. Unit 'belakang' juga berotasi ke posisi semula.
Gambar 3. Ketika terjadi ball reversal dari satu sideline ke sideline lainnya, X3 bertugas mencegah penetrasi di sideline, X1 secepatnya bergerak untuk melakukan trap dan X2 mencegah setiap pass ke bagian tengah lapangan. X5 bergerak ke garis half-court dekat dengan bola untuk mencegah setiap pass ke pemain lawan yang berada di sideline. X4 bergerak turun ke tengah dan bertugas sebagai pengaman.
Setiap kali terjadi ball reversal, defender harus sedikit bergerak ke belakang untuk memberikan sudut yang baik kepada pemain X1 dalam melakukan trap.
"70"
Variasi relatif lebih aman karena tidak memberikan lawan kesempatan melakukan lay-up dengan mudah, selain itu juga mengurangi terjadinya foul. Tujuannya adalah mengendalikan tempo permainan. Defender lebih ke belakang jika dibandingkan dengan variasi "80" (lihat Gambar 4). Jika dalam tim terdapat pemain point guard yang sangat agresif, biarkan pemain tersebut melakukan full-court press.
Posisi awal X1 adalah sedikit di dalam area three-point, X2 dan X3 berada di antara garis three-point dan half-court. Demikian juga, X4 dan X5 sedikit lebih ke belakang.
Setiap kali menerapkan variasi ini, bisa dilakukan bergantian dengan variasi "76" di bawah ini. Ketika lawan berpikir bahwa defender hanya mengendalikan tempo permainan, trap dapat juga diterapkan.
"76"
Posisi awal variasi ini sama dengan "70" dengan tingkat tekanan menengah. Memperlambat tempo permainan, membuat lawan lengah, kemudian perlahan-lahan mengundang dan mengarahkan lawan melewati garis half-court di sepanjang sideline (lihat Gambar 5). Ketika bola melewati half-court, diterapkan trap yang agresif di corner. Trap dilakukan oleh pemain X1 dengan pemain X2 atau X3 (tergantung keberadaan bola) menggunakan aturan yang sama seperti yang diterapkan pada "80" di mana defender yang berada di sisi yang berlawan dengan bola bertugas mencegah setiap pass ke bagian tengah lapangan. X2 dan X3 harus sedikit berpura-pura dan tidak terlihat seperti akan melakukan trap untuk memancing lawan ke corner.
"Red 76" adalah contoh variasi lainnya. X1 dan X2 (atau X3 tergantung keberadaan bola) akan melakukan trap di corner (Gambar 6). Defender yang berada di sisi yang berlawanan dengan bola bertugas mencegah terjadi ball reversal ke tengah lapangan. Pemain belakang yang berada di sisi yang sama dengan bola, X4, bertugas mencegah setiap pass ke pemain lawan yang berada di sideline, sedangkan pemain belakang lainnya, X5, bertugas mencegah setiap pass yang mengarah ke bagian tengah lapangan. Akan tetapi situasi seperti demikian akan memberikan kesempatan lawan melakukan long pass, oleh karena itu gunakan pilihan ini sebagai taktik kejutan. Jika hal tersebut dilakukan terus menerus, defense ini akan lebih mudah terbaca dan lawan akan berusaha mengalahkannya dengan long pass.
Sekali lagi, selalu usahakan untuk mencegah bola berada di tengah lapangan. Komunikasi antar pemain sangat penting. Terutama antara pemain X2 dan X3, serta antara pemain X4 dan X5. Saat terjadi ball reversal, defender yang berada di bagian tengah lapangan tidak boleh meninggalkan posisi tersebut sampai ada defender lainnya yang menggantikan.
Variasi "76" merupakan yang sangat baik diterapkan karena tidak memberikan terlalu banyak ruang di belakang. Dan kadang-kadang offender akan melakukan pass yang buruk meskipun dijaga dengan "70" dengan tingkat tekanan yang rendah. Hal ini disebabkan karena offender kebingungan membaca jenis defense yang diterapkan.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori
Coaching
/
Defense Tactics
/
Strategy
dengan judul
1-2-2 Full-Court Zone Press
. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL
https://sisatruk.blogspot.com/2013/03/1-2-2-full-court-zone-press.html
.
Artikel Terkait Coaching , Defense Tactics , Strategy
Ditulis oleh:
Pramudya Ksatria Budiman
-
Rating : 4.5
Belum ada komentar untuk " 1-2-2 Full-Court Zone Press "
Post a Comment
Beri komentar anda.