Bila di sinetron ada Surat Kecil Untuk Tuhan (SKUT), di Indonesia ada Surat Koruptor Untuk Istrinya (SKUI)
Jumat (27/9/2013) sore di Auditorium Gedung KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), Pimpinan KPK membaur bersama puluhan penyair untuk melakukan bedah buku “Puisi Menolak Korupsi”.
Juga ada acara pembacaan puisi yang dilakukan bergantian, termasuk oleh pimpinan KPK seperti Abraham Samad dan Bambang Wijoyanto.
Ada banyak puisi tentang korupsi dan koruptor yang dibacakan. Kami pilihkan satu di antaranya, yakni puisi yang ditulis oleh Herman Syahara, seorang wartawan yang juga dikenal sebagai penyair.
Juga ada acara pembacaan puisi yang dilakukan bergantian, termasuk oleh pimpinan KPK seperti Abraham Samad dan Bambang Wijoyanto.
Ada banyak puisi tentang korupsi dan koruptor yang dibacakan. Kami pilihkan satu di antaranya, yakni puisi yang ditulis oleh Herman Syahara, seorang wartawan yang juga dikenal sebagai penyair.
Surat Seorang Koruptor Kepada Istrinya
Mama yang tercinta
Sejak vonis memisahkan kita
Di sini papa baik-baik saja
Para sipir berebut menyambut dengan ramahnya
Kepala rumah tahanan kirim salam segala
“Jangan galau. Sudah saya siapkan kamar senyaman rumah Saudara,” katanya.
Benar juga
AC tak henti mendinginkan ruangan
Kulkas padat berisi minuman
Kasur empuk terhampar di sudut ruangan
Televisi menyajikan berita dan hiburan
Kalau sakit boleh berobat ke dokter langganan
Ma, jangan cemaskan
Di sini papa merasa lebih dekat dengan Tuhan
Sembahyang tak pernah terlewatkan
Berdoa dan menderas kitab suci jadi langganan
Juga membantu sesama tahanan yang kesulitan
Ma, jangan berduka
Di sini tak beda dengan di kantor Papa
Bisnis masih berjalan as usually alias seperti biasa
Bisa terima tamu kapan saja
Kolega dan teman separtai pun masih datang menyapa
Bahkan ada yang minta bantuan dana
Untuk biaya mencalonkan diri jadi anggota dewan katanya
Ma, sekian dulu surat dari Papa
Kalau mau membesuk esok lusa
Kenakan daleman dengan warna favorit jingga
Biar kita bisa melepas kangen sepenuh jiwa
Karena di sini tersedia bilik sewa untuk bercinta
NB:
Jangan lupa amankan uang simpanan kita
Ambil sebagian untuk pengacara
Serta membayar fasilitas di penjara
Agar masih tersisa untuk tabungan hari tua
Mama yang tercinta
Sejak vonis memisahkan kita
Di sini papa baik-baik saja
Para sipir berebut menyambut dengan ramahnya
Kepala rumah tahanan kirim salam segala
“Jangan galau. Sudah saya siapkan kamar senyaman rumah Saudara,” katanya.
Benar juga
AC tak henti mendinginkan ruangan
Kulkas padat berisi minuman
Kasur empuk terhampar di sudut ruangan
Televisi menyajikan berita dan hiburan
Kalau sakit boleh berobat ke dokter langganan
Ma, jangan cemaskan
Di sini papa merasa lebih dekat dengan Tuhan
Sembahyang tak pernah terlewatkan
Berdoa dan menderas kitab suci jadi langganan
Juga membantu sesama tahanan yang kesulitan
Ma, jangan berduka
Di sini tak beda dengan di kantor Papa
Bisnis masih berjalan as usually alias seperti biasa
Bisa terima tamu kapan saja
Kolega dan teman separtai pun masih datang menyapa
Bahkan ada yang minta bantuan dana
Untuk biaya mencalonkan diri jadi anggota dewan katanya
Ma, sekian dulu surat dari Papa
Kalau mau membesuk esok lusa
Kenakan daleman dengan warna favorit jingga
Biar kita bisa melepas kangen sepenuh jiwa
Karena di sini tersedia bilik sewa untuk bercinta
NB:
Jangan lupa amankan uang simpanan kita
Ambil sebagian untuk pengacara
Serta membayar fasilitas di penjara
Agar masih tersisa untuk tabungan hari tua
Jakarta, Juli 2013
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori
unik
dengan judul
Surat Seorang Koruptor Kepada Istrinya
. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL
https://sisatruk.blogspot.com/2013/10/surat-seorang-koruptor-kepada-istrinya.html
.
Artikel Terkait unik
Ditulis oleh:
Pramudya Ksatria Budiman
-
Rating : 4.5
Belum ada komentar untuk " Surat Seorang Koruptor Kepada Istrinya "
Post a Comment
Beri komentar anda.