Bukan Pakar SEO Ganteng

KETIKA PERASAAN BERBICARA

Ribut, mungkin sesuatu yang tak asing bagi kita. Bisa di rumah, tetangga atau dalam lingkup yang lebih besar, kompleks perumahan. Lucunya biang kerok ribut itu –perasaan- atau meraba-raba sikap orang lain terhadap kita. Bisa pula menilai orang lain menurut standar yang bersangkutan.

Terkadang kita memang terlalu perfeksionis, orang lain harus memahami kita tanpa mau memahami orang lain. Ini biasanya menjadi sumber masalah dalam pergaulan baik dengan tetangga, teman satu kantor, keluarga atau mungkin dalam rumah tangga kita sendiri. Susahnya lagi bila perasaan dijadikan parameter dalam penarikan kesimpulan atas respon orang-orang di sekeliling kita.

Memang akan lebih baik bila kita berpikir dalam kerangka pikiran orang lain. Kenapa yah dia tidak sependapat denganku? Apa alasannya? Atau memang aku belum siap dengan argumentasi bila ia bertanya begini dan begitu. Dalam kasus lain mungkin kita bertanya ; Ada apa yah dengannya? Kenapa dia seperti itu? Dan carilah seribu alasan alias positive thinking, oohh ternyata dia itu maksudnya.....

Karena kita terlahir berbeda, karakter yang beraneka ragam. Jarang sekali terjadi keseragaman dalam berbagai sisi karena perbedaan tempat, lingkungan dan masyarakat. Juga karena pemahaman agama, latar belakang, budaya, bakat, kemampuan, keterampilan bahkan kecenderungan dan kesenangan. Sewajarnya bila saling memahami perbedaan itu agar luwes dalam bersikap.

Seperti nasihat orang bijak, ”Jika kita membutuhkan persahabatan dengan beberapa orang maka bersahabatlah dengan orang yang jika kita membantunya dia akan menjaga hak-hak kita. Jika kita bersahabat dengannya dia bersikap imbang terhadap kita. Jika kita duduk dia menjamu kita. Bersahabatlah dengan orang yang jika kita mengulurkan tangan dengan kebaikan dia juga mengulurkan tangannya. Jika dia melihat kebaikan pada kita dia menyukainya. Jika dia melihat kira kan melakukan kesalahan maka dia akan mencegahnya. Bersahabatlah dengan orang yang jika kita memintanya dia memberi. Jika kita dalam keadaan acuh dia memulai pembicaraan. Jika kita mendapat musibah dia menolong. Bersahabatlah dengan orang yang jika kita berkata dia membenarkan kata-kata kita. Jika kalian mengupayakan suatu hal dia menjadikan kita pemimpin. Jika kalian berselisih dia lebih banyak mengalah”.

Nasihat orang bijak diatas, nampaknya bersemayam dalam diri para sahabat dunia maya saya yang telah menganugerahkan Award tanda persahabatan yang mereka rancang sendiri, masing-masing :

Award dari Mbak Reni

Photobucket

Award dari Mbak Elly Suryani





Award dari Mbak Fanda



Award dari Mbak Fanny Sang Cerpenis




Saya merasa terhormat bisa kenal dengan beliau berempat, kepiawaian mereka dalam menyusun kata-kata membentuk suatu postingan menarik menjadi suatu karakteristik yang tidak dapat diragukan lagi, membuat kita selalu kangen untuk berkunjung ke blog beliau.

Saya yakin sahabat blogger sekalian pasti sudah mengenalnya, kalaupun belum………. Silahkan mampir…….. mumpung belum terlambat.

Semua Award pemberian para jawara di atas, saya akan dedikasikan kepada sahabat, rekan seprofesi “Patriot Pahlawan Bangsa, Pembangun Insan Cendekia”, masing-masing :

1. Puspita Wulandari
2. Sri Suryani
3. Mulyati
4. Lis Indra
5. Agustin Wilujeng
5. Ibnu Kus


Semoga Award ini dapat lebih mempererat tali persahabatan kita, yang nantinya akan menambah motivasi kita semua dalam mencerdaskan anak bangsa. Amin.

Dan untuk Mbak Reni, Mbak Fanda, Mbak Elly dan Mbak Fanny. Sudilah menerima Award dibawah ini, meskipun tidak sebagus buatan Mbak semua, .......



Semoga payung kesuksesan senantiasa bersama kita semua, Amin

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori award dengan judul KETIKA PERASAAN BERBICARA . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sisatruk.blogspot.com/2009/07/ketika-perasaan-berbicara.html .

Artikel Terkait award

Ditulis oleh: Pramudya Ksatria Budiman - Rating : 4.5

Belum ada komentar untuk " KETIKA PERASAAN BERBICARA "

Post a Comment

Beri komentar anda.