Ambilkan bulan, Bu
Ambilkan bulan, Bu
Ambilkan bulan, Bu
Yang slalu bersinar di langit
Di langit bulan benderang
cahyanya sampai ke bintang
Ambilkan bulan, Bu
untuk menerangi tidurku yang lelap di malam gelap
Lagu-lagu ciptaan A.T. Mahmud pun mendapat perhatian dari berbagai perusahaan rekaman. Di samping lagu-lagu ciptaan pencipta lainnya, ada sekitar 40-an lagu A.T. Mahmud tersebar pada tujuh piringan hitam antara tahun 1969, 1972, dan tahun-tahun sesudah itu, yakni:
|
|
|
Sedikitnya ada 500 lagu ciptaan AT Mahmud yang dikelola Sony Music. Label memastikan akan selalu memberikan royalti atas lagu yang terjual kepada keluarga AT Mahmud.
"Karya Pak AT akan tetap diketengahkan, lagu-lagunya luar biasa. Selama ada penjualan, royalti akan tetap kami berikan kepada keluarga," kata Produser Sony Music, Jan Djuana ditemui di rumah duka, Jalan Tebet Barat II A Nomor 18, Jakarta Selatan, Selasa (6/7/2010).
"Kami sangat kehilangan, Pak AT kan mempercayakan di Sony Music, ada 500 lagu untuk dikelola," kata Jan.
Selama ini Sony secara rutin memberikan royalti kepada AT Mahmud. Pada 2003, AT Mahmud mendapatkan double platinum untuk album 'Gembira Berkumpul' yang dinyanyikan Tasya.
Tasya merupakan artis cilik yang sempat diorbitkan A.T. Mahmud pada awal 2000. A.T. pernah menciptakan semua lagu untuk album Tasya. Salah satu lagu yang terkenal adalah Aku Anak Gembala.
"Eyang A.T. minta aku terus berkarya. Walaupun sudah lama tidak ketemu tapi eyang selalu semangat," ujar Tasya saat ditemui di rumah duka di Jalan Tebet Barat IIA No 18 Jakarta Selatan.
Selama masih hidup, Tasya menganggap A.T. Mahmud sebagai sosok yang penyayang dan terampil menciptakan lagu anak. Ini terbukti karena A.T. mau membuatkan lagu untuk album Tasya dengan sukarela.
"Aku sama Eyang A.T. sudah seperti tim. Kalau ketemu pasti kompak," ujar Tasya yang saat ini sudah berusia 17 tahun.
Atas prestasinya di bidang musik, A.T. Mahmud telah banyak menerima penghargaan. Empat penghargaan terakhir adalah bulan Oktober 1999, menerima Hadiah Seni dari Pemerintah, yang diserahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Juwono Sudarsono. Inilah hadiah seni pertama yang diterimanya dari Pemerintah dalam suatu upacara resmi.
Februari tahun 2001, pada saat peluncuran film Visi Anak Bangsa karya Garin Nugroho, bertempat di gedung Teater Indonesia Taman Mini Indonesia Indah, menerima penghargaan dalam bentuk daun lontar yang diserahkan oleh Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri. Di atas daun lontar tertulis: "Untuk yang mencipta melintasi keberagaman budaya memberi keindahan dan kemuliaan keberagaman hidup."
Mei 2001 bertempat di Golden Room Hotel Hilton, diprakarsai dan melalui Yayasan Genta Sriwijaya, ia menerima penghargaan berupa trofi dari masyarakat Sumatera bagian Selatan, bersama-sama dengan tiga orang tokoh yang lain.
Pada Agustus 2003, ia pun menerima Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma dari Pemerintah RI (Keppres No.052 /TK/Tahun 2003 Tanggal 12 Agustus 2003).
Satu bulan kemudian, Anugerah Musik Indonesia (AMI) memberikan penghargaan berupa Lifetime Achievement Award kepadanya atas sumbangsihnya terhadap dunia musik.
Memang terlalu banyak yang bisa dikorek dari Pak AT Mahmud. Tetapi setidaknya kita telah mencatat nama pencipta lagu anak yang tidak sekadar membuat lagu. Lagu-lagunya tidak akan pernah bisa dibandingkan misalnya dengan Diobok-obok yang dinyanyikan Yoshua atau Kebelet Pipis-nya Papa T Bob.
AT Mahmud meninggalkan tiga orang anak dan tujuh cucu. Meski telah tiada, lagu-lagunya akan selalu hidup sepanjang masa. Selamat jalan maestro, doa kami selalu menyertai.
Belum ada komentar untuk " In Memorial AT Mahmud "
Post a Comment
Beri komentar anda.