Orencakra - Persija Jakarta bagi kami para supporter lebih dari sekedar klub favorit. Banyak diantara kami yang mengganggap Persija Jakarta itu Identitas, Kebanggaan, dan Harga Diri. Jangan heran bila akan ada banyak hal-hal yang terlihat atau dirasa tak masuk akal yang dilakukan oleh kami demi menjaga identitas, kebanggaan dan harga diri kami tersebut.
Termasuk, bersuara dan melempar kritik saat tim kami, loyo. Seperti di dua laga terakhir yang di jalani. Tiada semangat, yang kami lihat dari permainan mereka. Entah apa alasannya, kami merasa, mereka bukanlah macan-macan yang selama ini membawa emblem kebanggaan.
Kami keras bersuara bukan karna kami tidak terima dengan hasil. Kami keras karna kami kecewa dengan apa yang kalian lakukan selama pertandingan berlangsung. Permainan apapun, ada menang, ada kalah, dan kadang ada seri. Itu semua hasil, sebelum menuai hasil, ada usaha yang dilakukan. Hasil menunjukkan usaha, hasilnya tidak sesuai harapan, berarti usahanya tidak sesuai dengan harapan.
Lantas, apa yang bisa dibanggakan dari yang katanya dibanggakan? Pertanyaan seperti ini kemana kami tanyakan? Wasit? Presenter stasiun TV? Tentu kepada mereka yang menjalankan langsung, Pemain. Kenapa bermain seperti itu? Kendala non teknis? Kenapa baru saat ini kalian merespon kendala tersebut? Kenapa tidak di pertengahan musim? Ini akhir dari perjalanan musim yang berat ini. Kita memulai dan menjalaninya tidak mudah. Harus kita akhiri dengan cara pahit seperti kalah sebelum perang?
Bermainlah dengan rasa bangga, urusan menang atau kalah, itu belakangan. Lakukan yang terbaik untuk lambang Monas di dada kalian. Karena, kalian sendiri yang memilih lambang itu untuk kalian letakkan di dada kalian. Bukan kami, bukan manajemen, sekalipun mereka meminta, kalau kalian tidak mengiyakan, tidak aka nada lambang itu di sana. Maka, bertanggung jawablah atas keputusan kalian. Lambang itu yang kalian punya, jaga dan cintai. Berikan yang terbaik untuknya, sesuatu yang kalian bilang “membanggakan” di awal musim, hingga akhir musim yang menyisakan satu pertandingan lagi.
Tak usah meragukan dukungan kami bagi kebanggaan kami, sampai kapanpun, Persija tetap menjadi kebanggaan kami. Semoga, kalian pun berpikir sama di laga akhir nanti. Buktikan bahawa loyalitas kalian kepada sesuatu yang kalian banggakan di awal musim, tetap ada hingga akhir. Berjuanglah kalian, tunjukkan kalau kalian memang loyal kepada kebanggaan kalian. Berikan yang terbaik, sebagai penutup dari perjalanan berat satu musim ke belakang.
Loud, proud and loyal. We’re loud because we care about something that we’re proud of it. And, caused we’re proud of it, that’s why we’re loyal. We keep our support, our loyalty ‘til the end. Even one two or eleven players out from our team, we don’t care, cuz we know, the came to our club as professional football player. Different with us, our pride is our loyalty to our land, Persija Jakarta and Jakarta who has Monas as the icon.
Jadi, bermainlah dengan rasa bangga esok menghadapi laga terakhir dimusim ini, doa kami menyertai kalian yang membawa emblem Monas di dadanya. Persija selamanya ! (Edja-JO)
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori
artikel
/
Jakmania
dengan judul
Loud, Proud, and Loyal
. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL
http://sisatruk.blogspot.com/2012/07/loud-proud-and-loyal.html
.
Artikel Terkait artikel , Jakmania
Ditulis oleh:
Pramudya Ksatria Budiman
-
Rating : 4.5
Belum ada komentar untuk " Loud, Proud, and Loyal "
Post a Comment
Beri komentar anda.