KOMPAS.com - Siapa sangka putra Indonesia ini adalah salah satu andalan tim medis Real Madrid. Benar, dialah Arya Pradana Budiarto.
Sebulan terakhir, nama Arya sempat menghiasi sejumlah berita di Kompas.com. Sempat tersiar beberapa keraguan dari pembaca tentang kredibilitasnya sebagai dokter tim Madrid, karena namanya yang bernuansa Indonesia.
Tak salah kalau ada yang berpikir demikian. Untuk itu, Kompas.com menghadirkan wawancara dengan Arya. Butuh waktu sekitar dua pekan bagi pria berusia 25 tahun itu untuk menjawab pertanyaan demi pertanyaan. Maklum saja, saat itu fokus Arya sepenuhnya untuk dua laga El Clasico plus bigmatch Liga Champions antara Real Madrid kontra tuan rumah Manchester United, Selasa (5/3/2013). Tiga laga berat dalam rentang 10 hari.
Akhirnya, akhir pekan lalu, Arya berkenan mengirimkan petikan wawancara Kompas.com via surat elektroniknya. Berikut petikannya:
Bisa diceritakan sejarahnya sampai Anda dipercaya sebagai salah satu tim dokter Real Madrid dan timnas Spanyol?
Sebenarnya saya bekerja untuk Sanitas (perusahaan asuransi kesehatan), dan Sanitas bekerja sama dengan Real dan timnas. Mungkin, nanti kalau sudah tidak bekerja sama ya tidak bekerja lagi dengan mereka (Madrid). Saya sendiri sudah (bekerja untuk Madrid) dari 2008. Jabatan saya dokter di Moraleja Hospital (rumah sakit di mana Sanitas menjalin kerja sama).
Gandeng tangan Sanitas dengan Los Blancos sudah dijalin sejak lima tahun lalu. Dan, sejak itu pula Arya menjadi andalan utama untuk menjaga kebugaran para pemain raksasa kolektor sembilan trofi Liga Champions. Pada 4 Oktober 2012, kerja sama kedua belah pihak diperpanjang hingga 2015 dan bisa jadi sampai saat itulah Arya akan tetap berada di sana. Dalam sebuah obrolan digitalnya dengan Kompas.com, Arya mengaku menjadi penentu keputusan siapa yang fit, layak bertanding, dan bisa jadi pilihan Jose Mourinho untuk pertandingan yang akan dimainkan.
Apa yang membuat Sanitas memilih Anda sebagai salah satu tim dokter Madrid?
Sebenarnya, kita ada 15 doctor, jadi bukan hanya saya. Kami bergantian menemani tim. Ada juga (dokter) dari Australia. Pertama datang saya belum menguasai (Bahasa Spanyol), namun Sanitas memberi semacam course (kursus). Saya punya paspor Spanyol untuk memudahkan travelling ke negara-negara Eropa saat menemani tim.
Pemain Madrid yang paling Anda akrabi? Mengapa?
Kalau dibilang akrab tidak juga. Tetapi saya dekat dengan Iker (Casillas), karena saya mengidolainya sebagai sosok yang rendah hati dan sederhana.
Di timnas Spanyol, siapa yang paling Anda kagumi? Mengapa?
Saya kagum dengan dokter senior profesor saya, dokter Cota. Dia mengajari saya banyak hal terutama dalam hal memotivasi pemain dan juga sang entrenador Vicente del Bosque, karena dia sangat charismatic dan talk less do more dengan strateginya.
Saat Casillas cedera patah telapak tangan, apakah Anda dilibatkan untuk memulihkan cederanya? Ceritakan apa yang Anda lakukan?
Kami sebagai tim medis melakukan operasi. Ada sedikit fraktur (retak) di daerah pertengahan ibu jari dan telunjuknya. Kebetulan pemimpin operasinya senior saya di Sanitas.
Bagaimana kondisi Casillas saat ini?
Kondisinya baik, seperti dugaan tim dokter. Dia memang pemain yang selalu bisa menyemangati teman maupun lawan dan pastinya, dia bisa menyemangati dirinya untuk segera sembuh.
Menurut Anda, pelajaran apa yang bisa dipetik dari Cristiano Ronaldo dalam hal kebugarannya? Apa yang rutin dilatihnya setiap hari dan setiap latihan? Berapa jam Ronaldo berlatih?
Untuk latihan di Valdebebas, saya kurang mengamati, karena saya hanya menghabiskan waktu saya di Moraleja untuk mengecek kondisi tubuh pemain. Cristiano pemain luar biasa. Dia sering melakukan latihan dengan asisten pribadinya di rumahnya di madrid.
Menurut Anda, faktor terpenting apa yang membuat pemain Madrid dan Spanyol selalu bugar saat tampil di lapangan?
Gizi yang baik, konsumsi makanan serta suplemen yang baik
Pengalaman yang paling berkesan selama menjadi tim dokter Madrid dan Spanyol?
Mungkin ketika menjuarai Piala Dunia (Afsel) 2010. Itu momen yang sangat luar biasa, terlebih di pertandingan pertama kita kalah dari Switzerland dan tidak sangka melaju hingga ke final dan juara.
Apakah suatu saat nanti Anda akan kembali ke Indonesia?
Ya, saya ingin sekali berbakti kepada negara asal saya, tetapi untuk saat ini saya ingin menimba ilmu.
Pesan Anda terhadap para pesepak bola Indonesia
Terus berlatih dan yang terpenting bermain untuk kemajuan sepak bola indonesia.
Baiklah, Arya, kami sangat menghargai waktu dan jawaban Anda. Sukses selalu. Gracias.
De nada... .
Sekilas Fakta
Nama lengkap: Arya Pradana Budiarto
Panggilan: Aya
Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 9 Februari 1988
Pendidikan terakhir: Sarjana Master (S2)
Karier: Dokter Sanitas
* Pada kesempatan terakhir, Arya meminta Kompas.com untuk tidak menampilkan foto dirinya untuk kepentingan privacy dirinya. Ia mengaku tidak terlalu senang diekspos agar tetap fokus untuk pekerjaan yang demikian dicintainya.
Belum ada komentar untuk " Arya Pradana, Tim Dokter Madrid Pengagum Casillas "
Post a Comment
Beri komentar anda.