Bukan Pakar SEO Ganteng

Showing posts with label Amanah. Show all posts
Showing posts with label Amanah. Show all posts

BAGAIMANAKAH MENJADI SEORANG PEMIMPIN ?


Salah satu permasalahan yang sangat mendasar di negara kita adalah kesenjangan sosial yang semakin tajam antara miskin dan kaya. Hal ini merupakan masalah krusial yang harus menjadi perhatian kita semuanya.

Seperti telah diketahui dan dirasakan bersama, betapa keji dan biadabnya perbuatan korupsi yang mengakibatkan terampasnya hak azasi ratusan juta rakyat Indonesia. Mulai dari hak memperoleh pendidikan, kesehatan, sandang, pangan, papan dan sederet hak-hak lainnya yang harus dipenuhi oleh negara sebagai kewajiban mendasar terhadap rakyatnya.

Hak rakyat dan kewajiban negara, gagal untuk dipenuhi dan ditunaikan karena tindakan biadab dari para koruptor. Perang terhadap koruptor sudah lama dicanangkan, tetapi eksistensi dan kebiadaban para koruptor tetap ada dan semakin meningkat.

Hal ini seharusnya tidak terjadi jika para pemimpin kita meneladani sifat-sifat mulia Rasulullah saw, para Kholifah, dan para Sahabatnya, sayangnya sebagian besar pemimpin kita mengabaikan tata cara model kepemimpinan yang telah diajarkan Rasulullah, mereka tidak sempat membaca dan mempelajari sifat-sifat mulia itu, mereka justru disibukan berkoalisi, lobi-lobi, menghimpun dan menyusun strategi untuk menggalang kekuatan dimana-mana untuk pemilihan berikutnya,dst...

Mungkin hal itu juga terletak dari kesalahan kita semua. Kesalahan dalam memilih pemimpin yang patut menjadi panutan.

Saya tertarik mencermati kekalahan AM dalam pemilihan ketua umum Partai Demokrat secara telak pada putaran pertama, yang mengingatkan saya akan pernyataan kontroversial AM di Makassar saat kampanye presiden SBY-Boediono. Kala itu, AM dengan entengnya mengatakan "belum saatnya orang Bugis menjadi pemimpin." , tentu saja pernyataan ini di tujukan buat Pak JK waktu itu.

Hasil dari Kongres Partai Demokrat di Bandung kemarin. Saya dan mungkin banyak orang Bugis lainnya pasti kembali terkenang dengan pernyataan AM tersebut.

Adalah wajar jika kita berpikir jangan-jangan apa yang dikatakan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga ini, benar. Belum saatnya orang Bugis memimpin. Lantas kapan? Kita tunggu waktunya.

Tetapi satu hal yang harus dipercaya oleh orang Bugis adalah pemimpin tidak dilahirkan, tetapi dibesarkan. Kalau kita mau memimpin bangsa ini, mari kita persiapkan generasi muda dari saat ini.

Tentu kuncinya adalah peran orang tua, pendidik, dan pengambil kebijakan. Dan satu hal yang perlu diingat, selalu terbuka pintu bagi orang Bugis untuk menjadi pemimpin. Perdana Menteri Malaysia, Dato Seri Najib Tun Razak adalah anak keturunan Bugis yang merantau ke Malaysia.

Jadi, AM dan kita semua orang Bugis tidak perlu khawatir akan ditolak menjadi pemimpin. Kekalahan hanyalah titik untuk memulai evaluasi dan belajar kembali. Paling tidak kita harus belajar dari pepatah Bugis;
Naia riasengage' to warrani maperengnge’ nare'kko moloi roppo-roppo ri laomu, rewe'ko paimeng sappa laleng molai.
" Artinya: "Orang yang unggul adalah yang berani dan kuat bertahan. Jikalau engkau mendapat jalan yang sukar, berpikir kembali dan berusahalah untuk menyelesaikan rintangan yang dihadapi."
Semoga Allah SWT senantiasa menganugerahkan kepada kita lisan yang baik, yang mampu menghasilkan perkataan yang benar, mulia, komunikatif, berkualitas, pantas, dan santun. Sehingga nantinya akan tercermin dalam setiap perilaku kita sehari-hari. Amin

Pramudya Ksatria Budiman AM , Amanah , Opini , SBY-Boediono

KEUTAMAAN MENJAGA LIDAH

Tak dapat dipungkiri, lidah adalah karunia Allah yang sangat berarti bagi kehidupan kita. Siapa pun pasti akan mengalami kesukaran untuk berkomunikasi dan menyampaikan gagasan-gagasan, bahkan keinginannya, kepada orang lain, tanpa melalui lidah.

Lidah termasuk organ tubuh paling utama dan paling banyak beraktivitas dalam keseharian kita. Bahkan dalam banyak hal, apa yang meluncur dari lidah menjadi ukuran kualitas seseorang.

“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan suatu kata yang Allah ridhai dalam keadaan tidak terpikirkan oleh benaknya, tidak terbayang akibatnya, dan tidak menyangka kata tersebut berakibat sesuatu, ternyata dengan kata tersebut Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sungguh seorang hamba mengucapkan suatu kata yang Allah murkai dalam keadaan tidak terpikirkan oleh benaknya, tidak terbayang akibatnya, dan tidak menyangka kata tersebut berakibat sesuatu ternyata karenanya Allah melemparkannya ke dalam neraka Jahannam.” (HR, Bukhari).

”Kata” yang meluncur dari lidah seseorang, implikasi dan pengaruhnya bisa melebihi kapasitas dirinya dan zamannya. Akan menggema dan dapat memantul di semua benua. Banyak ungkapan yang lahir dari lidah seseorang memiliki nilai abadi.

Ketajaman lidah mengalahkan ketajaman pedang yang mampu menebas leher siapa pun, maka dimensi daya hancurnya kepada kehidupan sangat luas. Rasulullah Saw bersabda:"Tidak ada satupun jasad manusia, kecuali pasti kelak akan mengadukan lidah kepada Allah atas ketajamannya".(HR, Ibnu Abi Dunya).

Ketika lidah mengalami kerusakan, maka akibat pastinya adalah meluncurnya produk lisan yang membahayakan orisinalitas jiwa manusia. Baik jiwa orang yang mengeluarkannya atau pun jiwa yang menangkapnya. Selanjutnya, kesadaran azali kita, seperti ketika kita di tanya oleh Sang Pencipta di alam azali, “Apakah aku Rabb kalian?” dan kita menjawab, “Benar”, akan menjadi rusak pula karena diperkosa oleh berbagai produk lisan yang menggencetnya. Akibatnya jiwa pun menangis karenanya. Sebab jiwa pada dasarnya/secara orisinil senantiasa cenderung mencari ketenangan, rasa nyaman dan kepuasan.

Oleh karena itu, marilah semua kita senantiasa menjaga lidah agar produk lisan kita tidak membahayakan orisinalitas jiwa sesama........


~~~~oooOOooo~~~~


Tulisan kali ini adalah postingan terakhir saya sebagai penerima amanah dari Ayahanda. Dan Insya Allah besok Ayahanda akan bersama kita lagi disini, dan untuk selanjutnya saya akan kembali berkonsentrasi dengan pelajaran serta mengelola Blog saya agar Mbah Gugel tidak sia-sia menghadiahi saya PR 3.

Mohon maaf atas segala kekurangan selama saya berada disini

Jangan lupa untuk mampir dirumah saya DISINI.




Pramudya Ksatria Budiman Amanah , Pencerahan

PENTINGNYA SEBUAH AMANAH

Amanah dalam bahasa Arab berarti memenuhi janji. Amanah diambil dari kata Al-amnu (rasa aman) lawan dari ketakutan. Amanah berarti merasa aman dari pengkhianatan.

Sedangkan secara istilah: Segala sesuatu yang harus dijaga dan ditunaikan, baik itu hak-hak Allah seperti ibadah dan menjauhi maksiat. Maupun hak-hak sesama manusia, seperti menjaga rahasia dan menepati janji.

Ketika seseorang dilahirkan ke dunia ini akan terbentuk suatu pertanggungjawaban dari setiap tubuh manusia. Seperti yang difirmankan oleh Allah SWT pada surat An Nahl:93, “… Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan“. Dari sini saya mulai berpikir akan amanah yang Allah berikan kepada saya. Saya berpikir apakah amanah yang saya jalankan sesuai dengan jalan-Nya?

Allah mewajibkan kita untuk selalu menjaga Amanah. (Annisa 4:58)

Macam-macam amanah :

1. Umur (usia / jatah hidup).
Kita hidup di dunia ini sudah diberikan kesempatan, umur, usia dan jatah hidup oleh Allah SWT. Sudah sewajib nya kita harus menjaga amanah yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita. Gunakan usia kita untuk hal-hal yang berguna dan bermanfaat untuk diri kita. Gunakan lah banyak kesempatan hidup kita untuk beribadah kepada Allah SWT.

Jangan sia-siakan waktu dan umur kita untuk melakukan hal-hal yang tidak berguna. Semua yang kita perbuat di dunia ini akan dimintai pertanggungan jawab tidak terkecuali mengenai Umur ini.

2. Kesehatan.
Kesehatan dalam kehidupan kita ini juga merupakan Amanah dari Allah SWT. Kadang-kadang kita ingkar dan lupa akan nikmat kesehatan ini, ketika sehat kita sering kurang mensyukuri kesehatan yang diberikan Allah SWT kepada kita. Malah sering kita tidak memanfaatkan kesehatan kurang maksimal.

Ketika sehat sering kita gunakan waktu dan tubuh kita untuk melakukan perbuatan yang kurang bermanfaat. Atau cenderung untuk keuntungan dunia semata, dan melupakan kepentingan akhirat. Sering juga kita tidak memanfaatkan waktu kita ketika sehat untuk melakukan banyak hal, melainkan menunda-nunda pekerjaan yang sebaiknya dikerjakan ketika kita sehat, sehingga kita tidak bisa melakukan nya ketika sedang sakit.

Ada dua nikmat yang sering kita lupakan. Nikmat kesehatan dan nikmat kesempatan .

3. Ilmu
Ilmu yang kita miliki juga merupakan amanah dari Allah SWT. Karena dengan ilmu juga kita menjadi memiliki derajat yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan Manusia lain yang tidak berilmu. Bagaimana anda menggunakan ilmu anda ? Untuk hal-hal kebaikan ataukah untuk hal-hal keburukan. Karena jika anda telah memiliki ilmu hanya dua kemungkinan yang akan dilaksanakan. Anda mengamalkan ilmu anda untuk hal-hal kebaikan / kebajikan bagi Umat Manusia atau hal-hal keburukan, atau tidak anda amalkan sama sekali.

Siapa yang berikhtiar mencari ilmu maka Allah SWT memudahkanbaginya menuju pintu Surga.
Maka banyak-banyaklah mencari ilmu, semangat dan giatlah dalam mencari ilmu. Amalkan ilmu anda untuk kemaslahatan orang banyak.

~~~~oooo~~~~

Tulisan ini juga saya tulis sebagai bentuk menjaga Amanah dari Ayahanda, yang menitip blog ini untuk di update setiap hari selama beliau menyelesaikan tugas penting.

Teramat berat rasanya karena blog saya sendiri sudah tidak terupdate selama beberapa bulan yang disebabkan karena kesibukan sekolah. Saya mohon maaf untuk sahabat semuanya...

Semoga saja apa yang saya tulis diatas dapat berguna bagi kita semuanya terutama sekali untuk diri pribadi saya.



Pramudya Ksatria Budiman Amanah , Pencerahan