Peluk terhangat untuk keluarga
Belai terlembut untuk keluarga
Senyum yang terindah untuk keluarga
Kasih paling tulus untuk keluarga
Terima kasih Ibu
Terima kasih Ayah
Untuk Kasih dan sayangmu
Selamat Hari keluarga
Demikian lagu dari iklan layanan masyarakat menyambut hari Keluarga 2011. Hari Keluarga yang diperingati setiap tanggal 29 Juni sejatinya lebih dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mensukseskan program Keluarga Berencana (KB).
Peringatan Hari Keluarga secara nasional yang diselenggarakan tiap tahun, merupakan upaya untuk mengingatkan kepada seluruh bangsa Indonesia betapa pentingnya keluarga sebagai sebagai sumber kekuatan dalam membangun bangsa dan dan negara.
Pernyataan itu disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sugiri Syarief, saat menghadiri pembukaan Hari Keluarga XVIII di Lembang, Kab. Bandung Barat (KBB), Senin (27/6).
Rangkaian kegiatan peringatan Hari Keluarga 2011 bahkan secara lugas mengangkat opini pembatasan kelahiran dengan jalan melibatkan baik laki-laki maupun perempuan dalam ber KB menggunakan kontrasepsi mantap (permanen) Vasektomi (MOP) dan Tubektomi (MOW). Demikian pula kampanye Generasi Berencana (Genre), ditujukan untuk membatasi kelahiran dengan cara mendewasakan usia pernikahan dan memberikan pandangan negatif terhadap pernikahan di usia muda yang pada gilirannya akan membatasi jumlah anak yang bisa dimiliki masing-masing keluarga.
Keluarga ideal merupakan cermin kekuatan masyarakat, bangsa, dan negara yang utuh dan bersatu. Keluarga yang sejahtera menjadikan keluarga damai dalam kehidupan yang saling menghormati, saling menghargai, baik sesama anggota keluarga itu sendiri maupun anggota keluarga yang lain. Dengan tidak meninggalkan nilai-nilai budaya bangsa, untuk bersama-sama membangun negara yang penuh kedamaian.
Di sisi lain, kenyataan yang sering ditemukan adalah adanya berbagai permasalahan sosial saat ini, terutama kemiskinan, kerukunan, dan keharmonisan antarwarga. Kondisi seperti itu tidak lepas dari akar permasalahan kependudukan, yang apabila ditangani dengan serius dan dikelola dengan baik akan memengaruhi ketahanan bangsa Indonesia.
Semoga dengan Peringatan Hari Keluarga 2011 dapat menjadi momentum untuk membuka nurani keluarga, masyarakat, pemerintah dan kita semuanya, untuk lebih memberikan perhatian terhadap peran dan fungsi kita masing-masing sehingga Keluarga yang merupakan institusi terkecil dapat menjadi fondasi untuk menjalankan berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan dan ekonomi. Sebab kemiskinan suatu keluarga bukan berarti tidak memiliki potensi untuk keluar dan mencapai kesejahteraan. Namun nilai budaya dan agama merupakan faktor dominan sebagai pendorong keluarga mengentaskan diri dari kemiskinan. ....
Peringatan Hari Keluarga secara nasional yang diselenggarakan tiap tahun, merupakan upaya untuk mengingatkan kepada seluruh bangsa Indonesia betapa pentingnya keluarga sebagai sebagai sumber kekuatan dalam membangun bangsa dan dan negara.
Pernyataan itu disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sugiri Syarief, saat menghadiri pembukaan Hari Keluarga XVIII di Lembang, Kab. Bandung Barat (KBB), Senin (27/6).
Rangkaian kegiatan peringatan Hari Keluarga 2011 bahkan secara lugas mengangkat opini pembatasan kelahiran dengan jalan melibatkan baik laki-laki maupun perempuan dalam ber KB menggunakan kontrasepsi mantap (permanen) Vasektomi (MOP) dan Tubektomi (MOW). Demikian pula kampanye Generasi Berencana (Genre), ditujukan untuk membatasi kelahiran dengan cara mendewasakan usia pernikahan dan memberikan pandangan negatif terhadap pernikahan di usia muda yang pada gilirannya akan membatasi jumlah anak yang bisa dimiliki masing-masing keluarga.
Keluarga ideal merupakan cermin kekuatan masyarakat, bangsa, dan negara yang utuh dan bersatu. Keluarga yang sejahtera menjadikan keluarga damai dalam kehidupan yang saling menghormati, saling menghargai, baik sesama anggota keluarga itu sendiri maupun anggota keluarga yang lain. Dengan tidak meninggalkan nilai-nilai budaya bangsa, untuk bersama-sama membangun negara yang penuh kedamaian.
Di sisi lain, kenyataan yang sering ditemukan adalah adanya berbagai permasalahan sosial saat ini, terutama kemiskinan, kerukunan, dan keharmonisan antarwarga. Kondisi seperti itu tidak lepas dari akar permasalahan kependudukan, yang apabila ditangani dengan serius dan dikelola dengan baik akan memengaruhi ketahanan bangsa Indonesia.
Semoga dengan Peringatan Hari Keluarga 2011 dapat menjadi momentum untuk membuka nurani keluarga, masyarakat, pemerintah dan kita semuanya, untuk lebih memberikan perhatian terhadap peran dan fungsi kita masing-masing sehingga Keluarga yang merupakan institusi terkecil dapat menjadi fondasi untuk menjalankan berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan dan ekonomi. Sebab kemiskinan suatu keluarga bukan berarti tidak memiliki potensi untuk keluar dan mencapai kesejahteraan. Namun nilai budaya dan agama merupakan faktor dominan sebagai pendorong keluarga mengentaskan diri dari kemiskinan. ....
Pramudya Ksatria Budiman
Hari Keluarga
,
Info
,
Info Terbaru
,
Opini