Bukan Pakar SEO Ganteng

Showing posts with label finance. Show all posts
Showing posts with label finance. Show all posts

Terancam Tenggelam, Pemerintah Reklamasi Pulau Terluar Indonesia

Jakarta - Perubahan iklim dan abrasi pantai banyak mengikis pulau-pulau terluar Indonesisa sehingga beberapa diantaranya terancam tenggelam. Untuk menghindari hal itu, pemerintah akan mereklamasi pulau-pulau tersebut.

Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto menyebutkan, salah satu pulau yang akan ditangani pemerintah adalah Pulau Nipah di Batam, serta pulau-pulau lainnya.

"Pulau terluar di seluruh Indonesoia sudah menjadi perhatian kita, sudah ada yang kita tangani seperti Pulau Nipah, dan ada juga beberapa pulau launnya yang sedang dikerjakan serta beberapa pulau lainnya yang akan diusulkan untuk direklamasi," ungkap Djoko seperti dikutip dalam situs Kementerian PU, Minggu (31/3/2013).

Dikatakan Djoko, pemerintah terus memberi perhatian khusus kepada pulau-pulau terluar diantaranya melalui reklamasi pantai dan perkuatan tebing garis bantan agar tidak tergerus abrasi. Selain itu, pulau terluar yang berpenghuni yang dijaga TNI, pemerintah membuatkan embung atau kolam air untuk menampung air hujan.

Djoko mencontohkan konservasi yang dilakukan terhadap pulau Nipah antara lain pembuatan tembok laut di sekeliling pulau sepanjang 4,3 kilometer serta tertapod.

Selain itu juga dilakukan dengan pengisian pasir laut di zona utara dan selatan sehingga kini memiliki ketinggian 4,6 meter serta pengisian zona hutan bakau hingga elevasi 1,8 meter. Sedangkan pengisian timbunan kerjakan di kawasan utara dengan ketebalan 0,6 meter hingga mencapai elevasi 6,2 meter. Selain pulau Nipah, Kementerian PU juga mereklamasi Pulau Pelampong dengan membuatkan pemecah ombak.

"Di sekitar pulau Nipah masih ada pulau-pulau karang lainnya yang perlu direklamasi, kalau tidak maka tapal batas negara alan berubah khususnya dengan Singapura," ungkap Gubernur Kepulauan Riau.

(zul/dru)

Unknown finance

Gabungkan Rute Monorel Jabodetabek, ADHI Gandeng Ortus Grup

Jakarta - Konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pengusul monorel Jabodetabek yang diketuai PT Adhi Karya Tbk (ADHI) akan bersinergi dengan perusahaan swasta Ortus Holdings Ltd, milik Edward Soeryadjaya yang juga menggarap monorel untuk rute dalam kota atau DKI Jakarta.

Rute monorel ADHI, nantinya akan terkoneksi dengan jalur monorel green line dan blue lini milik Ortus yang dikembangkan oleh PT Jakarta Monorail. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama ADHI Kiswodarmawan kepada detikFinance, Sabtu (30/3/2013).

"Ortus kita sudah panggil kemaren, kalau bicara monorail kan bicara jaringan sukur bisa kerjasama. Intinya mereka seneng bisa kerjasama dengan kita," tutur Kiswo.

Mengenai teknis kerjasama, koneksi antar rute monorel, yang dikembangkan ADHI dan Ortus, masih masih tahap mematangkan rencana dan skema kerjasama. Kerjasama ini, menurutnya penting dilakukan karena mega proyek moda transportasi masa depan ini, bernilai puluhan triliun.
"Di sisi mana, masih dikaji," tambahnya.

Seperti diketahui, ADHI bersama konsorsium BUMN, mengusulkan akan menggarap rute monorel Jabodetabek. Tahap I, ADHI Cs akan menggarap monorel Jabodetabek rute Cibubur-Cawang, Bekasi Timur-Cawang dan Cawang-Kuningan sepanjang 39,036 km

Sementara, Ortus Grup melalui Jakarta Monorail, akan menggarap monorel rute green line dan blue line. Tahap awal, Jakarta Monorail akan mengerjakan monorel rute green line yakni dari Kuningan-Kuningan Sentral-Gatot Subroto-Senayan-Asia Afrika-Pejompongan-Karet-Dukuh Atas-kembali ke Kuningan sepanjang 14,5 Km.

Nantinya, monorel ADHI dan Jakarta Monorail akan terkoneksi di Kuningan Jakarta Selatan.

(feb/ang)

Unknown finance

Reuters Beritakan Niat CT Beli TVOne Group Rp 17 Triliun

Jakarta - Pengusaha asal Indonesia Chairul Tanjung (CT) diberitakan telah mengajukan pembelian perusahaan media milik Bakrie Group yaitu PT Visi Media Asia Tbk (Viva Group) yang membawahi stasiun televisi TVOne dan ANTV dengan nilai US$ 1,8 miliar atau sekitar Rp 17 triliun.

Pembelian Viva Group ini dikatakan bakal memperkuat posisi CT selaku pemilik CT Corp, sebagai pengusaha media terbesar di Asia Tenggara. CT menyampaikan pengajuan pembelian Viva Group ini dilakukan tanpa menggandeng partner.

"Kami ada salah satu penawar. Proposal kami adalah kami ingin membeli seluruh saham..kantong saya masih sangat dalam," ujar CT dalam wawancara dengan Reuters di Bali seperti dikutip, Jumat (29/3/2013).

"Hanya kami yang bisa membayar secara tunai (cash) seratus persen..tapi kesepakatan belum terjadi," imbuh CT.

Saat ini, CT Corp merupakan salah satu pemain besar di industry media Indonesia dan telah mengontrol dua stasiun televisi lokal yaitu Trans TV dan Trans7. Dikatakan CT, dia telah mempersiapkan pinjaman baru untuk mengambil alih Viva Group, namun dia tidak mengatakan berapa nilai pinjaman yang akan diambil.

Dikatakan Reuters, keluarga Bakrie saat ini memang tengah berencana untuk menjual saham mayoritasnya untuk mendapatkan uang, guna membeli asset Bumi Plc. Bakrie dikabarkan menawarkan 51% sahamnya di Viva Group, dan tengah gencar dikabarkan ada beberapa penawar yang minat terhadap Viva Group, yaitu CT Corp dan MNC Group.

Menurut Reuters, Bakrie ingin menjual kepemilikannya di Viva Group sekitar US$ 1,2 miliar hingga US$ 2 miliar. Meskipun menurut Reuters nilai kapitalisasi pasar Viva Group US$ 800 juta atau sekitar Rp 7,6 triliun.

CT yang merupakan orang terkaya nomor lima di Indonesia versi Forbes, juga berencana membangun taman hiburan di pulau Jawa senilai US$ 3 miliar pada 2016, yang merupakan taman hiburan terbesar di Asia Tenggara. 
"Kami membangun kota, bukan hanya taman hiburan, seperti keinginan saya untuk membuat banyak orang Indonesia bahagia," ujar CT.

(dnl/dnl)

Unknown finance

Tak Lagi Merugi, Bank Pundi Raih Laba Rp 14 Miliar di 2012

Jakarta - PT Bank Pundi Tbk berhasil meraup laba bersih sebesar Rp 14,25 milar atau lebih baik dari periode 2011 yang mengalami rugi hingga Rp 117 miliar.

Laba bersih Bank Pundi ditopang dari pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp 2,95 triliun di 2012 atau lebih tinggi dibandingkan 2011 yang sebesar Rp 631,9 miliar.

Dikutip detikFinance dari laporan keuangan perusahaan, Kamis (28/3/2013), Bank Pundi mencatat pendapatan non bunga di 2012 sebesar Rp 247,7 miliar. Total aset Bank Pundi juga terlihat meningkat dari Rp 5,9 triliun di 2011 menjadi Rp 7,68 triliun di akhir 2012.

Total kredit yang disalurkan Bank Pundi selama 2012 telah mencapai Rp 5,65 triliun. Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Pundi di 2012 terdiri dari deposito sebesar Rp 6,1 triliun, tabungan Rp 552 miliar dan giro mencapai Rp 32,4 miliar.

Bank Pundi dimiliki sahamnya oleh PT Recapital Securities sebesar 67,85% kemudian sisanya melalui pasar modal IF Services Netherlands B.V 13,34% dan Pershing LLC 10,71%.

(dru/ang)

Unknown finance

Berkat Proyek Pesawat N250 Ciptaan Habibie, RI Punya Banyak Ahli Dirgantara

Langkawi - Tidak dapat dipungkiri proyek pembuatan pesawat N250 yang dipimpin BJ Habibie banyak menciptakan para ahli-ahli pembuat pesawat nasional. Namun sebagian dari ahli-ahli tersebut saat ini bekerja di perusahaan milik asing.

"Proyek N250 itu sisi positifnya banyak menciptakan para ahli-ahli pembuat pesawat nasional," kata Vice President Sales & Marketing PT Dirgantara Indonesia Arie Wibowo kepada detikFinance di 12th Langkawi International Maritime & Exhibition 2013 (LIMA '13), Malaysia, Selasa (26/3/2013).

Kata Arie, apalagi proyek tersebut juga mendapat dukungan penuh negara, terutama dari sisi pendanaan. Karena itu banyak tercipta banyak ahli pesawat di dalam negeri. Ari menjadi salah satu ahli pesawat yang lahir dari proyek pesawat tersebut. "Makanya saya bangga dengan N250," katanya.

Namun karena proyek tersebut dihentikan, ahli-ahli pesawat terbang dari Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) saat ini terpencar di berbagai negara. Ada yang bekerja di Airbus, Boeing, ATR, Eurocopter, dan banyak lagi.

"Termasuk saya sendiri, dulu saya setelah IPTN tidak ada kepastian saya kerja di perusahaan pesawat asing di luar negeri banyak yang pindah, tapi banyak pula yang masih setia di PT DI. Dan ketika dipanggil kembali saya bersedia pulang, dan masih banyak ahli-ahli pesawat terbang kita di luar sana akan bersedia jika dipanggil kembali dan membangun industri pesawat terbang Indonesia menjadi jauh lebih besar lagi," tandasnya.

(rrd/dnl)

Unknown finance

Kemenpera Godok Aturan DP 5% Bagi Masyarakat Bergaji Rendah

Jakarta - Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) terus mengupayakan untuk bisa memfasilitasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk Masyarakat Berpenghasilan rendah (MBR). Khususnya pekerja sektor informal dengan cicilan murah dan uang muka 5%.

Deputi Pembiayaan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) Sri Hartoyo menyebutkan, saat ini jumlah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Indonesia mencapai 34,2 juta jiwa. Dari jumlah itu, sebesar 19,4 juta jiwa adalah pekerja mandiri (informal) dan 14,8 juta jiwa adalah pekerja formal (buruh).

"Dari angka itu ada yang sudah punya dan ada yang belum. MBR ini biasanya tidak bankable untuk mendapatkan KPR. Ini kita upayakan agar bisa punya rumah," kata dia dalam diskusi Menggagas Penyaluran KPR Sektor Informal, di Hotel Ambhara, Jakarta, Selasa (26/3/2013).

Namun, dia mengaku, yang menjadi tantangan adalah bagaimana menekan harga rumah sehingga cicilan harga masih bisa dijangkau MBR. Kemenpera bertekad untuk membentuk skim tersebut.

"Dalam skim ini masyarakat bisa mengangsur dalam jumlah kecil baik per hari, per minggu hingga per bulan," ucapnya.

Sebagai contoh, misalkan dengan harga rumah murah di wilayah I seharga Rp 88 juta tenor 20 tahun dengan suku bunga tetap selama masa pinjaman sebesar 7,25% dan uang muka diusulkan sebesar 5% atau Rp 4,4 juta. "Kreditur bisa melakukan cicilan Rp 900 ribu per bulan atau Rp 33 ribu per hari. Ini terjangkau," paparnya.

Selain itu, untuk mengetahui berapa besaran penghasilan calon kreditur, bank perlu meninjau langsung dengan merinci track record si kreditur. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya kredit macet.

"Nanti bank menilai pendapatan rata-rata setahun pekerja informal berapa, layak atau tidak untuk bisa ambil KPR. Ini pembiayaan jangka panjang. Ini untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di sektor informal. Ini potensinya sangat besar karena masih banyak MBR belum memiliki rumah sendiri," kata Sri.

(dru/dru)

Unknown finance

Sri Mulyani: Krisis Siprus Sangat Menular

Beijing - Negara-negara berkembang harus siap menghadapi penarikan dana besar-besaran di pasar finansial jika sektor perbankan Republik Siprus kolaps. Siprus harus segera mencari cara untuk mengakhiri krisisnya.

Demikian hal itu dikemukakan oleh Managing Director World Bank alias Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati, dalam wawancara di sebuah forum di Beijing, dikutip Reuters, Senin (25/3/2013).

Sri Mulyani mengaku, dirinya sangat memperhatikan keadaan Siprus dengan seksama, terutama rencana menarik pajak cukup tinggi dari para nasabah perbankannya, syarat supaya Siprus bisa mendapat dana bantuan atau bailout 10 miliar euro dari Uni Eropa.

Mantan Menteri Keuangan Indonesia ini punya pandangan berbeda dengan para politisi Jerman, yang memprediksi potensi krisis Siprus ini tidak menular dengan luas. Situasi pasar finansial Eropa saat ini juga masih dalam kondisi yang tenang sejak krisis Siprus muncul.

Namun demikian, kata Sri Mulyani, jika tidak cepat-cepat diselamatkan, krisis Siprus ini bisa menular dan mengancam negara-negara lain yang sama rentannya, terutama negara-negara di Uni Eropa.

"Dampak pertama terhadap dunia dari situasi krisis Eropa ini berasal dari persepsi, karena sifatnya yang psikologis," katanya.

"Dan (psikologis) itu sangat menular karena berasal dari pasar modal, pasar ekuitas dan dari sektor finansial," ujarnya.

Presiden Siprus Nicos Anastasiades sedang menunggu hasil dari pertemuan di Brussels sejak hari Minggu kemarin yang diharapkan bisa menanggulangi krisis di negaranya.

Hal ini sangat berdekatan dengan tenggat dalam mengindari runtuhnya sistem keuangan dan potensi keluarnya Siprus dari Uni Eropa Senin ini.

Sektor perbankan Siprus sudah mengalami kerugian investasi dalam jumlah besar gara-gara banyak bermitra dengan Yunani. Uni Eropa meminta Siprus mengumpulkan dana 5,8 miliar euro sebelum dapat bantuan dana bailout senilai 10 miliar euro.

Pemerintah setempat sempat mengajukan ide untuk menarik pajak atau retribusi sebesar 20% untuk nasabah bank dengan simpanan 100.000 euro di bank terbesar Siprus. Bahkan, proposal sebelumnya juga berniat menarik pajak dari nasabah yang simpanannya lebih kecil.

Rencana ini memicu kemarahan publik dan mendorong banyaknya demonstrasi di jalananan Siprus. Akhirnya, rencana menarik pajak dari nasabah yang simpanannya lebih kecil pun dibatalkan oleh pemerintah.

"Anda harus memperhatikan dengan seksama atas situasi yang terjadi di Siprus. Bukan hanya secara prikologis... tapi juga penyelesaian atas sistem perbankan dan penyelamatan dana simpanan nasabah," katanya.

"Ekonomi global tidak akan bertahan jika harus bergejolak lagi. Itulah kenapa para pembuat kebijakan harus melakukan hal yang sebaik-baiknya dalam waktu singkat sehingga bisa mengurangi gejolak dan ketidakpastian," tutupnya.

(ang/dnl)

Unknown finance

RI Jadi Ajang Pertempuran Dua 'Raksasa' Boeing & Airbus

Jakarta - Persaingan baru antara produsen pesawat terbesar dunia Airbus dan Boeing sedang memanas di Indonesia. Hal ini menyusul rampungnya kontrak pemesanan pesawat Airbus oleh Lion Air beberapa waktu lalu.

Sebelumnya perusahaan Eropa kehilangan kontrak untuk menyaingi Amerika Serikat (AS) memperebutkan pasar pesawat Asia Tenggara. Namun kontrak pembelian Lion Air sebesar 18,4 miliar euro atau US$ 23,8 miliar untuk pembelian 234 Airbus, pekan lalu membuat semakin panas perseteruan Airbus dan Boeing.

"Ini adalah kesepakatan besar bagi Airbus karena secara umum Indonesia telah menjadi benteng untuk Boeing," kata analis kedirgantaraan untuk Frost & Sullivan Ravi Madavaram seperti yang dikutip dari AFP, Minggu (24/3/2013)

"Saya pikir saat Airbus masuk ke dalam pasar, sangat lebih murah untuk menginginkan Airbus A320. Kemudian inilah yang menjadi tantangan bagi Boeing untuk mengejar ketertinggalan," sambungnya.

Kontrak Lion Air dengan Airbus untuk A320 yang berlangsung di Paris pekan lalu merupakan kontrak terbesar sepanjang sejarah. Rekor kedua juga ditorehkan oleh Lion Air tahun 2011 dengan nilai US$ 22,4 miliar untuk pesanan 230 pesawat Boeing.

Produsen pesawat Airbus dan Boeing memiliki duopoli pasar pesawat yang besar di dunia. Boeing tahun sebelumnya sempat menyusul Airbus sebagai produsen pesawat terbesar di dunia, untuk pertama kalinya dalam 10 tahun.

"Lion Air itu sebenarnya salah satu maskapai penerbangan di regionalnya yang belum pernah memesan pesawat dari Airbus. Tapi kita tidak pernah menyerah," kata Wakil Presiden Eksekutif Penjualan untuk Airbus Asia Jean-Francois Laval.

"Kami tidak pernah absen dari Indonesia. Order dari Lion Air secara signifikan meningkatkan kehadiran kami di pasar penting di Indonesia," ucapnya.

Bagi pihak Boeing, menanggapi kontrak Airbus tersebut masih belum mengganggu pasar Boeing. "Lion Air menargetkan pertumbuhan yang sangat ambisius dan tidak ada produsen yang dapat penuhi kebutuhan Lion," kata juru bicara Boeing Ken Morton.

Disisi lain perlambatan pertumbuhan di negara-negara Barat yang cukup memukul industri penerbangan, negara-negara Asia terus berkembang pesat dengan masyarakat kelas menengah yang semakin berminat menggunakan angkutan udara.

"Ada 3 miliar orang di Asia, ada 300 juta orang di Amerika. Amerika memiliki sekitar 3 kali lebih banyak pesawat sekarang dari Asia," ujar CEO Air Asia Tony Fernandes.

Indonesia mengandalkan angkutan udara untuk menghubungkan 17.000 pulau dengan target 900 pesawat baru yang ditetapkan beberapa tahun ke depan.

Dari potensi besar itu, kini tercatat hanya 6% penduduk Indonesia yang melakukan perjalanan menggunakan pesawat udara dari total penduduk 240 juta jiwa. Pada tahun 2021, 180 juta penumpang ditargetkan dapat terbang untuk penerbangan domestik atau dalam negeri, artinya tiga kali lipat jumlah 2011.

Menurut Kepala Analis Capa Brendan Sobien mengatakan ketergesaan untuk pemenuhan kebutuhan permintaan pesawat, membawa risiko terhadap maskapai yang membeli pesawat baru terlalu banyak.

"Di beberapa pasar, Anda akan melihat kapasitas yang berlebih," ucapnya memperingatkan operator yang diprediksi sulit mengahsilkan keuntungan.

Seperti diketahui Lion Air, maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia telah memesan lebih dari 460 pesawat hanya dalam 16 bulan, ekspansi dramatis menimbulkan keraguan khususnya terkait dengan pembiayaan, pilot dan volume pendaratan di bandara.

Saat ini ada 92 pesawat Boeing yang dioperasikan oleh Lion, kecuali Boeing McDonnel Douglas tua. Penerbangan terjauh adalah Saudi Arabia yang merupakan pasar pekerja rumah tangga (TKI) dan buruh konstruksi asal Indonesia.

Pada sebuah wawancara dengan The Stars di Malaysia, CEO Lion Air Rusdi Kirana akan coba memasuki pasar penerbangan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

"Nantinya akan memikirkan Hongkong atau bahkan Canton (Guangzhou di China Selatan). Dan ketika mereka punya lebih banyak uang mereka akan ingin melakukan perjalanan ke Jepang, Korea, China atau Australia Utara," katanya.

(hen/hen)

Unknown finance