Berbekal kesuksesan sebagai New York Times Best Seller list selama 110 minggu pada tahun 2009, Columbia Pictures kemudian mengangkatnya dalam layar lebar .
Italia, India, dan Indonesia adalah tiga negara yang mendapat peran penting di Film Eat Pray Love. Bukan hanya sebagai setting film, tapi juga berhubungan erat dengan jalan cerita secara keseluruhan.
Seperti apakah kisah dari film yang ceritanya diangkat dari kisah nyata Elizabeth Gilbert, seorang jurnalis perempuan yang resah mencari makna kehidupan. Berikut kisahnya:
Elizabeth Gilbert (Julia Roberts) atau yang akrab dipanggil Liz, merindukan kehidupan yang seimbang. Karir sebagai penulis, memiliki rumah indah serta suami yang setia dan baik hati rupanya tak membuat hidupnya terasa ‘cukup’.
Memasuki usia 30 tahun, Gilbert telah mendapatkan semua yang diinginkan oleh seorang wanita Amerika modern, yaitu seorang pendamping hidup, rumah mewah, dan karier yang cemerlang. Namun, semua itu tak membuatnya bahagia.Gilbert yang ambisius justru menjadi panik, sedih, dan bimbang menghadapi kehidupannya. Gilbert merasakan pedihnya perceraian, depresi, kegagalan cinta, dan kehilangan pegangan dalam hidupnya.
Untuk memulihkan dirinya, Gilbert pun mengambil langkah yang cukup ekstrem. Dia meninggalkan pekerjaan dan orang-orang yang dikasihinya untuk melakukan petualangan seorang diri berkeliling dunia.
Bagi seorang perempuan yang berpenampilan menarik, perjalanan solo ini jelas petualangan seru. Makan, doa, dan cinta adalah catatan kejadian di bulan-bulan pencarian jati dirinya itu.Dalam petualangannya itu, Gilbert menetapkan tujuan ke tiga tempat berbeda.
Di setiap negara, ia meneliti aspek kehidupan dengan latar budayanya masing-masing.Italia menjadi tempat tujuan pertamanya. Di negeri nan elok ini, Gilbert mempelajari seni menikmati hidup dan bahasa Italia. Tak lupa, ia juga mengumbar nafsu makannya dengan menyantap aneka masakan Italia yang enak-enak. Wajar saja jika kemudian bobot tubuhnya pun bertambah 12 kilogram.
Dari Italia, Gilbert bertolak menuju India. Di negeri ini dia mempelajari seni devosi atau penyerahan diri di sebuah Ashram atau padepokan Hindu. Ia menghabiskan waktu empat bulan untuk mengeksplorasi sisi spiritualnya.
Akhirnya, Bali menjadi tujuan terakhirnya. Di Pulau Dewata inilah wanita matang ini menemukan tujuan hidupnya, yakni kehidupan yang seimbang antara kegembiraan duniawi dan ketenangan batin.Ia menjadi murid seorang dukun tua bernama Ketut Liyer yang juga seorang pelukis dan peramal lewat bacaan garis tangan.
Gilbert juga bersahabat dengan Nyoman, penjual jamu tradisional Bali.Dan yang terpenting, di Bali, Gilbert yang sudah apatis dan merasa tak akan pernah lagi bisa berhubungan romantis dengan lelaki mana pun, akhirnya malah menemukan kembali cinta sejati pada diri Felipe, pria separuh baya asal Brasil yang jauh lebih tua darinya.
Hijaunya sawah-sawah Ubud adalah salah satu objek yang paling banyak ditampilkan di film ini
Sayang sekali, Pemeran orang bijak di film "Eat Pray Love", Ketut Liyer terbaring di kamar rumah sakit di Denpasar, Bali, Kamis (12/8). akibat penyakit jantung yang dideritanya beberapa hari sebelum film yang dibintanginya bersama Julia Roberts diluncurkan di Amerika.
Trailer Film Eat Pray Love
Belum ada komentar untuk " Panorama Keindahan Bali dalam Film Eat Pray Love "
Post a Comment
Beri komentar anda.