Head Departement Media Relatons Total E&P Indonesie Kristanto Hartadi mengungkapkan, turunnya produksi gas Total di Blok Mahakam dikarenakan sudah tuanya sumur-sumur gas di sana khususnya lapangan Tunu dan Peciko.
"Akibat usia sumur-sumur gas sudah berusia tua, sehingga produksi pasir dan tanah makin bertambah banyak," kata Kristanto kepada detikFinance ketika ditemui di sela acara IndoGas 2013 di Jakarta Convention Center, Rabu (23/1/2013).
Kata Kristanto, dengan naiknya pasir yang ikut dalam produksi gas, mengakibatkan Total harus mengurangi tekanan untuk mengangkat gas dari dalam perut bumi.
"Dengan dikuranginya tekanan tersebut produksi gas ikut turun, karena kalau dipaksakan pasir yang terangkat makin banyak, dan pasir itu seolah seperti amplas yang kalau dibiarkan dengan tekanan tinggi akan merusak instalansi dan bisa menyebabkan kecelakaan seperti bisa terjadi ledakan, makanya kira kurangi tekanannya yang dampaknya produksi gas turun," ungkap Kristanto.
Untuk mengurangi dampak penurunan produksi tersebut, tambah Kristanto, Total melakukan berbagai cara dengan menambah pengembangan sumur-sumur baru, jika tidak produksi Total tahun ini bisa turun 50%.
"Dengan investasi tahun ini mencapai US$ 2,3 miliar salah satunya untuk melakukan pengeboran 100 sumur gas baru, produksi Total tetap turun, tapi tidak sampai 50% hanya 15% saja, tapi jika tidak melakukan apa-apa produksinya turun 50%," ucapnya.
Beberapa proyek tahun ini, tambah Kristanto, yakni pengembangan Lapangan Peciko Phase 7 B dan C, serta Lapangan Sisi Nubi Phase 2B.
"Ketiga lapangan tersebut akan menambah produksi gas sebesar 290 mmscfd dan kondensat 280 barel per hari. Total juga akan melakukan seismik di North West Tunu, menyiapkan 2 menara bor (rig) lepas pantai (offshore), dan akan melakukan pengeboran lebih dari 100 sumur pengembangan," ungkapnya.
(rrd/dnl)
Belum ada komentar untuk " Pasir Jadi Penyebab Produksi Gas Total E&P Turun Drastis di Mahakam "
Post a Comment
Beri komentar anda.