"Upaya pembocoran data pajak itu selalu ada jadi bukan hanya presiden, namun terhadap WP (wajib pajak) lain juga ada yang jahil. Kalau istilah di luar negeri itu tax return peeping atau mengintip-intip SPT orang," ungkap Fuad di Kantor Kementerian Keuangan, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Kamis (21/3/2013).
Dikatakan Fuad, upaya mengintip data pajak seseorang atau pihak-pihak tertentu tak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di negara sekelas Amerika Serikat dan Jerman. Fuad mengaku dirinya pernah mendapati kejahatan tersebut.
"Siapa saja, SPT saya saja juga suka diintip. Artinya itu selalu ada di mana-dimana bukan hanya di Indonesia, di Amerika dan Jerman juga ada," jelasnya.
Fuad enggan menyebutkan berapa total kejahatan yang telah terjadi. Ia hanya menyayangkan, informasi rahasia tersebut diberitakan beberapa media massa.
"Sudah ada yang dikenai hukuman. Sebelum kejadian ini juga sudah ada," cetusnya.
Untuk kasus bocornya data yang diduga SPT Presiden SBY, Fuad menilai masih dalam tahapan investigasi. Sehingga belum diketahui apakah pelaku merupakan orang internal pemerintah maupun eksternal.
"Di internal maupun luar sama saja. Untuk kasus presiden saya belum bisa bilang, karena ini masih dalam investigasi," pungkasnya.
(dnl/dnl)
Belum ada komentar untuk " Dirjen Pajak: Upaya Pembocoran Data Pajak Selalu Ada, Bukan Hanya Presiden "
Post a Comment
Beri komentar anda.