Jagalah hati jangan kau kotori
Jagalah hati lentera hidup ini
Jagalah hati jangan kau nodai
Jagalah hati cahaya illahi
Bila hati kian bersih, pikiran pun kian jernih
Semangat hidup kan gigih, prestasi mudah diraih
Namun bila hati busuk, pikiran jahat merasuk
Ahlak kian terpuruk, jadi mahluk terkutuk
Bila hati kian suci, tak ada yang tersakiti
Pribadi menawan hati, ciri mukmin sejati
Namun bila hati keruh, batin selalu gemuruh
Seakan dikejar musuh, dengan Allah kian jauh
Bila hati kian lapang, hidup sempit tetap senang
Walau kesulitan datang, dihadapi dengan tenang
Tapi bila hati sempit, segalanya makin rumit
Seakan hidup terhimpit, lahir batin terasa sakit
Jagalah hati lentera hidup ini
Jagalah hati jangan kau nodai
Jagalah hati cahaya illahi
Bila hati kian bersih, pikiran pun kian jernih
Semangat hidup kan gigih, prestasi mudah diraih
Namun bila hati busuk, pikiran jahat merasuk
Ahlak kian terpuruk, jadi mahluk terkutuk
Bila hati kian suci, tak ada yang tersakiti
Pribadi menawan hati, ciri mukmin sejati
Namun bila hati keruh, batin selalu gemuruh
Seakan dikejar musuh, dengan Allah kian jauh
Bila hati kian lapang, hidup sempit tetap senang
Walau kesulitan datang, dihadapi dengan tenang
Tapi bila hati sempit, segalanya makin rumit
Seakan hidup terhimpit, lahir batin terasa sakit
(Lagu Nasyid : Jagalah Hati )
Kalau kebaikan itu bersumber di hati, maka seharusnya hatilah yang perlu dijaga, dipelihara, dirawat agar baik dan tetap baik. Ini sangat penting, sebab Nabi Muhammad SAW mengingatkan, bahwa bila hati orang baik, maka baiklah dia seutuhnya, namun bila hatinya rusak maka rusaklah dia seutuhnya.
Kalau kita renungkan sabda Nabi tersebut, kita seharusnya menyadari bahwa yang paling menentukan pada diri setiap manusia adalah hatinya, bukan yang lainnya. Kalau begitu pula, yang menjadi prioritas untuk selalu dijaga, dipelihara dan dirawat adalah hati ini.
Akan tetapi, sayangnya kebanyakan dari kita lebih suka merawat tubuh ketimbang hati. Ada yang risau wajahnya berjerawat, tetapi tidak pernah risau bila hatinya angkuh, sirik dan dengki.
Ada yang berupaya mati-matian agar ketiaknya tidak berbau, tapi terus menerus mempertahankan kebusukan hatinya. Betapa naifnya manusia. Naudzubillahi Mindzaliq
Semoga kita tidak tergolong didalamnya, Amin......
Kalau kita renungkan sabda Nabi tersebut, kita seharusnya menyadari bahwa yang paling menentukan pada diri setiap manusia adalah hatinya, bukan yang lainnya. Kalau begitu pula, yang menjadi prioritas untuk selalu dijaga, dipelihara dan dirawat adalah hati ini.
Akan tetapi, sayangnya kebanyakan dari kita lebih suka merawat tubuh ketimbang hati. Ada yang risau wajahnya berjerawat, tetapi tidak pernah risau bila hatinya angkuh, sirik dan dengki.
Ada yang berupaya mati-matian agar ketiaknya tidak berbau, tapi terus menerus mempertahankan kebusukan hatinya. Betapa naifnya manusia. Naudzubillahi Mindzaliq
Semoga kita tidak tergolong didalamnya, Amin......
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori
Tauziyah
dengan judul
MENJADI ORANG BAIK
. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL
http://sisatruk.blogspot.com/2009/09/menjadi-orang-baik.html
.
Artikel Terkait Tauziyah
Ditulis oleh:
Pramudya Ksatria Budiman
-
Rating : 4.5
Belum ada komentar untuk " MENJADI ORANG BAIK "
Post a Comment
Beri komentar anda.