Film Indonesia "3 Doa 3 Cinta" yang sudah dirilis setahun yang lalu ini nampaknya sudah dilupakan karena waktu putarnya di bioskop pada bulan Desember 2008, tapi sejak kemarin... Film ini kembali diberitakan oleh beberapa media cetak dan eletronik.
Pesantren adalah subkultur? Bisa jadi pernyataan Abdurrahman Wahid beberapa dekade lalu itu ada benarnya. Namun Nurman Hakim tak repot dengan itu. Film 3 Doa 3 Cinta yang disutradarainya ini terasa dibuat tanpa ambisi berlebih dan seakan berkata: ‘ini adalah pesantren yang saya kenal dan saya tak terlalu peduli pada definisi dan segala anggapan tentangnya’. Namun dengan bicara itu, ternyata Nurman Hakim bicara tentang sesuatu yang lebih besar: Islam di Indonesia.
Film ini meluruskan pandangan pihak luar terhadap dunia pesantren yang terlanjur diberi stereotype sarang teroris dan cap negatif lainnya. kata sutradara yang juga pernah mondok di sebuah pesantren di kawasan Demak.
Film Indonesia "3 Doa 3 Cinta" kembali masuk nominasi bersaing dengan empat film karya sineas Selandia Baru/Jerman, India, Korea Selatan/Prancis, dan Turki untuk memperebutkan kategori film feature terbaik anak-anak pada Festival Film Asia Pasifik (Asia Pacific Screen Awards/APSA) 2009.
Dalam festival film yang berlangsung di Hotel Marriott, Gold Coast, Australia, film yang dibintangi Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra tersebut masuk nominasi bersama film "The Strength of Water" (Kekuatan Air) dari Selandia Baru/Jerman, "Tahaan" (India), "Ye Haeng Ja" (Korsel/Prancis), dan "Mommo-Kizkardesim" (Turki).
Minister Counselor Fungsi Pensosbud KBRI Canberra, Raudin, yang hadir memberikan dukungan moril kepada karya sineas Indonesia yang masuk nominasi di festival film Asia Pasifik itu mengatakan, para pemenang diumumkan Kamis malam.
Selain kategori film feature anak-anak terbaik, "APSA" 2009,ada delapan kategori lain, yakni film feature terbaik, film feature animasi terbaik, aktris terbaik, aktor terbaik, film feature dokumenter terbaik, pencapaian dalam penyutradaraan, skenario terbaik, dan pencapaian dalam sinematografi.
Dalam setiap kategori terdapat lima film yang masuk nominasi. Film-film itu dinilai sebuah tim yang terdiri dari Huang Jianxin (ketua), Tahmineh Milani (Iran), Pryas Gupta (India), Gina Kim (Korea Selatan), Andrew Pike (Australia) dan Aden Young (Australia).
Selain karya insan perfilman Indonesia, APSA 2009 yang penyelenggaraannya didukung pemerintah negara bagian Queensland, Stasiun TV "CNN", dan Badan PBB untuk Urusan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) itu juga diikuti film-film dari Australia, China, Iran, Jepang, dan Rusia.
Pada APSA 2007, film Indonesia yang disutradari Ari Sihasale, "Denias, Senandung di Atas Awan" merupakan pemenang kategori film feature anak-anak terbaik.
Sebelumnya, Film 3 DOA 3 CINTA berhasil lolos dalam official selection competition di Dubai Internasional Film Festival yang diselenggarkan 9 hingga 18 Desember 2008 setahun lalu.
Film ini, terpilih dari 1800 film dari berbagai dunia yang diterima oleh panitia festival saat itu. "Merupakan sebuah kebanggaan tersendiri, karena sebelum dirilis di negeri sendiri, film ini sudah lolos dalam berbagai festival film Internasional.. sebelum lolos seleksi di official selection competition di Dubai Internasional Film Festival, film ini juga diputar di Pusan Internasional World Premiere bulan Oktober lalu.
Dan merupakan sebuah kebanggaan tersendiri untuk film yang proses penggarapan skenarionya memakan waktu 3 tahun lebih. Bahkan skenario film ini berhasil mendapatkan script development grant dari Global Film Initiative di San Fransisco, USA; Goteborg International Film Festival Fund dari Swedia dan Fond Sud Cinema dari Perancis. Dan pada bulan Mei lalu film 3 DOA 3 CINTA diundang dan diputar di Cannes Film Festival di Perancis.
Kita patut mengacungkan jempol buat Sang Sutradara Nurman Hakim
Meskipun mengangkat realita kehidupan tiga orang santri di lingkungan pesantren, sang sutradara, enggan menyebut bahwa film ini adalah sebuah film religi seperti AYAT-AYAT CINTA.
Ia mengatakan, jika di film-film religi Indonesia selalu menampilkan tokoh atau pemeran utama yang 'suci' atau 'sempurna'. Hal itu, berbanding terbalik dengan film 3 DOA 3 CINTA. Film ini malah memvisualisasi tokoh utama sebagai seorang manusia yang biasa yang tak luput dari dosa namun tinggal di sebuah pesantren.
Pesantren adalah subkultur? Bisa jadi pernyataan Abdurrahman Wahid beberapa dekade lalu itu ada benarnya. Namun Nurman Hakim tak repot dengan itu. Film 3 Doa 3 Cinta yang disutradarainya ini terasa dibuat tanpa ambisi berlebih dan seakan berkata: ‘ini adalah pesantren yang saya kenal dan saya tak terlalu peduli pada definisi dan segala anggapan tentangnya’. Namun dengan bicara itu, ternyata Nurman Hakim bicara tentang sesuatu yang lebih besar: Islam di Indonesia.
Film ini meluruskan pandangan pihak luar terhadap dunia pesantren yang terlanjur diberi stereotype sarang teroris dan cap negatif lainnya. kata sutradara yang juga pernah mondok di sebuah pesantren di kawasan Demak.
Film Indonesia "3 Doa 3 Cinta" kembali masuk nominasi bersaing dengan empat film karya sineas Selandia Baru/Jerman, India, Korea Selatan/Prancis, dan Turki untuk memperebutkan kategori film feature terbaik anak-anak pada Festival Film Asia Pasifik (Asia Pacific Screen Awards/APSA) 2009.
Dalam festival film yang berlangsung di Hotel Marriott, Gold Coast, Australia, film yang dibintangi Dian Sastrowardoyo dan Nicholas Saputra tersebut masuk nominasi bersama film "The Strength of Water" (Kekuatan Air) dari Selandia Baru/Jerman, "Tahaan" (India), "Ye Haeng Ja" (Korsel/Prancis), dan "Mommo-Kizkardesim" (Turki).
Minister Counselor Fungsi Pensosbud KBRI Canberra, Raudin, yang hadir memberikan dukungan moril kepada karya sineas Indonesia yang masuk nominasi di festival film Asia Pasifik itu mengatakan, para pemenang diumumkan Kamis malam.
Selain kategori film feature anak-anak terbaik, "APSA" 2009,ada delapan kategori lain, yakni film feature terbaik, film feature animasi terbaik, aktris terbaik, aktor terbaik, film feature dokumenter terbaik, pencapaian dalam penyutradaraan, skenario terbaik, dan pencapaian dalam sinematografi.
Dalam setiap kategori terdapat lima film yang masuk nominasi. Film-film itu dinilai sebuah tim yang terdiri dari Huang Jianxin (ketua), Tahmineh Milani (Iran), Pryas Gupta (India), Gina Kim (Korea Selatan), Andrew Pike (Australia) dan Aden Young (Australia).
Selain karya insan perfilman Indonesia, APSA 2009 yang penyelenggaraannya didukung pemerintah negara bagian Queensland, Stasiun TV "CNN", dan Badan PBB untuk Urusan Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) itu juga diikuti film-film dari Australia, China, Iran, Jepang, dan Rusia.
Pada APSA 2007, film Indonesia yang disutradari Ari Sihasale, "Denias, Senandung di Atas Awan" merupakan pemenang kategori film feature anak-anak terbaik.
Sebelumnya, Film 3 DOA 3 CINTA berhasil lolos dalam official selection competition di Dubai Internasional Film Festival yang diselenggarkan 9 hingga 18 Desember 2008 setahun lalu.
Film ini, terpilih dari 1800 film dari berbagai dunia yang diterima oleh panitia festival saat itu. "Merupakan sebuah kebanggaan tersendiri, karena sebelum dirilis di negeri sendiri, film ini sudah lolos dalam berbagai festival film Internasional.. sebelum lolos seleksi di official selection competition di Dubai Internasional Film Festival, film ini juga diputar di Pusan Internasional World Premiere bulan Oktober lalu.
Dan merupakan sebuah kebanggaan tersendiri untuk film yang proses penggarapan skenarionya memakan waktu 3 tahun lebih. Bahkan skenario film ini berhasil mendapatkan script development grant dari Global Film Initiative di San Fransisco, USA; Goteborg International Film Festival Fund dari Swedia dan Fond Sud Cinema dari Perancis. Dan pada bulan Mei lalu film 3 DOA 3 CINTA diundang dan diputar di Cannes Film Festival di Perancis.
Kita patut mengacungkan jempol buat Sang Sutradara Nurman Hakim
Meskipun mengangkat realita kehidupan tiga orang santri di lingkungan pesantren, sang sutradara, enggan menyebut bahwa film ini adalah sebuah film religi seperti AYAT-AYAT CINTA.
Ia mengatakan, jika di film-film religi Indonesia selalu menampilkan tokoh atau pemeran utama yang 'suci' atau 'sempurna'. Hal itu, berbanding terbalik dengan film 3 DOA 3 CINTA. Film ini malah memvisualisasi tokoh utama sebagai seorang manusia yang biasa yang tak luput dari dosa namun tinggal di sebuah pesantren.
Film ini berkisah tentang tiga sahabat, Huda, Rian dan Syahid, tiga remaja yang tinggal di pesantren di sebuah kota kecil yang terletak di daerah Jawa Tengah. Mereka punya rencana dalam hidup mereka masing-masing setelah lulus dari pesantren dan SMA sebulan lagi. Mereka memiliki sebuah lokasi rahasia, sebuah dinding tua di belakang pesantren, di mana mereka menulis harapan-harapan mereka di dinding. Hingga sebuah situasi merubah hidup mereka
Huda (Nicholas Saputra), ingin mencari ibunya yang kabarnya berada di suatu tempat di Jakarta. Huda bertemu dengan Dona Satelit (Dian Sastrowardoyo) seorang penyanyi dangdut pemula yang sangat seksi ketika di panggung dan terobsesi menjadi bintang terkenal di Jakarta. Diantara mereka tertanam benih-benih asmara
Rian (Yoga Pratama) santri dari suatu kota besar. Dia mendapatkan sebuah kado handycam dari ibunya pada saat ulang tahunnya. Rombongan pasar malam terutama layar tancap yang kebetulan sedang singgah di desa itu membuat Rian semakin obsesif terhadap kamera.Rian ingin melanjutkan usaha Ayahnya
Syahid (Yoga Bagus), berasal dari keluarga miskin. Ayahnya sakit keras. Syahid merencanakan sesuatu yang besar dalam hidupnya yang akan memberikan dampak bagi kedua temannya.
Bagaimana kehidupan mereka bertiga dan terwujudkah segala impian dan harapan mereka yang pernah mereka tulis di tempat rahasia itu? untuk mengetahui kelanjutan ceritanya,... silahkan berkunjung KESINI
Huda (Nicholas Saputra), ingin mencari ibunya yang kabarnya berada di suatu tempat di Jakarta. Huda bertemu dengan Dona Satelit (Dian Sastrowardoyo) seorang penyanyi dangdut pemula yang sangat seksi ketika di panggung dan terobsesi menjadi bintang terkenal di Jakarta. Diantara mereka tertanam benih-benih asmara
Rian (Yoga Pratama) santri dari suatu kota besar. Dia mendapatkan sebuah kado handycam dari ibunya pada saat ulang tahunnya. Rombongan pasar malam terutama layar tancap yang kebetulan sedang singgah di desa itu membuat Rian semakin obsesif terhadap kamera.Rian ingin melanjutkan usaha Ayahnya
Syahid (Yoga Bagus), berasal dari keluarga miskin. Ayahnya sakit keras. Syahid merencanakan sesuatu yang besar dalam hidupnya yang akan memberikan dampak bagi kedua temannya.
Bagaimana kehidupan mereka bertiga dan terwujudkah segala impian dan harapan mereka yang pernah mereka tulis di tempat rahasia itu? untuk mengetahui kelanjutan ceritanya,... silahkan berkunjung KESINI
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori
berita
/
Film
/
Resensi
dengan judul
3 DOA 3 CINTA
. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL
http://sisatruk.blogspot.com/2009/11/3-doa-3-cinta.html
.
Artikel Terkait berita , Film , Resensi
Ditulis oleh:
Pramudya Ksatria Budiman
-
Rating : 4.5
Belum ada komentar untuk " 3 DOA 3 CINTA "
Post a Comment
Beri komentar anda.