Kata hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti “merangsang”. Namun secara istilah ilmiah, hormon adalah sinyal kimia yang mengkoordinasi bagian-bagian organisme. Hormon merupakan suatu senyawa yang dihasilkan suatu bagian tubuh kemudian diangkut ke bagian tubuh laindan memicu respon dari jaringan tujuan tersebut. Sifat unik lain dari hormone adalah bahwa senyawa kimia ini hanya diperlukan dalam konsentrasi yang sangat kecil untuk merangsang perubahan besar pada suatu organisme.
A. Auksin
Auksin merupakan sebutan untuk semua jenis bahan kimia yang membantu proses pemanjangan keleoptil, meskipun memiliki banyak fungsi baik pada monokotil maupun dikotil. Pada tumbuhan auksin yang diekstraksi berupa senyawa yang dinamai asam indolasetat.
Tempat sintesis utama auksin adalah meristem apical. Auksin berpengaruh hanya pada rentang konsentrasi 10-8 sampai 10-3 M. Pada konsentrasi diluar itu auksin tidak akan merangsang pemanjangan sel. Hal ini terjadi karena auksin akan merangsang pembentukan gas etilen yang akan menghambat kerja auksin.
Auksin bergerak dari meristem apical ke bagian tumbuhan lain dengan kecepatan 10 mm per jam melalui jaringan parenkim. Transpor auksin merupakan transpor polar yang berarti transport tersebut tidak dapat bergerak dengan arah sebaliknya dan membutuhkan energi. Mekanisme dari transport auksin melibatkan pompa-pompa proton yang akan menimbulkan perbedaan keseimbangan H+ antara bagian luar dan dalam sel.
Dengan adanya perbedaan keseimbangan H+ maka suasana dinding sel menjadi asam, hal ini akan memutus ikatan hydrogen antara mikrofibril-mikrofibril selulosa, sehingga serat-serat dinding sel menjadi longgar. Dampakya sel akan menyerap air lebih banyak dan bertamah panjang.
Auksin memiliki fungsi selain untuk pertumbuhan primer (pemanjangan) tumbuhan, ausin juga merangsang permbelahan sel cambium permbuluh dan memengaruhi diferensiasi xylem sekunder.
Tempat sintesis utama auksin adalah meristem apical. Auksin berpengaruh hanya pada rentang konsentrasi 10-8 sampai 10-3 M. Pada konsentrasi diluar itu auksin tidak akan merangsang pemanjangan sel. Hal ini terjadi karena auksin akan merangsang pembentukan gas etilen yang akan menghambat kerja auksin.
Auksin bergerak dari meristem apical ke bagian tumbuhan lain dengan kecepatan 10 mm per jam melalui jaringan parenkim. Transpor auksin merupakan transpor polar yang berarti transport tersebut tidak dapat bergerak dengan arah sebaliknya dan membutuhkan energi. Mekanisme dari transport auksin melibatkan pompa-pompa proton yang akan menimbulkan perbedaan keseimbangan H+ antara bagian luar dan dalam sel.
Dengan adanya perbedaan keseimbangan H+ maka suasana dinding sel menjadi asam, hal ini akan memutus ikatan hydrogen antara mikrofibril-mikrofibril selulosa, sehingga serat-serat dinding sel menjadi longgar. Dampakya sel akan menyerap air lebih banyak dan bertamah panjang.
Auksin memiliki fungsi selain untuk pertumbuhan primer (pemanjangan) tumbuhan, ausin juga merangsang permbelahan sel cambium permbuluh dan memengaruhi diferensiasi xylem sekunder.
Untuk menambah pemahaman mengenai kinerja hormon auksin, maka disediakan link untuk mempraktekkannya.
PRAKTEK HORMON AUKSIN di fungsihormonauksin.blogspot.com
PRAKTEK HORMON AUKSIN di fungsihormonauksin.blogspot.com
B. Sitokinin
Istilah sitokinin digunakan untuk senyawa-senyawa kimia yang merangsang pembelahan sel. Senyawa sitokini yang paling umum adalah zeatin yang dinamai demikian karena pertama kali di temukan pada jagung (Zea mays). Dan keunikan dari sitokinin adalah kinerjanya yang dipengaruhi oleh hormone-hormon lain khususnya auksin. Sitokinin paling aktif disintesis oleh jaringan-jaringan yang sedang aktif membelah seperti akar, embrio dan buah.
Pada mekanisme pembelahan sel, kinerja sitokinin sangat dipengaruhi oleh konsentrasi auksin. Berdasarkan eksperimen terhadap jaringan parenkim yang dikulturkan.
• Apabila pada jaringan hanya terdapat auksin maka jaringan tersebut hanya mengalami pertambahan massa namun tidak dengan jumlah sel.
• Apabila pada jaringan hanya terdapat sitokinin maka tidak membawa pengaruh apa pun.
• Apabila konsentrasi auksin > konsentrasi sitokinin maka akan terbentuk akar.
• Apabila konsentrasi auksin < konsentrasi sitokinin maka akan terbentuk tunas.
Pada mekanisme pembelahan sel, kinerja sitokinin sangat dipengaruhi oleh konsentrasi auksin. Berdasarkan eksperimen terhadap jaringan parenkim yang dikulturkan.
• Apabila pada jaringan hanya terdapat auksin maka jaringan tersebut hanya mengalami pertambahan massa namun tidak dengan jumlah sel.
• Apabila pada jaringan hanya terdapat sitokinin maka tidak membawa pengaruh apa pun.
• Apabila konsentrasi auksin > konsentrasi sitokinin maka akan terbentuk akar.
• Apabila konsentrasi auksin < konsentrasi sitokinin maka akan terbentuk tunas.
Sitokinin juga berfungsi sebagai anti penuaan karena senyawa ini menghambat perombakan protein dan merangsang pembentukan protein dan RNA.
Hormon giberelin pertama kali ditemukan di Asia pada tumbuhan padi yang terkena penyakit “benih bodoh”. Penyakit ini menyebabkan perpanjangan padi yang tak terkendali sehingga padi yang terinfeksi patah dan roboh. Pada tahun 1926, seorang ilmuwan Jepang, E.Kurosawa, menemukan penyebab penyakit itu adalah fungi yang bergenus Gibberella. Fungi tersebut mensekresikan sejenis zat kimia yang menyebabkan pemanjangan yang tak terkendali, kemudian zat kimia tersebut diberi nama giberelin. Sampai saat ini 80 jenis giberelin yang berbeda telah ditemukan.
Produksi giberalin yang paling besar berada pada akar dan daun muda. Meskipun demikian pangaruh giberelin hanya pada batang dan daun. Pada batang giberelin bersama auksin merangsang pemanjangan dan pembelahan sel batang. Giberelin juga berpengaruh pada perkembangan buah. Namun kinerja giberelin harus dibarengi dengan control auksin. Salah satu contoh pengaplikasian giberelin adalah pada buah anggur Thompson yang tumbuh besar dan terpisah jauh antara buah yang lain. Perkecambahan biji juga dipengaruhi oleh giberelin, karena setelah sebuah biji mengimbibisi air,giberekin akan dibebaskan dan mengakhiri dormansi biji.
Produksi giberalin yang paling besar berada pada akar dan daun muda. Meskipun demikian pangaruh giberelin hanya pada batang dan daun. Pada batang giberelin bersama auksin merangsang pemanjangan dan pembelahan sel batang. Giberelin juga berpengaruh pada perkembangan buah. Namun kinerja giberelin harus dibarengi dengan control auksin. Salah satu contoh pengaplikasian giberelin adalah pada buah anggur Thompson yang tumbuh besar dan terpisah jauh antara buah yang lain. Perkecambahan biji juga dipengaruhi oleh giberelin, karena setelah sebuah biji mengimbibisi air,giberekin akan dibebaskan dan mengakhiri dormansi biji.
D. Asam Absisat
Ketika auksin,sitokinin dann giberelin merangsang pertumbuhan, asam absisat justru memiliki fugsi menghambat. Hal ini sangat menguntungkan jika sebuah tumbuhan mengahadapi lingkungan yang tidak mendukung. Sebagai contoh adalah asam absisat yang dihasilkan oleh tunas terminal akan menmbentuk primordial daun untuk berkembang menjadi sisik yang melindungi tunas selama musim dingin. Selain itu asam absisat juga menghambat perkembangan kambium.
Pada perkecambahan, asam absisat bekerja secara antagonis dengan giberelin. Suatu biji tidak akan berkecamabh jika konsentrasi asam absisat lebih besar dari konsentrasi giberelin atau dalam beberapa kasus seperti pada tumbuhan gurun, biji baru berkecambah setelah asam absisat pada biji dilarutkan oleh air hujan. Juga terdapat beberapa tumbuhan yang memerlukan stimulus berupa cahaya untuk memicu perombakan asam absisat. Namun rasio konsentrasi asam absisat-giberelin lah yang memiliki pengaruh paling besar.
Pada perkecambahan, asam absisat bekerja secara antagonis dengan giberelin. Suatu biji tidak akan berkecamabh jika konsentrasi asam absisat lebih besar dari konsentrasi giberelin atau dalam beberapa kasus seperti pada tumbuhan gurun, biji baru berkecambah setelah asam absisat pada biji dilarutkan oleh air hujan. Juga terdapat beberapa tumbuhan yang memerlukan stimulus berupa cahaya untuk memicu perombakan asam absisat. Namun rasio konsentrasi asam absisat-giberelin lah yang memiliki pengaruh paling besar.
Berbeda dengan hormone lain, etilen berbentuk gas. Etilen memiliki pengaruh seperti penuaan pada tumbuhan, pematangan buah,dan penguguran daun. Produksi etilen sangat dipengaruhi oleh konsentrasi auksin.
Pengaplikasian gas etilen yang paling umum adalah proses “pengeraman” buah agar segera matang. Sebagai contoh jika seseorang meletakan buah apel yang matang bersama dengan beberapa buah apel muda di tempat tertutup, maka buah apel muda akan lebih cepat menjadi matang jika dibandingkan dengan jika buah apel muda diletakkan begitu saja di tempat terbuka. Hal ini terjadi karena gas etilen yang dihasilkan buah apel tua terakumulasi dan memengaruhi buah yang lain.
Pengaplikasian gas etilen yang paling umum adalah proses “pengeraman” buah agar segera matang. Sebagai contoh jika seseorang meletakan buah apel yang matang bersama dengan beberapa buah apel muda di tempat tertutup, maka buah apel muda akan lebih cepat menjadi matang jika dibandingkan dengan jika buah apel muda diletakkan begitu saja di tempat terbuka. Hal ini terjadi karena gas etilen yang dihasilkan buah apel tua terakumulasi dan memengaruhi buah yang lain.
Daftar Pustaka
Campbell, A. Neil , Jane B. Reece, Lawrance G. Mitchell.2002. Biology. Jakarta : Erlangga
Campbell, A. Neil , Jane B. Reece, Lawrance G. Mitchell.2002. Biology. Jakarta : Erlangga
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori
Fakta Unik
dengan judul
Hormon Pada Tumbuhan
. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL
http://sisatruk.blogspot.com/2012/07/hormon-pada-tumbuhan.html
.
Artikel Terkait Fakta Unik
Ditulis oleh:
Pramudya Ksatria Budiman
-
Rating : 4.5
Belum ada komentar untuk " Hormon Pada Tumbuhan "
Post a Comment
Beri komentar anda.