Guru Besar Harvard Business School Robert S Kaplan, tidak menapik hal tersebut. Namun secara keseluruhan, ada beberapa tips yang harus dilakukan pemerintah. Tidak hanya pusat, namun juga daerah, perusahaan ataupun unit organisasi lainnya.
"Saya ingin memberikan contoh bagi Indonesia. Kalau anda tidak memulai tren ini anda akan ketinggalan. Anda bisa berubah dengan cepat karena sudah ada hasil dari penerapan negara lain," ungkap Bob dalam paparan The Secret of Successful Strategy Execution di Auiditorium Setwapres, Sabtu (19/1/2013).
Pertama, menurutnya adalah pemimpin yang visioner. Visi, adalah proyeksi yang bisa terukur secara kinerja maupun hasil. Sehingga, evaluasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat dari hasil.
"Ini yang membuat pemerintah kota provinsi menjadi lebih baik, efisien dan efektif. Begitu juga dengan perusahaan atau unit lainnya," jelas Bob.
Kedua, lanjutnya adalah kemampuan untuk menterjemahkan strategi dengan cara yang nyata. Seringkali, disini pemimpin tidak bisa mengkomunikasikan apa yang diinginkannya dengan baik. Akibatnya, standar kesuksesan menjadi berbeda dari unit tersebut.
Setelah itu adalah pemahaman strategi dari kariawan itu sendiri. Bob, menilai ini Pegawai Negeri Sipil (PNS) cenderung bermsalah dalam persoalan ini. Ia mengatakan, PNS terbiasa dengan bekerja untuk dibayar. Ada kesalahan paradigma, dimana melupakan posisi sebagai pekerja publik.
"Jadi mereka tidak cukup untuk datang bekerja dibayar dan tidak melakukan hal yang merugikan. Harusnya mereka lakukan sesuatu yang bisa bermanfaat bagi masyarakat," tuturnya.
Kemudian adalah bagaimana ketepatan dalam mengalokasi sumber daya dan keuangan untuk masuk dalam strategi. Sedangkan yang terakhir adalah strategi yang berkesinambungan.
Pada organisasi sektor publik, ada keterkaitan antara pemimpin, baik itu presiden, menteri, gubernur atau walikota dengan PNS dan masyarakat. Untuk mencapai target dari strategi, perlunya ada kerjasama.
"Misalnya PNS yang dibuat sebuah strategi yang dapat membawa dampak dari entitas masyarakat tersebut. Ada keterlibatan pihak lain. Dan ada yang hrus memimpin dan pengikutnya," cetus Bob.
Baik merumuskan ataupun menjalankan, menurutnya adalah tanggung jawab di pelaksana organisasi tersebut. Sementara dirinya, hanya akn membantu memberikan arahan sesuai yang telah dilakukan di wilayah lainnya.
"Saya hanya menulis artikel dan ceramah. Dan peta strategi itu harus mereka (pelaku) yang lakukan sendri.karna itu yang cocok buat mereka,"tutupnya.
(ang/ang)
Belum ada komentar untuk " Ini Saran Guru Besar Harvard untuk Ekonomi Indonesia "
Post a Comment
Beri komentar anda.