Bukan Pakar SEO Ganteng

Showing posts with label Century. Show all posts
Showing posts with label Century. Show all posts

GAYUS MENELAN CENTURY

Gayus Tambunan? Siapa yang sekarang ini belum mengenal yang namanya Gayus Tambunan?

Berterima kasihlah pada Gayus. Karena berkat jasanyalah kasus Century jadi temaram. Siapa yang peduli dengan kasus 6,7 trilyun yang tak jelas kemana itu. Setidaknya kini media massa ramai-ramai berdendang lagu GAYUS.

Lupakan huru hara di panggung paripurna DPR bulan lalu. Lupakan pula rekomendasi yang meminta penonaktifan dua petinggi negara, Wapres Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Kini arahkan pandangan kita pada rumah megah Gayus di Kelapa Gading. Semua berdecak kaget. Wow, darimana ya si Gayus yang masih 30 tahunan itu bisa membangun istana semegah itu?

Ayahanda yang bertugas lebih dari sepuluh tahun dengan golongan IV/b, belum mampu membuat rumah semegah itu.

Benarkah itu tilepan pajak rakyat? Atau suap para pengemplang pajak agar cuma bayar pajak dalam jumlah kecil. Entahlah.

Grup facebook bertajuk 'Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung BOIKOT BAYAR PAJAK untuk KEADILAN'. Saat detikcom berkunjung, Kamis (25/3/2010), ada 3.422 facebooker yang menjadi anggotanya.

Nah, kasus Gayus Tambunan rupanya menjadi amunisi baru mereka untuk menolak membayar pajak.

"Bayar pajak cuma buat dinikmati Gayus dan teman-temannya? NO WAY!" kata Hendry Setiabudi.

Seorang facebooker lain, Benetta Heaster Gladwynne, juga meramaikan grup ini dengan memberikan link untuk mendukung grup 'Dukung Susno Duadji Untuk Membongkar Markus Di Polri'.

Semuanya semakin membuat suasana jadi tambah begajul....

Hari gini nggak Bayar Pajak? Apa kata dunia?
Hari gini menggelapkan pajak ? Dunia berkata Apa ?

Aku lebih baik diam dan mengakhiri tulisan ini.

TERLONTAR KE MASA SILAM


Barter adalah sebuah kegiatan tukar-menukar barang atau jasa yang terjadi tanpa perantaraan uang. Tahap selanjutnya menghadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya.

Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri mereka mencari dari orang yang mau menukarkan barang yang dimilikinya dengan barang lain yang dibutuhkannya. Akibatnya barter, yaitu barang ditukar dengan barang.

Pada masa ini timbul benda-benda yang selalu dipakai dalam pertukaran. Kesulitan yang dialami oleh manusia dalam barter adalah kesulitan mempertemukan orang-orang yang saling membutuhkan dalam waktu bersamaan.

Kesulitan itu telah mendorong manusia untuk menciptakan kemudahan dalam hal pertukaran, dengan menetapkan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Sampai sekarang barter masih dipergunakaan pada saat terjadi krisis ekonomi di mana nilai mata uang mengalami devaluasi akibat hiperinflasi.

Seiring dengan majunya kehidupan masyarakat, dan uang telah dikenal sebagai alat tukar, maka jual-beli sistem barter ditinggalkan orang. Boleh dikata barter tinggal kisah masa lalu, kisah masyarakat zaman kuda gigit besi.

Tapi sekarang, istilah zaman silam ini kembali mengemuka. Istilah barter kembali mencuat dan diberitakan oleh media massa, cetak maupun elektronik. Tiba-tiba saja muncul rumor tentang barter perkara. Apa pula itu?

Beberapa anggota DPR dari berbagai fraksi atau parpol yang sangat getol ingin terus menguak kasus Century, konon diupayakan agar tidak lagi galak, terus mengejar penyelesaiannya secara hukum.

Sebagai "barterannya", beberapa kasus pelanggaran hukum lain, yang konon dilakukan oleh beberapa anggota DPR atau petinggi parpol, juga tidak akan dikejar. Pelanggaran hukum itu, ada yang berupa pelanggaran pajak, L/C bodong, dan terima suap.

Kita tidak tahu bagaimana persisnya rumor itu, bisa tidak bisa ya. Apalagi di negeri ini, segala macam yang tidak mungkin terjadi di negeri lain, bisa terjadi. Begitu juga sebaliknya, yang mungkin terjadi di negeri lain, tidak mungkin terjadi di negeri ini.

Kita hanya bisa berkata, kalau memang barter perkara itu ada dan terjadi diam-diam, maka semakin lengkaplah cerita aneh negeri ini.

Namun jika hal itu benar terjadi, maka kita telah menciptakan kemunduran peradaban yang luar biasa. Kita kembali hidup di zaman primitif, saat masyarakat melakukan pertukaran barang dengan cara barter.

Semoga saja memang itu hanya rumor. Tapi mari kita tunggu kelanjutan penyelesaian kasus Century yang akhir-akhir ini seakan-akan tenggelam oleh berita tentang terorisme.
Apakah hal ini sebuah kebetulan saja??
Wallahualam bizzawab…
Pramudya Ksatria Budiman Barter , Century , Kasus , Opini , Politik