sby pidato di kongres tahunan PGRI |
Ada yang menarik ketika saya mendengar pidato pak SBY di Stasiun televisi nasional TVRI pada hari ini tanggal 3 Juli 2013, SBY berpidato panjang lebar tentang masalah guru selama ini mulai dari guru PNS sampai guru honorer, namun yang paling menarik dari pidato presiden SBY adalah ketika ia mengatakan "saya sering mendapat laporan jika guru di berbagai daerah sering menjadi korban politik".
SBY Menambahkan sering guru menjadi korban politik di berbagai daerah misalnya pada pilkada, calon yang satu dan calon yang dua, jika calon yang satu menang sementara guru memilih calon yang ke dua maka sering guru menjadi korban calon ke 1 yang menang tadi dengan cara pemindahan kerja dan hal hal politis yang dilakukan kepala daerah yang menang tadi.
Saya tersenyum kecil mendengar pidato pak SBY tersebut karena benar benar sesuai dan sama persis dengan kejadian di daerah saya kabupaten KUANSING, pada pilkada pemilihan bupati kuansing beberapa tahun lalu memang sama persis dengan hal yang dikatakan pak SBY.
Ada dua calon yang mencalonkan bupati kuansing sebut saja Si A dan Si B, si A mendapat nomor urut 1 sedangkan si B mendapat nomor urut 2, namun di pelaksanaan nya karena memang calon A ini adalah orang yang berkuasa maka ia pun memaksa para guru untuk memilihnya dengan janji peningkatan kesejahteraan dan jika tidak maka akan dipindah kerja kan ke daerah pelosok di kabupaten kuansing.
Dan akhirnya si nomor urut 1 ini benar benar menang dan saat dilantik ia pun merombak struktur pemerintahan di kabupaten kuantan singingi, jika di pemerintahan daerah kuansing terdapat atau diketahui anggota yang tidak memilih nomor urut 1 maka sudah dipastikan pindah kerja ke pelosok (PNS) dan bahkan diberhentikan tanpa alasan yang jelas (jika honor), begitu pula halnya dengan guru guru di kabupaten kuansing.
Saya sangat menyayangkan kejadian yang seperti ini apa lagi setelah pilkada kuansing tersebut terjadi bentrok dari kedua kubu yang sempat diliput media media nasional, kabupaten kuansing memang terkenal dengan sistem pemerintahan yang KKN, korupsi, kolusi dan nepotisme yang sampai saat ini masih belum berubah.
Kabupaten kuansing juga sangat terkenal dengan praktek SUAP dan nepotisme saat penerimaan CPNS dan bahkan sang kepala daerah hanya meluluskan orang orang yang terdekatnya (keluarga) dan orang orang kaya yang mampu menyuap dengan nilai yang besar, sementara orang orang yang hanya mengandalkan skill dan kemampuan harus tersingkir karena praktek suap dan nepotisme yang dilakukan oleh penguasa.
Pidato presiden SBY tadi benar benar membuat saya tertawa dan saya harap praktek praktek seperti ini dihilangkan oleh kepala daerah di berbagai daerah di indonesia, tidak saja praktek pemanfaatan guru sebagai media politik, tetapi praktek KKN dan SUAP harus segera dihilangkan karena sesuai janji mereka kepala daerah ini harus benar benar adil tanpa pandang bulu, jangan hanya memberikan kemudahan keluarga dan kolega saja.
Semoga saja artikel saya ini dibaca oleh orang orang penguasa di kabupaten kuansing, sehingga mereka bisa koreksi diri agar kabupaten kuansing memiliki masa depan yang cerah, negeri ini sudah tidak mampu menopang manusia manusia yang KORUP, dan sadarlah wahai PENGUASA. TERIMA KASIH
Pramudya Ksatria Budiman
PolitikPolitik