Bukan Pakar SEO Ganteng

Showing posts with label SBY. Show all posts
Showing posts with label SBY. Show all posts

Aktifis HIMA Persis Iqbal Sabarudin Nyelonong Paspampres

Senin lalu, insiden nyelonong juga menimpa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat usai membuka Asean Fair di Nusa Dua Bali. Ketika itu, seorang tukang kebun bernama I Nyoman Minta nyelonong di dekat panggung SBY, dengan menggunakan sepeda onthel. Hal ini luput dari penjagaan Paspampres. Si tukang kebun lantas ditangkap dan diinterograsi.

Kali ini peristiwa serupa menimpa
Wapres Boediono di peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2011 kemarin di Lapangan Siliwangi, Bandung.

Seorang pemuda yang bernama Iqbal Sabaruddin membawa poster tiba-tiba berlari ke tengah lapangan peringatan Hari Sumpah Pemuda. Pemuda tersebut berlari ke tengah lapangan saat pagelaran kesenian yang dibawakan kolosal oleh pelajar dan pemuda. .

Poster yang dibentang bertuliskan ''Sumpah serapah 28 Oktober 2011, Mengutuk korupsi para pejabat yang tak amanah, mengutuk presiden dan wapres yang tidak mensejahterakan rakyat''.


Masuknya Ikbal secara tiba-tiba sempat membuat hadirin terbengong-bengong. Namun setelah melihat beberapa petugas Paspampres mengejarnya, barulah mereka tahu bahwa ada yang menerobos barisan keamanan.

Sadar dirinya dikejar beberapa anggota Paspampres, Ikbal pun lari sekencang- kencangnya ke tengah lapangan sambil membawa pamflet dari karton. Beberapa detik ia berhasil lolos dari kejaran sekitar sepuluh orang petugas Paspampres.

Semua petugas Paspampres yang berada di lapang memburunya. Ia dapat dirobohkan di sisi kanan panggung dengan cara ditekel (tackling) oleh seorang petugas Paspampres. Alhasil, Ikbal jatuh tersungkur ke tanah dengan posisi telungkup dan tangan ke atas.

Petugas langsung mengamankan Ikbal dari lapangan menuju sebuah ruangan tempat ganti pakaian para pemain bola di Stadion Siliwangi. Selanjutnya, Ikbal dibawa memakai sebuah sedan meninggalkan Stadion Siliwangi.

Acara peringatan pun langsung terhenti dan semua tamu VVIP diamankan menuju kendaraan. Wakil Presiden dikawal beberapa anggota Paspampres langsung masuk ke mobil. Menpora Andi Mallarangeng pun berlalu menuju Toyota Alphard warna hitamnya.

Ditemui sebelum naik kendaraannya, Wagub Jabar Dede Yusuf menyayangkan kejadian tersebut. "Masalah penjagaan yang perlu diperhatikan lagi. Ini acara resmi. Demo boleh, tapi enggak perlu seperti ini di tempat yang formal. Banyak penjagaan tapi masih ada yang lolos," ujarnya.

Seorang rekan Ikbal, Nana Wijayana, mengakui Ikbal sudah mempersiapkan tulisan sumpah serapah itu sejak malam hari sebelumnya. Beberapa diskusi kecil sempat terlontar. Ikbal mengajak sejumlah anggota Hima Persis untuk berunjuk rasa.

"Iya betul, ia dari Hima Persis. Namanya Ikbal Sabarudin. Tulisan yang dibawanya berisi kritik kepada pemerintah," ujar Ketua Bidang Kajian Ilmiah Hima PP Persis itu.

Menurut Nana, tulisan itu merupakan bentuk protes terhadap kepemimpinan Indonesia saat ini. Saat ditanya mengenai kejadian yang melibatkan nama Hima Persis Jabar, ia menjawab bahwa pihaknya sudah siap secara hukum.

"Memang kami sempat ngobrol, tapi tidak menduga dia akan nekat seperti itu. Kami hadir karena mendapat undangan resmi dari KNPI Jabar," katanya.

Nana mengakui, Hima Persis Jawa Barat akan menyampaikan pernyataan sikap kepada Wapres Boediono di Stadion Siliwangi. "Memang sudah direncanakan akan menyampaikan sikap kepada Pak Wapres dan kami sempat mengobrol akan menyampaikan ini. Tapi itu tadi, saya tidak menyangka caranya akan seperti ini," ujarnya. [SUMBER]



Denaihati
Pramudya Ksatria Budiman Info , Paspampres , SBY , SBY-Boediono

Open House Berbuntut Maut

Sumber foto : http://www.voa-islam.com

Acara silaturahmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di pintu gerbang istana bawa bencana. Korbannya adalah Jhony Malela, tunanetra asal Sulawesi akhirnya tewas setelah terinjak-injak kerumunan warga yang berdesakan mengantri di luar gerbang istana. Jenazahnya langsung dibawa ke RSCM diantar oleh sang istri Euis Rusmayati yang juga tunanetra.

“Iya benar ada yg meninggal di depan karena kecapean,” ujar Petugas Dinas Kesehatan DKI, Teresia Indah Susanti, ketika dihubungi wartawan.

Menurut Indah, Jhony yang berusia 45 tahun, tidak bisa bergerak di antrean tengah warga yang tetap berdesakan dan saling dorong, “Dia nggak bisa mundur karena keinjak-keinjak,” ucapnya.

Ia pun menambahkan, Jhony yang sebelumnya pingsan, sempat diberi oksigen dan bantuan napas oleh tim paramedis sekitar 10 menit. Sayangnya, pria yang tinggal di Cinangka ini keburu menghembuskan nafasnya yang terakhir.

Adapun Biro Rumah Tangga Presiden sebelumnya mengatakan Presiden SBY hanya menerima warga di open house sekitar 1.250 orang dari pukul 15.00-17.00 WIB.

Menyusul kasus silaturahmi presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang membawa korban, pihak istana meyakini tidak ada unsur kekerasan dari aparat keamanan.

“Saya sempat menanyakan kepada petugas, apakah mereka melakukan tindakan keras kepada pengunjung, dan mereka mengatakan tidak ada. Malah, petugas sudah membuat kesepakatan dengan pengunjung,” ujar juru bicara presiden, Julian Aldrin Pasha di Jakarta, Jumat (10/9).

Lebih lanjut Julian menuturkan, bahwa dengan rasa prihatin yang dalam, seharusnya silaturahmi dengan presiden tak perlu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Ada yang bilang, berita di media online, pengunjung datang itu gara uang angpau 300 ribu. Itu tak benar,” tutupnya.

Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono turut prihatin atas insiden open house di Istana hingga menimbulkan korban tewas seorang tuna netra. Oleh karena itu, sebagai ungkapan bela sungkawa, SBY menyantuni keluarga korban Rp10 juta. Hal itu disampaikan oleh Kepala Biro Pers dan Media, DJ Nachrowi saat memberikan keterangan di presroom Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (10/9).

Presiden SBY sendiri sudah mendengar adanya kabar telah meninggal warga bernama Joni Malela. Presiden menyampaikan ucapan turut berduka kepada keluarga yang sedalam-dalamnya. "Bapak sangat menghargai dan mengapresiasi keinginan dari almarhum Pak Joni untuk bersilaturahmi dengan Bapak. Meskipun Presiden tidak pernah mengundang secara langsung," tukas Julian.

Sementara itu Direktur Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti menegaskan apa yang dilakukan Presiden pada Hari Raya Idul Fitri dengan membagikan angpao bagi warga yang bersilaturrahmi di Istana Negara sebagai langkah untuk mencari simpati tapi dengan cara yang tidak mendidik.

"Seorang Presiden sangat tidak layak melakukan cara-cara seperti itu," kata Ray Rangkuti kepada tribunnews.com, Jakarta, Sabtu (11/9/2010)

Tindakan presiden tersebut juga melegalisasi praktek bagi-bagi uang oleh Kepala Pemerintahan kepada rakyat dengan cara yang sama sekali jauh bahkan tidak ada unsur pendidikan kepada rakyat.

"Selain mereduksi makna silaturrahmi yang memang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Namun dalam suasana lain akan menimbulkan persepsi bahwa praktek pembagian uang adalah sesuatu yang bukan saja lazim tapi merupakan sebuah keharusan," tandasnya.

Lebih lanjut Ray Rangkuti mengatakan, sejatinya Presiden menghormati kehormatan jabatan Presiden dengan bertindak layaknya sebagai presiden yang membuat kebijakan lebih berpihak pada kemandirian bangsa dan di dalamnya ada perlindungan khusus kepada pelaku ekonomi lemah.

"Itulah makna penting jabatan Presiden dan salah satu makna penting dari demokrasi," tegasnya.

Kematian Jhony Malela (45) yang tiba-tiba tidak hanya menyisakan kesedihan bagi keluarga yang ditinggalkan saja. Para penyandang tunanetra pun mengalami kesedihan yang sama. Bahkan sebagai wujud solidaritas, para penyandang tunanetra turut menghadiri upacara pemakaman Jhony Malela.

Ketua Umum Ikatan Tunanetra Muslim Indonesi (ITMI) pusat, Yayat Ruhiat mengatakan kematian Jhony menyisakan kesedihan mendalam bagi para penyandang tunanetra. Pasalnya, kata dia, Jhony sangat dikenal baik di kalangan tunanetra sebagai sosok gigih dan pekerja keras.

Menurut Yayat, almarhum Jhony Malela adalah pengurus ITMI pusat. Bahkan setahun lalu, Jhony dikukuhkan sebagai Ketua ITMI Provinsi Banten.

"Anggota kami dari Banten ada yang sengaja datang menghadiri pemakamannya hari ini. Kami semua sangat kehilangan sosok Pak Jhony," kata Yayat saat ditemui Tribun usai pemakaman, Sabtu (11/92010)

Foto tentang Open House ini dapat dilihat disini




Pramudya Ksatria Budiman Berita. , Jhony Malela , Open House , SBY

Pidato Kenegaraan SBY


Seperti tahun-tahun sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali menyampaikan Pidato Kenegaraan menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-65.

Ratusan personel TNI dan Polri tampak melakukan pengawalan ketat di sekitar kawasan yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (16/8/2010).

Aparat keamanan menempatkan satu water canon, dua barracuda, dan satu mobil pemadam kebakaran, di depan Gedung DPR. Sementara, satu tank nampak mengawal gerbang belakang DPR.

Presiden sendiri sudah tiba di DPR sejak pukul 09.40 WIB. Presiden akan memberikan pidato kenegaraan dalam rangka peringatan Proklamasi 17 Agustus 2010. Setelah itu Presiden juga akan menyampaikan pidato Pengantar Nota Keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2011.

Kerja keras Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan para menteri untuk menyusun pidato kenegaraan tahun ini tampaknya tidak sia-sia.

Pidato yang dibacakan di depan sidang bersama Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah RI, Senin (16/8/2010) pagi, disambut lebih istimewa dibanding pidatonya tahun lalu.

Berdasarkan catatan yang saya kutip dari beberapa sumber, pidato berdurasi lebih dari 30 menit itu disambut 17 kali tepuk tangan anggota dewan dan undangan di Gedung Nusantara, atau yang sering disebut Gedung Kura-Kura.

Jika dirunut ke belakang, penyusunan pidato itu melibatkan banyak pihak antara lain, Wakil Presiden Boediono, Menko Kesra Agung Laksono, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Keuangan Agus Martowardojo.

Naskah disusun dan dirapatkan baik di kantor Wakil Presiden maupun di Istana Negara. Tak jarang, beberapa agenda kenegaraan seperti rapat Badan Hukum Pendidikan antara Wakil Presiden dengan Mendiknas dibatalkan demi merampungkan teks pidato Presiden.

Isinya menyinggung banyak hal, mulai dari refleksi kemerdekaan ke-65 Indonesia, perkembangan demokrasi termasuk penyelesaian konflik Aceh dan Papua, pertumbuhan ekonomi, program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu II dan program pemerintah lima tahun mendatang, identitas bangsa yang Bhineka Tunggal Ika, politik luar negeri dan perubahan iklim.

Namun dalam pidato kenegaraannya hari ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak menjelaskan 3 hal penting yang menjadi janjinya sewaktu menjadi Presiden periode 2004-2009.

Hal ini diutarakan Arif Budimanta, anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDIP kepada INILAH.COM. Ketiga hal tersebut, pertama terkait pengendalian harga. "Kita tahu selama ini stabilitas harga tidak sejalan dengan tingkat inflasi," ujarnya.

Kedua, lanjut Arif, SBY juga tidak menjelaskan terkait program penurunan kemiskinan. Menurutnya, pada periode pertama terpilih menjadi Presiden (2004-2009), SBY menargetkan penurunan kemiskinan menjadi setengahnya. "Tapi itu tidak tercapai dan tidak ada penjelasan dalam pidato beliau hari ini," tukasnya.

Ketiga terkait angka pengangguran yang terlihat masih lemah, mencapai kisaran 7%. "Sementara, dalam targetnya waktu pertama kali menjadi Presiden tahun 2004-2009 lalu, SBY berjanji akan menurunkan angka pengangguran setengahnya," tukasnya.

"Tidak ada penjelasan kenapa itu tidak tercapai. SBY mengatakan sudah ada proses rekonstruksi dari destruksi terhadap dasar-dasar ekonomi."

Sejumlah isu yang diangkat di antaranya adalah pelaksanaan reformasi gelombang pertama, pemberantasan korupsi dan pertumbuhan ekonomi.

SBY mengklaim pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009 yang mencapai angka 4,9% sebagai keberhasilan ekonomi Indonesia di tengah keterpurukan ekonomi dunia akibat resesi, bahkan dianggap lebih tinggi ketimbang negara maju yang tergabung dalam G20, selain Cina dan India.

Pemerintah berjanji akan kembali menggenjot pertumbuhan ekonomi pada tahun ini dengan target mendekati angka 6%. Presiden berjanji pertumbuhan kali ini akan seimbang antara pertumbuhan sektor keuangan dengan sektor riil.

Untuk pertama kalinya pidato kenegaraan dan penyampaian nota keuangan ini dibacakan bersamaan dihadapan anggota DPR dan DPD setelah sebelumnya sempat dipisah sebanyak dua kali untuk kedua lembaga tersebut.


Source :
http://www.bbc.co.uk
http://www.inilah.com



Pak Beye dan Istananya | Tetralogi Sisi lain SBY

Pak Beye dan Istananya


Pak Beye dan Istananya, sebuah buku yang patut dibaca mahasiswa yang sedang belajar politik pencitraan dan yang ingin mengetahui seluk beluk pencitraan, hal ini diungkap oleh Effendi Gazzali di TV One. Yah, sebuah buku dari seorang wartawan kompas Wisnu Nugroho , beliau juga adalah seorang blogger yang aktif menulis di blog kompasiana.

Sebelumnya ada buku Gurita Cikeas yang juga menelisik kehidupan SBY. Kali ini buku Pak Beye dan Istananya karya mas Inu. Buku Pak Beye dan Istananya ini menyajikan berbagai hal ringan, yang terkadang dianggap remeh-temeh dan tidak penting, namun disajikan dalam sebuah jalinan cerita yang menarik. Misalnya kejelian mas Inu yang melihat adanya perubahan di wajah SBY, yakni tidak adanya lagi tahi lalat di dahi kanan orang nomor satu di Indonesia itu.

Kisah lainnya mungkin tak Anda duga, bahwa door stop di Kantor Presiden hanyalah rekayasa. Pertanyaan dari wartawan dan jawaban Presiden juga sudah disiapkan oleh staf-stafnya. Ada pula kisah jeli mas Inu mengamati mobil sedan Bentley yang biasa dipakai Ibu Ani Yudhoyono untuk promo Indonesia Pintar ke seluruh Indonesia.

Pak Beye dan Istananya adalah buku pertama sisi lain dari SBY, rencananya dalam format tetralogi. Buku lainnya adalah Pak Beye dan Politiknya, Pak Beye dan Keluarganya, serta Pak Beye dan Kerabatnya. Satu buku lagi mengupas khusus mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yakni lbhcplbhbq. Seluruh tulisan dalam tetralogi Pak Beye dan satu buku yang lebih tipis mengenai Jusuf Kalla, merupakan hasil postingan Mas Inu, demikian Wisnu Nugroho biasa dipanggil merujuk inisialnya sebagai jurnalis, di social blog Kompasiana.

Mungkin pembaca ada yang bertanya, mengapa Wisnu harus menggunakan sapaan ”Pak Beye” kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono? Mengapa bukan Pak SBY, SBY, Pak Sus, Pak Susilo, Pak Bambang, Pak Yudhoyono, Bapak Presiden, atau Pak Presiden?

Wisnu punya cerita menarik di balik nomenklatur ”Pak Beye” ini, sapaan yang tidak pernah populer, baik dalam keseharian Susilo Bambang Yudhoyono (selanjutnya SBY saja) sebagai Presiden RI maupun tatkala SBY sedang menarik perhatian massa pada dua kali masa kampanye lalu. Media massa arus utama (mainstream) pun tidak pernah menulis ”Pak Beye” untuk berita seringan dan seakrab apa pun. Bahkan, harian Kompas sendiri, tempat Wisnu bekerja, tidak pernah menggunakan panggilan ”Pak Beye”! Wisnu menjelaskan soal asal usul nama Pak Beye dalam sebuah posting-an bertanggal 30 September 2008 dengan
judul Dari Mana Pak Beye Berasal?.

Buku yang dibandrol Rp.40.800 itu terdiri atas 6 BAB punya gereget dicatat secara rinci, dibagikan secara jenaka dan kadang nakal. Karena rinci, cerita jenaka dan nakal seputar Istana tersusun runut, jelas, dan bernilai sejarah. Bersiaplah tersenyum-senyum. Berikut Judul setiap BAB :

BAB 1 TUNGGANGAN ISTANA
  1. Kisah Audi Baru di Istana
  2. Rolls-Royce di Istana
  3. Rolls-Royce Siapa?
  4. Lexus Menghilang dari Istana
  5. Kembalinya Lexus ke Istana
  6. Bentley di Istana
  7. B 1 Fox di Istana
  8. Old n New di Istana (Mercedes-Benz)
  9. Kijang
  10. Kendaraan
  11. Indonesia Sejahtera
  12. Beberapa
  13. Romeo India Satu: Banjir
  14. Armada Banjir Pak Beye
  15. Mikrolet dan Metromini di Istana
BAB 2 ORANG PENTING
  1. Mencari Cesare Paciotti
  2. Misteri di Istana (Super HL-2)
  3. Misteri di Istana (Pak Marsillam)
  4. Misteri di Istana (Pak Tanto)
  5. Misteri di Istana (Kolonel Azis)
  6. Ternyata Cuma Pak Sekjen
  7. Ananda dan Moreno pada Hari-H
  8. Kakek ke Istana
  9. Kegiatan Puan-puan di Istana
  10. Melihat Pak Beye Gak Pede
  11. Keakraban Terakhir
BAB 3 ORANG YANG TERLUPAKAN
  1. Air Putih Bekal menuju Istana
  2. Yang Bekerja dalam Senyap di Istana
  3. Penjaga Selera Pak Beye
  4. Kepelintir, Serahkan kepada Pak Apiaw
  5. Misteri di Istana (Mas Iswahyudi)
  6. Duka di Bawah Pohon Bungur Besar
  7. Terkulai Saat Pak Beye Pidato
BAB 4 ANTARA PENTING DAN GENTING
  1. Meredupnya Sorot Kamera
  2. Kikuk di Tangga Istana Negara
  3. Old n New di Istana (Politik BBM)
  4. BBM Telah Turun, Ibu-ibu
  5. Obama dan Bunga Mawar di Istana Merdeka
  6. Dilarang Telanjang di Istana
  7. Tentang Seruan Itu
  8. ”Open House” di Tahun Politik
  9. Semua Tertawa di Istana
  10. Teror di Bawah Pohon Bodhi
  11. Tradisi Penguasa Jawa di Istana Negara
  12. Jangan Cium Tangan
BAB 5 PERNIK-PERNIK PAK BEYE
  1. Soto Ayam Kegemaran Pak Beye
  2. Pak Beye dan Koleksi Batik Birunya
  3. HP Pak Beye dan Pak Kalla
  4. ”Lapangan Golf” Pak Beye
  5. Old n New di Istana (Tahi Lalat)
  6. Ukuran Kasur Pak Beye
  7. Misteri di Istana (Malam Jumat)
  8. Anjing dan Superpuma di Istana
BAB 6 ISTANA PUNYA CERITA
  1. Melihat Istana Merdeka dari Dalam
  2. Yang Berubah (Istana)
  3. Yang Ganjil di Istana
  4. Mendata Kekayaan Istana
  5. Ki Hujan
  6. Memangkas Beringin di Istana
  7. Menyedot ”Cubluk” Istana
  8. Patung tanpa Busana di Istana
  9. Kasatmata di Istana
Istana Semasa Pak Beye
Biodata
Sepertinya, hanya dengan melihat judulnya saja Buku ini menjadi Bacaan yang Wajib dimiliki.



Source :
http://www.inibuku.com

SIAPA PENGGANTI SRI MULYANI?

Presiden SBY sudah menerima permintaan Bank Dunia yang 'membajak' Sri Mulyani untuk menjadi salah satu direktur. Per 1 Juni nanti, Sri Mulyani bukan lagi menteri keuangan kita.

Tentunya, SBY kini tengah menimbang-nimbang pengganti Sri Mulyani. Presiden punya hak prerogatif untuk memilih pembantu pentingnya itu. Nama-nama bermunculan.

Koran Tempo edisi Kamis (6/5) melansir empat nama yang dijagokan

Mereka punya berbagai kelebihan dan kekurangan. Mereka juga memiliki latar belakang yang berbeda-beda.

Sejumlah ekonom, misalnya, menjagokan Darmin Nasution adalah sosok yang paling diterima pasar untuk menggantikan Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan.

Menurut ekonom Universitas Gadjah Mada, A. Tony Prasetiantono, Darmin sangat masuk akal menjadi Menteri Keuangan karena sudah terbukti andal ketika menjabat Direktur Jenderal Pajak.

"Darmin lebih cocok menjadi Menteri Keuangan daripada menjadi Gubernur Bank Indonesia,” kata Tony kepada Tempo di Jakarta kemarin. Dia menyebut Darmin paling diterima oleh pasar.

Kubu Partai Golkar misalnya punya calon lain. Politikus Bambang Soesatyo yang dikenal dekat dengan pengusaha Aburizal Bakrie pernah mengusulkan nama Anggito Abimanyu. "Dia kan wakil menteri. Jadi pengalamalannya cukup," katanya beberapa waktu lalu. Semasa menjabat Aburizal memang dikenal berseberangan dengan Sri Mulyani dalam beberapa soal kebijakan, termasuk soal penunggakan pajak perusahaan Bakrie.

Terlepas kontroversi itu, inilah beberapa kandidat yang dijagokan:

1. DARMIN NASUTION


Lahir: Tapanuli, Sumatera Utara, 21 Desember 1948

Pendidikan:
  1. Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia (1976)
  2. Doktor dari Universitas Paris, Sorbonne, Prancis (1985)
Karier:
  1. 2000 - Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan
  2. 2005 - Kepala Badan Pengawas Pasar Modal
  3. 2006 - Direktur Jenderal Pajak
  4. 2009 - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia
  5. 2010 - Pjs Gubernur Bank Indonesia

2. ANGGITO ABIMANYU


Lahir: Bogor, 19 Februari 1963

Pendidikan :
  1. Jurusan Ekonomi Pertanian UGM (S1)
  2. Pembangunan Internasional, Universitas Pennsylvania, AS (S-2)
  3. Ekonomi Lingkungan, Universitas di Pennsylvania, AS (S-3)

Karier:
  1. 1999 - Staf Ahli Menteri Keuangan
  2. 1999-2000 - Komisaris Independen Bank Internasional Indonesia
  3. 2003 - Komisaris Independen Lippobank
  4. 2004-2008 - Komisaris Telkom
  5. 2006-sekarang - Kepala Badan Kebijakan Fiskal

3. AGUS MARTOWARDOJO


Lahir: Amsterdam, 24 Januari 1956

Pendidikan:
  1. Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1984)
  2. Banking and Management Courses di State University of New York, Buffalo, dan Stanford University, Palo Alto, AS
  3. Institute of Banking and Finance, Singapura

Karier:
  1. 1984 - Bank of America NT & SA sebagai Officer Development Program dan International Loan Officer
  2. 1986-1994 - PT Bank Niaga Tbk sebagai Vice President, Corporate Banking Group di Jakarta dan Surabaya
  3. 1995-1998 - Direktur Utama di Bank Bumiputera
  4. 2002-2005 - Direktur Utama Bank Permata
  5. 2005-sekarang Direktur Utama Bank Mandiri

4. AHMAD FUAD RAHMANY


Pendidikan:
  1. Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1981)
  2. Master of Art dari Duke University, Durham, North Carolina, AS (1987)
  3. Doktor di bidang ilmu ekonomi dari Department of Economics, Vanderbilt University, Tennessee, AS (1997)
Karier:
  1. Deputy for Budgeting and Accountancy pada Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias
  2. Direktur Pengelolaan Surat Utang Negara dan Kepala Pusat Manajemen Obligasi Negara
  3. Kepala Badan Pengawas Pasar Modal

Sementara itu Komisi Pemberantasan Korupsi tetap mendalami peran Sri Mulyani Indrawati terkait kasus bail out Bank Century. Wakil Ketua KPK, M Jasin mengatakan, meski menjadi pejabat penting Bank Dunia, tidak lantas membuatnya kebal hukum.

"Berdasarkan UNCAC (Konvensi anti korupsi PBB), KPK bisa menangani pejabat asing sekalipun," kata Jasin di Gedung KPK, Jakarta, Kamis 6 Mei 2010.

Menurut Jasin, konvensi itu menjadikan transparan penegakan hukum berlaku sama terhadap semua warga negara. "Bu Sri Mulyani kan orang Indonesia, bukan orang asing," ujar Jasin.

Menurut dia, bertempat tinggal di luar negeri tidak menjadi halangan KPK melakukan penyelidikan. "April lalu periksa pejabat BI di Washington," ujar Jasin.

Menurut dia, kini penyelidik KPK sedang mengkaji hasil pemeriksaan terhadap Boediono dan Sri Mulyani yang dilakukan pekan ini dan pekan lalu. Hasil kajian itu akan dibawa dalam gelar perkara.

Pimpinan lainnya, Chandra M Hamzah mengatakan dalam penyelidikan kasus Bank Century ini, KPK sudah sudah memeriksa 97 saksi, yakni BI 31 orang, Bank Century 39 orang, LPS 11 orang, KSSK 2 orang, serta Bapepam 2 orang, serta sejumlah pihak terkait.

"Ini masih dalam proses penyelidikan, dan dalam penyelidikan tidak ada kesimpulan sementara, jadi tidak bisa dijawab sedah sekian persen," ujarnya.


Sumber : TempoInteraktif.com dan VIVAnews