Hari ini adalah hari ke-7 Bulan Suci Ramadhan. Kami berempat, saya beserta isteri dan kedua belahan jiwa sepulang dari masjid melaksanakan shalat subuh berusaha menyibukkan diri dengan berbenah di sekitar rumah.
Kami berupaya untuk senantiasa menyambut pagi dengan semangat tinggi. Adalah anak kami, Kery...... si kecil yang mejeng fotonya di postingan kemarin tampaknya semangat menyambut pagi yang ditunjukkannya sangat menggebu-gebu. Begitu tiba dirumah, langsung mengajak kakaknya ke belakang untuk menyiram tanaman melati yang tampaknya banyak layu karena musim kemarau.
Saya dan isteri tercinta, biasanya sebelum bulan Ramadhan, kalau pagi seperti ini kami berdua sudah sibuk menyiapkan sarapan (maklum tidak punya pembantu), namun sekarang karena lagi puasa tentunya kebiasaan itu praktis berubah.
Ingin rasanya kembali ke balik selimut, menunggu matahari yang masih malu-malu muncul. Isteri saya, seringkali lebih semangat menyambut hari baru di pagi hari, tapi juga tidak jarang bermalas-malasan di pagi hari yang dingin sejak bulan Ramadhan.
Jika melihat kedua anak kami sudah melakukan aktivitasnya sendiri dengan semangat, rasanya malu juga. Seharusnya sebagai orang tua dapat memberi contoh yang lebih baik. Bukannya memilih bermalas-malasan dalam melakukan aktivitas yang menjadi tanggung jawab kami berdua. Tapi seringnya, malu itu dikalahkan rasa malas. Padahal, dalam pagi hari ada keberkahan. Seperti pepatah di kalangan orang Arab yang menyebutkan bahwa berkah itu ada di waktu pagi, albarakatu fi bukuriha.
Waktu pagi, memang menyimpan banyak keutamaan. Salah satunya adalah keutamaan zikir pagi yang dianjurkan untuk memperoleh banyak rahmat Allah SWT.
Namun apa yang terjadi? Biasanya saya lebih memilih untuk bermalas-malasan, menunggu matahari muncul adalah hal yang tidak jarang saya lakukan. Astaghfirullahaladziim..
Waktu-waktu shubuh di pagi hari adalah waktu yang oleh para ulama dianggap sebagai waktu terbaik untuk mendalami suatu ilmu. Suasana pagi yang tenang membuat konsentrasi dan kemampuan memahami meningkat. Ibnu Jarir Ath Thabari, yang mampu menulis sebanyak empat puluh halaman setiap hari selama empat puluh tahun terakhir masa usianya, melakukan murajaah akan ilmu dan ide-ide yang akan dituangkan dalam tulisannya di awal-awal shubuh.
Lukman Al-Hakim pun mengingatkan anaknya tentang kemuliaan pagi dan mudahnya akal menyerap ilmu dengan mengatakan, “Jangan sampai ayam jantan lebih cerdas darimu. Ia berkokok sebelum fajar, sementara kamu masih mendengkur tidur hingga matahari terbit.”
Lihatlah! Pagi tak pernah bosan menyapa kita kecuali Allah menentukan takdirnya yang lain. Suasana pagi tetaplah penuh dengan kesegaran dan kesejukan. Suasana pagi selalu membawa harapan bagi diri. Selamat pagi! Saya ingin selalu menyapa pagi dan menjadikannya momen yang baik untuk memperbaiki diri. Mudah-mudahan..
Wallahu’alam bishshowab
Gambar diambil DISINI
Kami berupaya untuk senantiasa menyambut pagi dengan semangat tinggi. Adalah anak kami, Kery...... si kecil yang mejeng fotonya di postingan kemarin tampaknya semangat menyambut pagi yang ditunjukkannya sangat menggebu-gebu. Begitu tiba dirumah, langsung mengajak kakaknya ke belakang untuk menyiram tanaman melati yang tampaknya banyak layu karena musim kemarau.
Saya dan isteri tercinta, biasanya sebelum bulan Ramadhan, kalau pagi seperti ini kami berdua sudah sibuk menyiapkan sarapan (maklum tidak punya pembantu), namun sekarang karena lagi puasa tentunya kebiasaan itu praktis berubah.
Ingin rasanya kembali ke balik selimut, menunggu matahari yang masih malu-malu muncul. Isteri saya, seringkali lebih semangat menyambut hari baru di pagi hari, tapi juga tidak jarang bermalas-malasan di pagi hari yang dingin sejak bulan Ramadhan.
Jika melihat kedua anak kami sudah melakukan aktivitasnya sendiri dengan semangat, rasanya malu juga. Seharusnya sebagai orang tua dapat memberi contoh yang lebih baik. Bukannya memilih bermalas-malasan dalam melakukan aktivitas yang menjadi tanggung jawab kami berdua. Tapi seringnya, malu itu dikalahkan rasa malas. Padahal, dalam pagi hari ada keberkahan. Seperti pepatah di kalangan orang Arab yang menyebutkan bahwa berkah itu ada di waktu pagi, albarakatu fi bukuriha.
Waktu pagi, memang menyimpan banyak keutamaan. Salah satunya adalah keutamaan zikir pagi yang dianjurkan untuk memperoleh banyak rahmat Allah SWT.
- "Dan sebarkanlah dirimu bersama orang-orang yang menyeru Tuhan mereka pada waktu pagi dan petang untuk mengharapkan keridhaan-Nya” (Al-Kahfi; 28).
Namun apa yang terjadi? Biasanya saya lebih memilih untuk bermalas-malasan, menunggu matahari muncul adalah hal yang tidak jarang saya lakukan. Astaghfirullahaladziim..
Waktu-waktu shubuh di pagi hari adalah waktu yang oleh para ulama dianggap sebagai waktu terbaik untuk mendalami suatu ilmu. Suasana pagi yang tenang membuat konsentrasi dan kemampuan memahami meningkat. Ibnu Jarir Ath Thabari, yang mampu menulis sebanyak empat puluh halaman setiap hari selama empat puluh tahun terakhir masa usianya, melakukan murajaah akan ilmu dan ide-ide yang akan dituangkan dalam tulisannya di awal-awal shubuh.
Lukman Al-Hakim pun mengingatkan anaknya tentang kemuliaan pagi dan mudahnya akal menyerap ilmu dengan mengatakan, “Jangan sampai ayam jantan lebih cerdas darimu. Ia berkokok sebelum fajar, sementara kamu masih mendengkur tidur hingga matahari terbit.”
Lihatlah! Pagi tak pernah bosan menyapa kita kecuali Allah menentukan takdirnya yang lain. Suasana pagi tetaplah penuh dengan kesegaran dan kesejukan. Suasana pagi selalu membawa harapan bagi diri. Selamat pagi! Saya ingin selalu menyapa pagi dan menjadikannya momen yang baik untuk memperbaiki diri. Mudah-mudahan..
Wallahu’alam bishshowab
Gambar diambil DISINI
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori
Curhatku
/
Pencerahan
dengan judul
SEMANGAT PAGI
. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL
http://sisatruk.blogspot.com/2009/08/semangat-pagi.html
.
Artikel Terkait Curhatku , Pencerahan
Ditulis oleh:
Pramudya Ksatria Budiman
-
Rating : 4.5
Belum ada komentar untuk " SEMANGAT PAGI "
Post a Comment
Beri komentar anda.