Bukan Pakar SEO Ganteng

KEUTAMAAN MENATA HATI (1)


Jagalah hati, jangan kau kotori
Jagalah hati, lentera hidup ini
Jagalah hati, jangan kau nodai
Jagalah hati, cahaya Illahi

Bila hati kian bersih, pikiranpun akan jernih
Semangat hidup nan gigih, prestasi mudah diraih
Namun bila hati keruh, batin selalu gemuruh
Seakan dikejar musuh, dengan Allah kian jauh

Alhamdulillah, hari ini saya agak pagi tiba di tempat tugas, disaat sang mentari masih enggan untuk menampakkan diri ataukah karena awan yang begitu tebal menghalangi semburat cahayanya. Semerbak harum bunga sedap malam seakan masih tersisa yang tergantikan oleh wangi melati yang lagi mekar berseri yang aromanya tercium oleh siapapun yang kebetulan lewat. Sementara titik-tik embun yang bergelayutan di ujung dedaunan mulai menangkap kilatan cahaya.

Sungguh indah dan mengesankan, deretan taman bunga sepanjang koridor menuju ruangan saya memang ditata dengan sangat apik oleh Pak Rahman Tukang Kebun sekolah, jenis dan warna bunganya berkombinasi secara artistik yang memiliki warna-warni yang bervariasi sehingga kesannya begitu menyegarkan.

Rerumputan liar yang tumbuh dibawahnya senantiasa disiangi. Parasit ataupun hama yang akan merusak batang dan daunnya dimusnahkan. Tak lupa setiap hari disiraminya dengan merata, dengan air yang bersih. Tak akan dibiarkan ada dahan yang patah atau ranting yang mengering.

Mungkin kita semua sepakat, sebagaimana halnya dengan qolbu kita yang senantiasa tertata, terpelihara, serta terawat dengan sebaik-baiknya. Kita akan senantiasa merasakan lapang, tenteram, tenang, sejuk, dan indahnya hidup di dunia ini. Bila demikian halnya, maka akan tersemburat pula dalam setiap gerak-gerik kita, perilaku, tutur kata, sunggingan senyuman, tatapan mata, riak air muka, bahkan bila kita diam sekalipun.

Saya jadi teringat salah satu tausyiah dari Udztads Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), bahwa Orang yang hatinya tertata dengan baik tak pernah merasa resah gelisah, tak pernah bermuram durja, tak pernah gundah gulana.

Kemana pun pergi dan dimana pun berada, ia senantiasa mampu mengendalikan hatinya. Dirinya senantiasa berada dalam kondisi damai dan mendamaikan, tenang dan menenangkan, tenteram dan menenteramkan.

Hatinya bagai embun yang menggelayut di dedaunan di pagi hari, jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan.

Hatinya tertambat bukan kepada barang-barang yang fana, melainkan selalu ingat dan merindukan Zat yang Maha Memberi Ketenteraman, Allah Azza wa Jalla.


Bersambung~~~~

Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Jagalah Hati / My Journey / Pencerahan / Tauziyah dengan judul KEUTAMAAN MENATA HATI (1) . Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://sisatruk.blogspot.com/2010/03/keutamaan-menata-hati-1.html .

Artikel Terkait Jagalah Hati , My Journey , Pencerahan , Tauziyah

Ditulis oleh: Pramudya Ksatria Budiman - Rating : 4.5

Belum ada komentar untuk " KEUTAMAAN MENATA HATI (1) "

Post a Comment

Beri komentar anda.