Ekonom dari Bank Mandiri Destry Damayanti mengungkapkan proses redenominasi pada dasarnya membawa rupiah lebih dipandang di mata Internasional.
"Kita juga akan merasakan benefitnya terutama ada efisiensi. Kita juga ada untuk masalah pride kita nilai uang makin terlalu besar terkesan tidak ada artinya, kita perlu pikirkan untuk redenominasi memang," kata Destry di Jakarta, Selasa (18/12/2012).
Namun apakah perlu saat ini? Pertama, Destry mengatakan banyak yang harus pemerintah kerjakan ditengah gejolak perekonomian global. Hal ini tentu mempengaruhi konisi keuangan domestik Indonesia.
"Kedua saat ini sistem keuangan kita sedang ada peralihan pengawasan dari BI dan Bappepam ke OJK, jadi energinya akan kesana semua," terang Destry.
Lebih jauh ia menjelasakan, adapun faktor penting ketiga yang perlu diperhatikan adalah ketika Indonesia saat ini punya masalah dengan BBM bersubsidi. Di mana, sambung Destry, harga BBM terdistorsi sedemikian besar dan juga menimbulkan penyalahgunaan
Jika memang pemerintah melakukan redenominasi, bagaimana memonitor harga pasar tradisional itu bisa bergerak sedemikian harusnya.
"Supaya tidak terjadi inflatoar (faktor pendorong inflasi). Karena nanti income dipotong per Rp 1.000 terus yang di sana dengan pembulatan yang sudah ditentukan, nah di sana harganya itu tidak disiplin, misal hahrganya Rp 12.500 kan harganya harusnya Rp 12,5 jadi apa bedanya sih setengah dengan angka bulat jadi di Rp 13 atau jadi Rp 14," paparnya.
(rrd/dru)
Belum ada komentar untuk " Sebelum Ubah Rp 1.000 Jadi Rp 1, Ini Hal yang Perlu Diperhatikan "
Post a Comment
Beri komentar anda.