TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara film Java Heat, Connor Allyn, emoh dibilang filmnya adalah film impor, meski sutradara, kru, dan biaya produksinya berasal dari Amerika Serikat
"Memang uangnya dari Amerika, tapi ini bukan film impor. Saya lebih senang menyebutnya film internasional," kata Allyn di @america, Pacific Place, Jakarta, Selasa, 26 Februari 2013.
Menurut Allyn, film ini hanya memakai dua aktor asing. Kru asing yang ikut dalam pembuatan film tersebut hanya sekitar 15 orang. Sedangkan aktor serta kru warga negara Indonesia yang ikut serta dalam penggarapannya mencapai ratusan orang.
Dari sisi lokasi, film ini pun seratus persen memakai wilayah Indonesia, yaitu Yogyakarta. Salah satu tujuan wisata terkenal Jawa Tengah, Candi Borobudur, pun menjadi lokasi syuting yang digunakan Connor dan para krunya.
Sebelumnya, Connor Allyn mengatakan, biaya produksi filmnya kali ini mencapai US$ 15 juta atau sekitar Rp 145,5 miliar. Ia mengaku jumlah biaya produksi itu jauh lebih mahal dibandingkan dengan film action garapannya terdahulu, Merah Putih. Film kolosal action Merah Putih ternyata hanya menghabiskan biaya sebanyak US$ 2 juta atau sekitar Rp 19 miliar.
Selain mengarahkan film tersebut, Connor juga menjadi penulis skenario bersama Rob Allyn. Java Heat yang dibintangi Atiqah Hasiholan, Kellan Lutz, Mickey Rourke, Ario Bayu, Mike Lukock, dan Verdi Solaiman itu akan tayang di bioskop Tanah Air pada 18 April mendatang. Lalu, pemutaran perdana akan dilanjutkan di Amerika Serikat pada 10 Mei. Negara berikutnya yang mendapat giliran menayangkan film ini adalah Jepang, Inggris, dan negara-negara lain.
MITRA TARIGAN
Berita Lain:
Kereta KfW yang Mogok di Rawa Buntu Dikandangkan
Lagi, Kecelakaan Maut di Puncak, 12 Tewas
Pantai Marunda Segera Jadi Pantai Publik Gratis?
Kasus Bayi, Jokowi: Tolong Hargai Rumah Sakit
Belum ada komentar untuk " Film Java Heat Bukan Film Impor "
Post a Comment
Beri komentar anda.