Bukan Pakar SEO Ganteng

Showing posts with label Jagalah Hati. Show all posts
Showing posts with label Jagalah Hati. Show all posts

KEUTAMAAN MENATA HATI (2)

MENATA HATI
Bila hati kian suci, tak ada yang tersakiti
Pribadi menawan hati, ciri mukmin sejati
Tapi bila hati busuk, pikiran jahat merasuk
Akhlak kian terpuruk, jadi makhluk terkutuk

Bila hati kian lapang, hidup sempit terasa senang
Walau kesulitan datang, dihadapi dengan tenang
Tapi bila hati sempit, segalanya jadi rumit
Terasa terus menghimpit, lahir batin terasa sakit


Orang yang hatinya tertata dengan baik tak pernah merasa resah gelisah, tak pernah bermuram durja, tak pernah gundah gulana. Kemana pun pergi dan dimana pun berada, ia senantiasa mampu mengendalikan hatinya. Dirinya senantiasa berada dalam kondisi damai dan mendamaikan, tenang dan menenangkan, tenteram dan menenteramkan.

Hatinya bagai embun yang menggelayut di dedaunan di pagi hari, jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Hatinya tertambat bukan kepada barang-barang yang fana, melainkan selalu ingat dan merindukan Zat yang Maha Memberi Ketenteraman, Allah Azza wa Jalla.

Tentunya akan terjadi sebaliknya bagi orang berhati semrawut dan kusut masai. Ia bagaikan kamar mandi yang kumuh dan tidak terpelihara. Lantainya penuh dengan kotoran. Lubang WC-nya masih belepotan sisa kotoran. Dindingnya kotor dan kusam. Gayungnya bocor, kotor, dan berlendir. Pintunya tak berselot. Krannya susah diputar dan air pun sulit untuk mengalir.

Tak ada gantungan. Baunya membuat setiap orang yang menghampirinya menutup hidung. Sudah pasti setiap orang enggan memasukinya. Kalaupun ada yang sudi memasukinya, pastilah karena tak ada pilihan lain dan dalam keadaan yang sangat terdesak. Itu pun seraya menutup hidung dan menghindarkan pandangan sebisa-bisanya.

Begitu pun keadaannya dengan orang yang berhati kusam. Ia senantiasa tampak resah dan gelisah. Hatinya dikotori dengan buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat orang lain berbahagia, kikir, dan lain-lain penyakit hati yang terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan.

Sungguh, orang yang berhati busuk seperti itu akan mendapatkan kerugian yang berlipat-lipat. Tidak saja hatinya yang selalu gelisah, namun juga orang lain yang melihatnya pun akan merasa jijik dan tidak akan menaruh hormat sedikit pun jua. Ia akan dicibir dan dilecehkan orang. Ia tidak akan disukai, sehingga sangat mungkin akan tersisih dari pergaulan. Terlepas siapa orangnya.

Adakah ia orang berilmu, berharta banyak, pejabat atau siapapun; kalau berhati busuk, niscaya akan mendapat celaan dari masyarakat yang mengenalnya. Derajatnya pun mungkin akan sama atau, bahkan, lebih hina dari pada apa yang dikeluarkan dari perutnya.

Bagi orang yang demikian, selain derajat kemuliannya, akan jatuh di hadapan manusia, juga di hadapan Allah. Ini dikarenakan hari-harinya selalu diwarnai dengan aneka perbuatan yang mengundang dosa.

Allah tidak akan pernah berlaku aniaya terhadap makhluk-makhluknya. Sesungguhnyalah apa yang didapatkan seseorang itu, tidak bisa tidak, merupakan buah dari apa yang diusahakannya.

Orang yang hatinya tertata rapih adalah orang yang telah berhasil merintis jalan ke arah kebaikan. Ia tidak akan tergoyahkan dengan aneka rayuan dunia yang tampak menggiurkan. Ia akan melangkah pada jalan yang lurus. Dititinya tahapan kebaikan itu hingga mencapai titik puncak.

Sementara itu ia akan berusaha sekuat-kuatnya untuk berusaha sekuat-kuatnya untuk memelihara dirinya dari sikap riya, ujub, dan perilaku rendah lainnya. Oleh karenanya, surga sebaik-baiknya tempat kembali, tentulah telah disediakan bagi kepulangannya ke yaumil akhir kelak. Bahkan ketika hidup di dunia yang singkat ini pun ia akan menikmati buah dari segala amal baiknya.

Dengan demikian, sungguh betapa beruntungnya orang yang senantiasa bersungguh-sungguh menata hatinya karena berarti ia telah menabung aneka kebaikan yang akan segera dipetik hasilnya dunia akhirat.

Sebaliknya alangkah malangnya orang yang selama hidupnya lalai dan membiarkan hatinya kusut masai dan kotor. Karena, jangankan akhirat kelak, bahkan ketika hidup di dunia pun nyaris tidak akan pernah merasakan nikmatnya hidup tenteram, nyaman, dan lapang.

Mari sahabat, kita senantiasa melatih diri untuk menyingkirkan segala penyebab yang potensial bisa menimbulkan ketidaknyamanan di dalam hati ini. Karena, dengan hati yang nyaman, indah, dan lapang, niscaya akan membuat hidup ini terasa damai.

Beragamnya masalah yang berseliweran,.... semoga saja tidak akan pernah membuat kita terjebak dalam kesulitan hidup karena kita selalu mampu menemukan jalan keluar terbaik, dengan izin Allah. Insya Allah!


KEUTAMAAN MENATA HATI (1)


Jagalah hati, jangan kau kotori
Jagalah hati, lentera hidup ini
Jagalah hati, jangan kau nodai
Jagalah hati, cahaya Illahi

Bila hati kian bersih, pikiranpun akan jernih
Semangat hidup nan gigih, prestasi mudah diraih
Namun bila hati keruh, batin selalu gemuruh
Seakan dikejar musuh, dengan Allah kian jauh

Alhamdulillah, hari ini saya agak pagi tiba di tempat tugas, disaat sang mentari masih enggan untuk menampakkan diri ataukah karena awan yang begitu tebal menghalangi semburat cahayanya. Semerbak harum bunga sedap malam seakan masih tersisa yang tergantikan oleh wangi melati yang lagi mekar berseri yang aromanya tercium oleh siapapun yang kebetulan lewat. Sementara titik-tik embun yang bergelayutan di ujung dedaunan mulai menangkap kilatan cahaya.

Sungguh indah dan mengesankan, deretan taman bunga sepanjang koridor menuju ruangan saya memang ditata dengan sangat apik oleh Pak Rahman Tukang Kebun sekolah, jenis dan warna bunganya berkombinasi secara artistik yang memiliki warna-warni yang bervariasi sehingga kesannya begitu menyegarkan.

Rerumputan liar yang tumbuh dibawahnya senantiasa disiangi. Parasit ataupun hama yang akan merusak batang dan daunnya dimusnahkan. Tak lupa setiap hari disiraminya dengan merata, dengan air yang bersih. Tak akan dibiarkan ada dahan yang patah atau ranting yang mengering.

Mungkin kita semua sepakat, sebagaimana halnya dengan qolbu kita yang senantiasa tertata, terpelihara, serta terawat dengan sebaik-baiknya. Kita akan senantiasa merasakan lapang, tenteram, tenang, sejuk, dan indahnya hidup di dunia ini. Bila demikian halnya, maka akan tersemburat pula dalam setiap gerak-gerik kita, perilaku, tutur kata, sunggingan senyuman, tatapan mata, riak air muka, bahkan bila kita diam sekalipun.

Saya jadi teringat salah satu tausyiah dari Udztads Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), bahwa Orang yang hatinya tertata dengan baik tak pernah merasa resah gelisah, tak pernah bermuram durja, tak pernah gundah gulana.

Kemana pun pergi dan dimana pun berada, ia senantiasa mampu mengendalikan hatinya. Dirinya senantiasa berada dalam kondisi damai dan mendamaikan, tenang dan menenangkan, tenteram dan menenteramkan.

Hatinya bagai embun yang menggelayut di dedaunan di pagi hari, jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan.

Hatinya tertambat bukan kepada barang-barang yang fana, melainkan selalu ingat dan merindukan Zat yang Maha Memberi Ketenteraman, Allah Azza wa Jalla.


Bersambung~~~~