Bukan Pakar SEO Ganteng

Showing posts with label Sri Mulyani. Show all posts
Showing posts with label Sri Mulyani. Show all posts

SIAPA PENGGANTI SRI MULYANI?

Presiden SBY sudah menerima permintaan Bank Dunia yang 'membajak' Sri Mulyani untuk menjadi salah satu direktur. Per 1 Juni nanti, Sri Mulyani bukan lagi menteri keuangan kita.

Tentunya, SBY kini tengah menimbang-nimbang pengganti Sri Mulyani. Presiden punya hak prerogatif untuk memilih pembantu pentingnya itu. Nama-nama bermunculan.

Koran Tempo edisi Kamis (6/5) melansir empat nama yang dijagokan

Mereka punya berbagai kelebihan dan kekurangan. Mereka juga memiliki latar belakang yang berbeda-beda.

Sejumlah ekonom, misalnya, menjagokan Darmin Nasution adalah sosok yang paling diterima pasar untuk menggantikan Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan.

Menurut ekonom Universitas Gadjah Mada, A. Tony Prasetiantono, Darmin sangat masuk akal menjadi Menteri Keuangan karena sudah terbukti andal ketika menjabat Direktur Jenderal Pajak.

"Darmin lebih cocok menjadi Menteri Keuangan daripada menjadi Gubernur Bank Indonesia,” kata Tony kepada Tempo di Jakarta kemarin. Dia menyebut Darmin paling diterima oleh pasar.

Kubu Partai Golkar misalnya punya calon lain. Politikus Bambang Soesatyo yang dikenal dekat dengan pengusaha Aburizal Bakrie pernah mengusulkan nama Anggito Abimanyu. "Dia kan wakil menteri. Jadi pengalamalannya cukup," katanya beberapa waktu lalu. Semasa menjabat Aburizal memang dikenal berseberangan dengan Sri Mulyani dalam beberapa soal kebijakan, termasuk soal penunggakan pajak perusahaan Bakrie.

Terlepas kontroversi itu, inilah beberapa kandidat yang dijagokan:

1. DARMIN NASUTION


Lahir: Tapanuli, Sumatera Utara, 21 Desember 1948

Pendidikan:
  1. Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia (1976)
  2. Doktor dari Universitas Paris, Sorbonne, Prancis (1985)
Karier:
  1. 2000 - Direktur Jenderal Lembaga Keuangan Departemen Keuangan
  2. 2005 - Kepala Badan Pengawas Pasar Modal
  3. 2006 - Direktur Jenderal Pajak
  4. 2009 - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia
  5. 2010 - Pjs Gubernur Bank Indonesia

2. ANGGITO ABIMANYU


Lahir: Bogor, 19 Februari 1963

Pendidikan :
  1. Jurusan Ekonomi Pertanian UGM (S1)
  2. Pembangunan Internasional, Universitas Pennsylvania, AS (S-2)
  3. Ekonomi Lingkungan, Universitas di Pennsylvania, AS (S-3)

Karier:
  1. 1999 - Staf Ahli Menteri Keuangan
  2. 1999-2000 - Komisaris Independen Bank Internasional Indonesia
  3. 2003 - Komisaris Independen Lippobank
  4. 2004-2008 - Komisaris Telkom
  5. 2006-sekarang - Kepala Badan Kebijakan Fiskal

3. AGUS MARTOWARDOJO


Lahir: Amsterdam, 24 Januari 1956

Pendidikan:
  1. Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1984)
  2. Banking and Management Courses di State University of New York, Buffalo, dan Stanford University, Palo Alto, AS
  3. Institute of Banking and Finance, Singapura

Karier:
  1. 1984 - Bank of America NT & SA sebagai Officer Development Program dan International Loan Officer
  2. 1986-1994 - PT Bank Niaga Tbk sebagai Vice President, Corporate Banking Group di Jakarta dan Surabaya
  3. 1995-1998 - Direktur Utama di Bank Bumiputera
  4. 2002-2005 - Direktur Utama Bank Permata
  5. 2005-sekarang Direktur Utama Bank Mandiri

4. AHMAD FUAD RAHMANY


Pendidikan:
  1. Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1981)
  2. Master of Art dari Duke University, Durham, North Carolina, AS (1987)
  3. Doktor di bidang ilmu ekonomi dari Department of Economics, Vanderbilt University, Tennessee, AS (1997)
Karier:
  1. Deputy for Budgeting and Accountancy pada Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias
  2. Direktur Pengelolaan Surat Utang Negara dan Kepala Pusat Manajemen Obligasi Negara
  3. Kepala Badan Pengawas Pasar Modal

Sementara itu Komisi Pemberantasan Korupsi tetap mendalami peran Sri Mulyani Indrawati terkait kasus bail out Bank Century. Wakil Ketua KPK, M Jasin mengatakan, meski menjadi pejabat penting Bank Dunia, tidak lantas membuatnya kebal hukum.

"Berdasarkan UNCAC (Konvensi anti korupsi PBB), KPK bisa menangani pejabat asing sekalipun," kata Jasin di Gedung KPK, Jakarta, Kamis 6 Mei 2010.

Menurut Jasin, konvensi itu menjadikan transparan penegakan hukum berlaku sama terhadap semua warga negara. "Bu Sri Mulyani kan orang Indonesia, bukan orang asing," ujar Jasin.

Menurut dia, bertempat tinggal di luar negeri tidak menjadi halangan KPK melakukan penyelidikan. "April lalu periksa pejabat BI di Washington," ujar Jasin.

Menurut dia, kini penyelidik KPK sedang mengkaji hasil pemeriksaan terhadap Boediono dan Sri Mulyani yang dilakukan pekan ini dan pekan lalu. Hasil kajian itu akan dibawa dalam gelar perkara.

Pimpinan lainnya, Chandra M Hamzah mengatakan dalam penyelidikan kasus Bank Century ini, KPK sudah sudah memeriksa 97 saksi, yakni BI 31 orang, Bank Century 39 orang, LPS 11 orang, KSSK 2 orang, serta Bapepam 2 orang, serta sejumlah pihak terkait.

"Ini masih dalam proses penyelidikan, dan dalam penyelidikan tidak ada kesimpulan sementara, jadi tidak bisa dijawab sedah sekian persen," ujarnya.


Sumber : TempoInteraktif.com dan VIVAnews

GAYUS MENELAN CENTURY

Gayus Tambunan? Siapa yang sekarang ini belum mengenal yang namanya Gayus Tambunan?

Berterima kasihlah pada Gayus. Karena berkat jasanyalah kasus Century jadi temaram. Siapa yang peduli dengan kasus 6,7 trilyun yang tak jelas kemana itu. Setidaknya kini media massa ramai-ramai berdendang lagu GAYUS.

Lupakan huru hara di panggung paripurna DPR bulan lalu. Lupakan pula rekomendasi yang meminta penonaktifan dua petinggi negara, Wapres Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Kini arahkan pandangan kita pada rumah megah Gayus di Kelapa Gading. Semua berdecak kaget. Wow, darimana ya si Gayus yang masih 30 tahunan itu bisa membangun istana semegah itu?

Ayahanda yang bertugas lebih dari sepuluh tahun dengan golongan IV/b, belum mampu membuat rumah semegah itu.

Benarkah itu tilepan pajak rakyat? Atau suap para pengemplang pajak agar cuma bayar pajak dalam jumlah kecil. Entahlah.

Grup facebook bertajuk 'Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung BOIKOT BAYAR PAJAK untuk KEADILAN'. Saat detikcom berkunjung, Kamis (25/3/2010), ada 3.422 facebooker yang menjadi anggotanya.

Nah, kasus Gayus Tambunan rupanya menjadi amunisi baru mereka untuk menolak membayar pajak.

"Bayar pajak cuma buat dinikmati Gayus dan teman-temannya? NO WAY!" kata Hendry Setiabudi.

Seorang facebooker lain, Benetta Heaster Gladwynne, juga meramaikan grup ini dengan memberikan link untuk mendukung grup 'Dukung Susno Duadji Untuk Membongkar Markus Di Polri'.

Semuanya semakin membuat suasana jadi tambah begajul....

Hari gini nggak Bayar Pajak? Apa kata dunia?
Hari gini menggelapkan pajak ? Dunia berkata Apa ?

Aku lebih baik diam dan mengakhiri tulisan ini.