Bukan Pakar SEO Ganteng

Showing posts with label Curhatku. Show all posts
Showing posts with label Curhatku. Show all posts

KASIH SAYANG TANPA BATAS

SAYANG IBU
The origin of the child is a mother and is a woman. One shows a man what love, sharing and caring its all about.

Asal mula seorang anak adalah seorang ibu yang juga merupakan seorang wanita, seseorang yang mengajarkan seorang anak manusia tentang makna kasih sayang, sosok manusia yang senantiasa membagi dan menjaga seluruh kasihnya.

Kalimat itu kuanggap penting karena kalimat singkat itu telah mengajarkanku betapa berartinya sosok seorang ibu.

Sebening kaca hatimu ibu Teduh sejuk menyimpan sejuta kasih Kau ajak aku dalam hidupmu Yang sarat akan perjuangan dan pengorbanan Kubersyukur terlahir kedunia ini melalui rahimmu Kau ajari aku berdoa tuk setiap keluh dan kesah Saat kuayun penaku ini, ku sedang mengulang ingatanku tepat sebulan sudah kepergianmu menghadap Sang khaliq.

Di saat seluruh negeri ini memperingati moment Hari Ibu,.... Izinkan aku untuk mengenang kembali masa2 yang indah saat belaian kasihmu masih menyertai.

Sedari kecil, aku terlalu dekat dengannya. Lumrah mungkin, karena seorang anak memang biasanya lebih dekat dengan ibunya. Sosok wanita yang senantiasa hadir di rumah, membimbing anak-anaknya.

John Bowlby--seorang ahli jiwa anak--menegaskan seorang anak akan efektif jika minimal ada satu orang yang ''berdiri di belakang mereka''. Maksudnya, selalu ada orang yang siap memberikan dukungan apapun kondisinya.

Cinta ibu adalah peneguhan tanpa syarat terhadap hidup dan kebutuhan seorang anak. Cinta ibu akan mengajarkan tentang makna pemeliharaan dan tanggung jawab yang tentunya sangat penting bagi kelanjutan hidup dan perkembangan anak.

Cinta ibu pulalah yang akan menanamkan rasa syukur pada Tuhan dalam diri setiap anak atas kehidupan yang diterimanya, atas jenis kelaminnya, dan atas kelahirannya di muka bumi. Rasa syukur setiap anak tersebut pada akhirnya akan membuat ia mencintai kehidupan dan bukan hanya berkeinginan untuk tetap hidup.

Ibu seringkali dilambangkan sebagai tanah atau alam, oleh karena itu muncul istilah, mother land atau mother nature. Hal ini terjadi karena ibu adalah sosok yang subur seperti halnya tanah dan alam yang menawarkan kelimpahan susu dan madu.

Susu merupakan simbol pemeliharaan dan peneguhan kasih ibu. Sedangkan madu melambangkan kecintaan dan kebahagiaan dalam kehidupan. Banyak ibu yang dapat memberikan susu pada anak-anaknya, namun hanya sedikit yang mampu memberikan madu.

Untuk dapat memberikan madu, seorang ibu tidak hanya harus menjadi ibu yang baik, namun harus menjadi sosok pribadi yang penuh kasih sayang. Yakni sosok perempuan yang lebih berbahagia dalam memberi dibandingkan menerima, serta sosok yang betul-betul kukuh berakar pada eksistensinya. Sehingga ia tidak lagi menginginkan apa-apa untuk dirinya sendiri.

Al-Quran juga telah mengingatkan keutamaan ibu dengan menggambarkan penderitaan yang dirasakannya dalam dua periode kehidupan (mengandung dan menyusui).

"Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku kamu kembali." (Luqman:14)

Cinta kasih ibu memang sulit untuk dicapai, karena cintanya yang bersifat sangat altruis dan tanpa syarat. Cinta dalam keadaan di mana satu pihak memerlukan segala bantuan dan pihak lainnya memberikan segalanya. Namun ketulusan dan kesabaran ibu dalam mencintai semua anak-anaknya telah membuat cintanya dikategorikan sebagai jenis cinta yang tertinggi dan sebagai suatu ikatan emosional yang paling luhur.

Tak akan pernah kulupakan 22 November 2009. Hari Ahad yang cerah ....seketika mendung mendesak awan. Tubuhnya telah terbalut kain putih. Menyisakan seraut wajah bergurat. Tatkala wajahnya dipalingkan menghadap kanan. Dan gundukan tanah merah basah menindihnya, menghalangi kami sedikit demi sedikit ... menjarakkan jazad yang kian jauh ...

Rabbi, Lapangkanlah kuburnya. Terangilah ia dengan cahaya-Mu yang tiada pernah pudar. Datangkanlah sosok mulia di hadapannya, sebagai wujud amal kebaikan beliau selama ini. Kutitipkan ia pada-Mu Ya Allah ... Rabbi, Rahmatilah hamba sebagai anak shaleh, agar mampu mendoakan kedua orang tua hamba. Sampaikan kepadanya, larik yang belum sempat kuverbalkan di hadapannya, bahwa Aku mencintainya.

~~~~ooo000ooo~~~~

Selamat hari Ibu untuk semua ibu seantero persada......


Pramudya Ksatria Budiman Curhatku

MUHAZABAH MALAM TAHUN BARU

fajar 1431 H
Pergantian tahun Hijriyah saat postingan ini saya tulis menyisakan beberapa detik lagi dan tahun baru Masehi tinggal beberapa hari lagi.

Bagi kebanyakan orang, mereka merayakan malam pergantian tahun dengan berlibur ke suatu tempat, nonton pagelaran musik, nonton tv, bakar2 jagung sambil ngobrol, pergi ke tepi laut lalu ngelamun sambil memandang laut, begadang semalam suntuk, pesta kembang api, tiup terompet pada detik-detik memasuki tahun baru, wayang semalam suntuk bahkan tidak ketinggalan.

Belakangan ini nampaknya sudah mulai menjadi trend di beberapa tempat, merayakan tahun baru dengan mengadakan dzikir berjama’ah.

Aku teringat lagi dengan nasihat Almarhum Bapak saya. Beliau pernah berpesan , jika tahun baru akan tiba, hendaknya kita banyak bermuhasabah, melakukan evaluasi terhadap amal perbuatan yg kita lakukan. Rasululloh SAW sendiri sudah menyatakan bahwa manusia terbagi atas 3 golongan :
  • Golongan beruntung, jika hari ini lebih baik dari hari kemarin. Kaitannya dg artikel ini, amal perbuatannya hari ini lebih banyak daripada hari kemarin (serta maksiatnya lebih sedikit dibandingkan dg hari kemarin).
  • Golongan merugi, jika hari ini sama dengan hari kemarin. Dengan demikian, amal perbuatannya hari ini sama dengan hari kemarin.
  • Golongan celaka, jika hari ini lebih buruk daripada hari kemarin. Ini berarti, amal perbuatannya hari ini lebih sedikit dibandingkan hari kemarin.
So, akhirnya aku lebih memilih untuk bermuhasabah saja dalam menyongsong tahun baru, tidak perlu neko-neko, beramal tanpa tuntunan (contoh) dari Rasululloh SAW, apalagi menghambur-hamburkan harta untuk foya-foya….

Ya Allah ya Tuhan kami
Berikan kekuatan lahir bathin bagi kami
Agar mudah bagi kami dalam melalui segala rintangan, tantangan, cobaan dan hambatan dalam hidup ini
Jangan Engkau berikan cobaan yg berat kepada kami
Yang tak sanggup kami pikul sebagaimana cobaan kepada pendahulu kami
Berikan kenikmatan, kemuliaan dan rejeki yg berlimpah kepada kami
Seperti yang telah Engkau berikan kepada pendahulu kami
Ampuni dosa kami, keluarga kami, para sahabat kami dan seluruh umat-Mu ini
Agar ringan langkah kami menapaki kehidupan ini
Ya Allah ya Tuhan kami
Jadikanlah anak cucu kami dan keturunan kami
Menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, keluarga dan agama
Bekali mereka dengan rasa cinta kasih yang ikhlas
Hilangkan mereka dari sifat iri dan dengki
Tanamkanlah rasa cinta terhadap sesama kepada mereka
Sebagaimana kami mencintai mereka

Ya Tuhan Kami
Ridhoilah jalan kami
Tunjukkan yang benar itu benar
Tunjukkan yang salah itu salah
Kabulkanlah doa kami
Agar negeri ini bangkit dari keterpurukan
Agar negeri ini menjadi negeri yang di hormati
Karena kebersamaan dan persatuannya
karena keanekaragamannya
Karena kasih dan sayang antar sesamanya
Karena ke Bhineka Tunggal Ika-annya
Bukan menjadi negeri yang di cela
Karena perpecahannya dan perbedaannya
Karena korupsi dimana mana
Karena bencana tak jua reda

Ya Allah kami disini bersujud memohon Kepada-Mu
Kabulkanlah doa kami yang hina dihadapan-Mu
Yang berharap setitik kasih-Mu
Yang hanya bisa berharap dan meminta keridhoan-Mu
Amien Amin Amin Ya Rabbal Alamin.

Pramudya Ksatria Budiman Curhatku

PENAWAR RASA SEPI


Ada yang datang diantara yang pergi, seperti halnya ada yang sepi diantara yang ramai. Demikian sepotong ungkapan yang mengena untuk saya disaat menulis artikel ini.

Rasa sepi dan sunyi itu rasanya muncul dari lubuk hati yang paling dalam. Aktifitas siswa dan rekan-rekan guru lainnya yang juga sementara mempersiapkan segala sesuatunya untuk Ulangan semester minggu depan menyebabkan lingkungan kerja yang super sibuk, sehingga aktifitas ngobrol menjelang pergantian jam pelajaran seperti biasanya nyaris terlupakan, ditambah lagi dengan pemadaman listrik yang berlangsung sejak pagi, lengkap sudah rasa sepi ini menggelayut.

Dengan menggunakan Safety Power dari UPS Lab.Komputer, saya berupaya merampungkan administrasi ulangan semester yang tersisa, dan menulis postingan ini tentunya.

Saya yakin bahwa rasa sepi ini muncul justru akibat beban kerja yang menumpuk hingga menimbulkan beban mental yang mengarah ke stress. Tapi semoga hal ini tidak terjadi dalam diri saya. Sebab dari apa yang pernah saya baca bahwa stres yang berkepanjangan membuat mental dan perasaan seseorang semakin hampa dan sunyi. dan biasanya meskipun kita berusaha tampil maksimal, justru akan menyeret kita pada kesepian yang berkepanjangan.

Dari majalah Hidayatullah saya baca sebuah artikel bahwa : Kesepian ternyata mirip wabah flu, bisa menyebar dalam sekelompok orang di dekatnya. Begitulah menurut suatu penelitian terbaru. Kalau flu bisa tersebar lewat berjabat tangan, orang bisa "terjangkit" kesepian melalui interaksi yang negatif.

Intinya, seseorang yang kesepian akan kehilangan hubungan dengan orang lain dan orang lain itu juga bisa terputus hubungannya dengan orang-orang lain lagi. Akhirnya, orang-orang yang hubungannya terputus itu berisiko menjadi golongan yang terasing dari kelompok sosial.

"Seseorang yang kesepian mengantisipasi reaksi negatif dari orang lain, dan akhirnya mereka memang mendapatkan reaksi negatif itu dalam lingkungan. Sebagian karena mereka mengantisipasinya dan sebagian karena mereka sendiri yang mengundang reaksi itu.

Temuan ini, yang diterbitkan dalam jurnal Personality and Social Psychology edisi Desember mengindikasikan bahwa kesepian bukanlah bagian dari sifat, seperti dalam ungkapan "orang itu sifatnya penyendiri". Namun, kesepian merupakan suatu keadaan seperti kelaparan.

"Pada dasarnya, kita adalah makhluk sosial. Maka dari itu, kita perlu orang lain untuk bekerja sama,". Karena itu, kesepian mungkin bisa saja merupakan evolusi dari perasaan bahwa ada orang yang mengucilkan Anda.

Di tengah rasa sepi itu,... saya mendapatkan penawarnya berupa Award persahabatan dari sahabat jagat blogosphere, masing-masing :

Award Golden Shower dari Mbak Elly Suryani


Award Kasih dari Mas Goen


Award SpongeBob dari Vie_Three



Award Heartfelt dari Aditya



Award Keep Smiley dari -gek- Angel on Earth

Award dari Yunna Bluewings


Award dari Anindyarahadi




Terima kasih atas dedikasi Award ini. Dan selanjutnya semua Award ini saya persembahkan buat :
Moga sudi menerimanya...... Salam sukses selalu......

Pramudya Ksatria Budiman award , Curhatku

HIKMAH DIBALIK FENOMENA

HIKMAHSalam sukses sahabat semua….., mari senantiasa kita memulai aktifitas keseharian dengan payung semangat berkendara keceriaan sehingga kesuksesan akan senantiasa menyertai setiap langkah kita, tentu saja dengan senantiasa menoleh kebelakang untuk sekedar memetik hikmah dari setiap kejadian yang kita alami agar kita dapat berbuat lebih baik dan lebih bermakna untuk lingkungan sekeliling kita, minimal dapat menjadi pembelajaran bermakna untuk hidup kita hari ini dan esok tentunya.

Mari bersama sejenak kita berpaling menelusuri ‘karunia’ yang besar dengan banyaknya kejadian yang menghebohkan menimpa bangsa ini. Bencana Tsunami Aceh, Gempa Yogya, Tsunami Pantai Selatan, Pangandaran, Ciamis, Tasikmalaya, banjir , tanah longsor, kecelakaan kapal laut dan pesawat terbang sampai pada Gempa dahsyat yang menimpa Sumatera Barat.

Jika kita merenungkan hikmah di balik kejadian-kejadian tersebut, sesungguhnya bukanlah kejadian yang kebetulan. Akan tetapi seluruhnya sudah diatur dan menjadi kehendak Allah SWT. Sesungguhnya tidak ada satupun kejadian yang luput dari pengaturan-Nya. Semuanya terjadi karena izin Allah SWT. Setiap kejadian, entah baik atau buruk, semuanya karena izin Allah SWT. Oleh karena itu, mari bersama jangan sekadar mencari izin Allah, tetapi juga mencari ridho-Nya.

Kalau kita bisa mengilustrasikan, kita terkadang seperti seekor kerbau yang sedang merumput di pinggir rel kereta api. Ketika kereta api lewat, sang kerbau sejenak menengok lalu segera merumput lagi, tanpa pernah berpikir mengapa benda seberat dan sebesar itu bisa bergerak. Memang kerbau merupakan hewan yang tidak dikaruniai akal untuk bertafakur.

Nah , jika kita banyak dihadapkan pada kejadian demi kejadian, tetapi kita hanya terpana dan tidak berusaha menafakurinya, maka dimanakah perbedaan kita dengan sang kerbau?

Kenyataannya dalam kehidupan, kita sering fokus pada sebuah kejadian, namun tidak berusaha mengambil hikmah dari kejadian tersebut.

Misalnya saja ketika kita kehilangan dompet. Kita hanya sering bergulat dengan perasaan menyesal kehilangan uang atau emosi kepada pencopet, padahal belum tentu juga hilangnya karena diambil oleh pencopet. Pernahkah kita melakukan perenungan, hilangnya uang adalah peringatan dati Allah SWT untuk kita. Mungkin saja kita belum bersedekah, belum membayar zakat, ataukah dengan uang itu nantinya akan membawa kita bermaksiat.

Pada dasarnya seseorang yang pandai mendapat hikmah akan menemukan sesuatu yang lebih berharga dibandingkan kejadian tersebut. Adapun orang yang tidak bisa menemukan hikmah dibalik kejadian adalah orang yang merugi. Merugi karena pada lain kesempatan hal tersebut akan menimpa lagi kepadanya, tetapi orang itu sama sekali tidak memunculkan perubahan sikap ataupun ikhtiar.

Apa yang saya tulis disini adalah hasil perenungan saya dalam beberapa hari terakhir ini. Ditengah deraan pemadaman simultan oleh PLN dan koneksi Speedy yang terkadang terputus karena pengaruh pemadaman yang tersebut, saya terpaksa jarang online.... di pihak lain ada hikmah yang saya bisa petik. Mungkin Tuhan menghendaki semuanya itu, karena pekerjaan saya menuntut untuk fokus dan Alhamdulillah tidak menyisakan bengkalai yang berarti.

Semoga saja tulisan ini dapat menjadi perenungan bagi sahabat semua, terutama pembelajaran yang sangat berarti bagi diri saya.

Pramudya Ksatria Budiman Curhatku , Pencerahan

KEMATIAN SEBAGAI SUATU NASEHAT


Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Dan kita terkadang tidak menyadari bahwa hari-hari yang telah kita lewati justru semakin mendekatkan kita pada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain.

Ketika saya turut mengusung keranda Ibunda kemarin, muncul dalam pikiran saya bahwa pada suatu saat nanti, saya akan diusung pula. Begitu pula pada saat meletakkannya dalam rongga sempit di liang lahat, pemikiran serupa menyelimuti benak saya.

Terkadang saya dan mungkin ada diantara kita tidak sadar bahwa detak jantung yang berlalu, denyut nadi yang bergetar serta detik-detik yang terlewat sesungguhnya merupakan langkah-langkah pasti yang akan semakin mendekatkan kita pada titik takdir kematian.

Dan ketika kematian itu datang, maka berakhirlah segala kenikmatan yang telah dan tengah kita rasakan.

Ada orang bijak yang mengatakan, secara global sesungguhnya Allah hanya memberi satu nikmat saja kepada manusia, yakni nafas. Begitu nafas itu berhenti, maka berhenti pula berbagai kenikmatan yang ada. Itulah sebabnya, mengapa Nabi mengatakan bahwa sesuatu yang bisa memutus segala kenikmatan adalah kematian. Meskipun secara hakiki hanya Allah yang mencabut semua itu. Anehnya, sesuatu inilah yang paling sering kita lupakan.

Sering kali gebyar kehidupan duniawi mudah membuat kita terlena. Apalagi ketika begitu semakin banyak perlengkapan hidup dengan segala macam kemajuan, kemudahan dan kenikmatannya yang semakin mengepung kita di masa modern ini. Semua itu kerap menggoda dan melalaikan kita.

Muncullah berbagai prinsip hidup sesat seperti materialisme , hedonisme , permisivisme dan lain-lain yang sejenisnya. Dalam keadaan seperti itu, nasehat dari siapapun biasanya tak lagi digubris. Tapi pada dasarnya kita harus ingat bahwa setiap kita memiliki penasehat yang sangat ampuh, yaitu kematian.

Bila sejenak merenungkan kematian yang sewaktu-waktu pasti akan datang, pasti kita akan lebih hati- hati dalam melangkah.

Rasululloh saw bersabda :”Cukuplah kematian itu sebagai nasehat”. (HR. Thabrani dan Baihaqi).

Sudah semestinya kita senantiasa mengingat akan datangnya musibah terbesar itu. Seketika itu, istri, anak dan keluarga tersayang akan terpisah, pangkat yang diduduki akan hilang, harta yang dikumpulkan dengan susah payah semuanya akan ditinggalkan, dan bahkan nyawa yang dicintai akan lepas. Melalui pintu mati kita meninggalkan alam dunia, menuju alam kehidupan berikutnya, akhirat.

Orang yang melalaikan datangnya kematian, berarti kehilangan penasehat terbaiknya. Kehidupannya akan mudah tergoda dan terperosok dalam kelalaian. Keterlenaannya mengejar kehidupan dunia, kenikmatan sesaat dan bermegah-megahan membuatnya lalai mempersiapkan bekal akhirat hingga kematian menjemput. Akibat lalai dengan nasehat kematian, akhirnya hanya berujung kepada penyesalan abadi di neraka jahim.

“Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!” (HR. Tirmidzi).

Berbahagialah hamba-hamba Allah yang senantiasa bercermin dari kematian. Tak ubahnya seperti guru yang baik, kematian memberikan banyak pelajaran, membingkai makna hidup, bahkan mengawasi alur kehidupan agar tak lari menyimpang.

Nilai-nilai pelajaran yang ingin diungkapkan guru kematian begitu banyak, menarik, bahkan menenteramkan. Di antaranya adalah apa yang mungkin sering kita rasakan dan lakukan.

Kematian mengingatkan bahwa waktu sangat berharga, Tak ada sesuatu pun buat seorang mukmin yang mampu mengingatkan betapa berharganya nilai waktu selain kematian. Tak seorang pun tahu berapa lama lagi jatah waktu pentasnya di dunia ini akan berakhir. Sebagaimana tak seorang pun tahu di mana kematian akan menjemputnya.

Ketika seorang manusia melalaikan nilai waktu pada hakekatnya ia sedang menggiring dirinya kepada jurang kebinasaan. Karena tak ada satu detik pun waktu terlewat melainkan ajal kian mendekat. Allah swt mengingatkan itu dalam surah Al-Anbiya ayat 1, “Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).”

Ketika jatah waktu terhamburkan sia-sia, dan ajal sudah di depan mata. Tiba-tiba, lisan tergerak untuk mengatakan, “Ya Allah, mundurkan ajalku sedetik saja. Akan kugunakan itu untuk bertaubat dan mengejar ketinggalan.” Tapi sayang, permohonan tinggallah permohonan. Dan, kematian akan tetap datang tanpa ada perundingan.

Kematian mengingatkan bahwa kita bukan siapa-siapa. Kalau kehidupan dunia bisa diumpamakan dengan pentas sandiwara, maka kematian adalah akhir segala peran. Apa pun dan siapa pun peran yang telah dimainkan, ketika sutradara mengatakan ‘habis’, usai sudah permainan. Semua kembali kepada peran yang sebenarnya.

Lalu, masih kurang patutkah kita dikatakan orang gila ketika bersikeras akan tetap selamanya menjadi tokoh yang kita perankan. Hingga kapan pun. Padahal, sandiwara sudah berakhir.

Sebagus-bagusnya peran yang kita mainkan, tak akan pernah melekat selamanya. Kita bangga ketika dapat peran sebagai orang kaya. Namun terkadang kita menangis ketika berperan sebagai orang miskin yang menderita. Tapi, bangga dan menangis itu bukan untuk selamanya. Semuanya akan berakhir. Dan, peran-peran itu akan dikembalikan kepada sang sutradara untuk dimasukkan kedalam laci-laci peran.

Teramat naif kalau ada manusia yang berbangga dan yakin bahwa dia akan menjadi orang yang kaya dan berkuasa selamanya. Pun begitu, teramat naif kalau ada manusia yang merasa akan terus menderita selamanya. Semua berawal, dan juga akan berakhir. Dan akhir itu semua adalah kematian.

Kematian mengingatkan bahwa kita tak memiliki apa-apa. Fiqih Islam menggariskan kita bahwa tak ada satu benda pun yang boleh ikut masuk ke liang lahat kecuali kain kafan. Siapa pun dia. Kaya atau miskin. Penguasa atau rakyat jelata Semuanya akan masuk lubang kubur bersama bungkusan kain kafan. Cuma kain kafan itu.

Itu pun masih bagus. Karena, kita terlahir dengan tidak membawa apa-apa. Cuma tubuh kecil yang telanjang. Lalu, masih layakkah kita mengatasnamakan kesuksesan diri ketika kita meraih keberhasilan. Masih patutkah kita membangga-banggakan harta dengan sebutan kepemilikan. Kita datang dengan tidak membawa apa-apa dan pergi pun bersama sesuatu yang tak berharga.

Kematian mengingatkan bahwa hidup sementara. Kejayaan dan kesuksesan kadang menghanyutkan anak manusia kepada sebuah khayalan bahwa ia akan hidup selamanya. Hingga kapan pun. Seolah ia ingin menyatakan kepada dunia bahwa tak satu pun yang mampu memisahkan antara dirinya dengan kenikmatan saat ini.

Ketika sapaan kematian mulai datang berupa rambut yang beruban, tenaga yang kian berkurang, wajah yang makin keriput, barulah ia tersadar. Bahwa, segalanya akan berpisah. Dan pemisah kenikmatan itu bernama kematian. Hidup tak jauh dari siklus: awal, berkembang, dan kemudian berakhir.

Kematian mengingatkan bahwa hidup begitu berharga. Seorang hamba Allah yang mengingat kematian akan senantiasa tersadar bahwa hidup teramat berharga. Hidup tak ubahnya seperti ladang pinjaman. Seorang petani yang cerdas akan memanfaatkan ladang itu dengan menanam tumbuhan yang berharga. Dengan sungguh-sungguh. Petani itu khawatir, ia tidak mendapat apa-apa ketika ladang harus dikembalikan.

Orang yang mencintai sesuatu takkan melewatkan sedetik pun waktunya untuk mengingat sesuatu itu. Termasuk, ketika kematian menjadi sesuatu yang paling diingat. Dengan memaknai kematian, berarti kita sedang menghargai arti kehidupan.

PS : Semoga postingan ini dapat bermanfaat, terutama bagi diri saya sendiri.



Pramudya Ksatria Budiman Curhatku , Pencerahan

SELAKSA RINDU BUAT IBU

Rindu Ibunda
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang salehyang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepadaanak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri."

Adalah wajar seorang Nabipun pernah bersedih mengingat kisah penuh duka pada orang yang ditinggalkan keluarganya. Sesudah Hijrah, Nabi bercerita dihadapan sahabat-sahabatnya mengenai kisah perjalanan pertama beliau menuju Madinah dengan ibunya. Sebulan lamanya mereka tinggal di Madinah. Hingga suatu hari, Siti Aminah (ibunya) bersiap-siap akan pulang. Ia dan rombongan kembali pulang dengan dua ekor unta yang membawa mereka dari Mekah. Tetapi di tengah perjalanan, ketika sampai di Abwa', ibunda Aminah menderita sakit, yang kemudian meninggal dan dikuburkan di tempat itu.

Nabi yang masih belia pada waktu itu oleh Umm Aiman dibawa pulang ke Mekah, beliau pulang menangis dengan hati yang pilu, sebatang kara. Ia makin merasa kehilangan; sudah ditakdirkan menjadi anak yatim. Terasa olehnya hidup yang makin sunyi, makin sedih. Baru beberapa hari yang lalu ia mendengar dari Ibunda keluhan duka kehilangan Ayahanda semasa ia masih dalam kandungan. Kini ia melihat sendiri dihadapannya, ibu pergi untuk tidak kembali lagi, seperti ayah dulu. Tubuh yang masih kecil itu kini dibiarkan memikul beban hidup yang berat, sebagai yatim-piatu.

Sejatinya, dengan sedikit saja menyelami shirah ini kita dapat memahami bahwa bunda adalah lautan berjuta kasih, karena itu tak cukup senandung dan jutaan kata-kata mutiara memaknai kasih-sayangnya. Sampai disini saya yakin tanpa menggunakan riset sekalipun bahwa 100 % anak perantauan menjadikan ibu sebagai satu-satunya alasan mengapa mereka tetap bertahan dari gempuran hidup. Mengapa? karena kesuksesan mereka ditandai dengan ukiran senyum bahagia diwajah ibunya. Bahkan tidak jarang kita temukan seserang yang baru mendapatkan pekerjaan merelakan gaji pertamanya untuk ibunya sebagai wujud terima kasihnya kepada orang yang bersusah payah membesarkannya itu.

Tuhan tolonglah
Sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji takkan khianati pintanya

Bunda dengarlah,
Betapa sesungguhnya ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuhi maumu

Selaksa do'a kuucapkan. Kala mengenang segala bakti. Secawan air mata kusembahkan. Di kala rindukan sentuhanmu. Ingin menangis di pangkuanmu. Kala temukan segala rintang. Ingin ku rebah dalam pelukanmu. Di kala rindukan kedamaian

Ibu. Ringkih dan renta karena ditelan usia, namun tampak tegar dan bahagia. Ikhlas, memancarkan selaksa cinta penuh makna yang membias dari guratan keriput di wajah. Jemari itu memang tak lagi lentik, namun selalu fasih menyulam kata pinta, Indah... semua begitu indah dalam alunan cintamu, menelisik lembut, membasahi lorong hati dan jiwa yang rindu kasih sayangmu.

Duhai ibunda...
Maafkan jika mata ini pernah sinis memandang, dan lidah yang pernah terucap kata makian

Duhai ibunda...
Maafkan jika mata ini pernah sinis memandang, dan lidah yang pernah terucap kata-kata yang tidak berkenan hingga membuat luka hatimu. Maafkanlah pula kalau kesibukan menghalangi untaian do'a terhatur untukmu. Ampuni diri ananda yang tak pernah bisa membahagiakanmu, ibunda.

Sungguh, jiwa dan jasad ini ingin terbang ke angkasa lalu luruh di pangkuan, mendekap tubuh sepuh, serta menangis di pangkuanmu. Hingga terhapuskan kerinduan dalam riak menganak sungai di ujung mata. Rengkuhlah ananda dengan belai kasih sayangmu bagai masa kecil dulu. Mengenangkan indahnya setiap detik dalam rahimmu dan hangatnya dekapanmu. Buailah dengan do'a-do'a hingga ananda pun lelap tertidur di sampingmu.

Duhai ibunda...
Keindahan dunia tak akan tergantikan dengan keindahan dirimu.
Sorak-sorai pesona dunia pun tak dapat menggantikan gemuruh haru detak jantung saat engkau memelukku. Indah... semua begitu indah dalam alunan cintamu, menelisik lembut, membasahi lorong hati dan jiwa yang rindu kasih sayangmu.

Sungguh aku sayang dan rindu Ibu… nantikan kehadiran ananda yang ingin berada di pangkuan dan pelukan Ibu …

Pramudya Ksatria Budiman Curhatku , Puisi

SEMOGA BADAI CEPAT BERLALU


Terkadang kita sebagai manusia yang penuh dengan segala kekurangan , akan selalu dihadapi dengan segala macam problematika kehidupan.

Terkadang kita menghadapi berbagai benturan yang sama sekali kehadirannya tidak diundang dan tidak terbersit dalam pikiran kita, dimana segala yang terjadi diluar prediksi kita sebelumnya.

Kita jarang, atau kurang atau bahkan sama sekali tidak menyadari bahwa yang dikatakan sabar atas segala musibah adalah mereka yang bisa bersabar disaat menghadapi problema saat pertama sekali datang, bukan setelah itu...

Sejak hari Jumat, 30 Oktober 2009 yang lalu,..... di tengah kesibukan saya dalam mengembang amanah sebagai seorang 'Pembentuk Insan Cendekia', rasanya sangat berat menyandang predikat itu. Seperti biasanya disaat pagi menjemput saya berniat menyempatkan diri untuk mengunjungi teman-teman jagat blogosphere, namun yang saya dapatkan hanyalah kekecewaan, karena ternyata koneksi internet terputus, saya menghubungi costumer service...... dan jawabannya adalah adanya peralatan yang rusak akibat pemadaman listrik yang sudah tidak terjadwal.

Pemadaman listrik di daerah Sultanbara (Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara) sudah berlangsung selama kurang lebih dua bulan, dan dampaknya sangat dirasakan betul, terutama para pelaku ekonomi, Sekolah dan Kantor. Di Laboratorium Komputer sekolah saya saja sudah ada beberapa PC yang rusak....

Pelayanan di kantor-kantor tidak dapat berlangsung maksimal , begitu juga industri rumah tangga lainnya juga akan semakin terganggu dan menghambat perekonomian daerah ini.

Jalan raya menjadi semrawut akibat tidak berfungsinya lampu jalan yang mengatur lalu lintas, serta fasilitas umum lainnya.

Pemadaman listrik yang terjadi selama empat kali dalam sehari, dan terjadi selama empat jam setiap kali terjadi pemadaman, menjadi bahan pembicaraan yang hangat di berbagai elemen masyarakat karena meresahkan....

Pemadaman listrik juga mengakibatkan terjadinya peristiwa kebakaran di berbagai tempat, selain disebabkan oleh lilin yang jatuh disaat para penghuni rumah lagi tertidur, juga oleh arus pendek listrik disaat listrik tiba-tiba menyala. Disamping itu juga ada kebakaran yang disebabkan oleh generator yang meledak .
Dan yang paling meresahkan adalah, pemadaman di waktu malam hari memberi peluang pada maling untuk beraksi. di daerah saya sebulan terakhir, bila terjadi pemadaman pada waktu malam, ... kita harus siaga-1 mengadakan pengamanan swakarsa didaerah masing-masing, hal itu sebagai langkah antisipatif sehubungan dengan semakin maraknya peristiwa perampokan yang dilakukan oleh para pendatang dari luar kabupaten.

Mereka tidak segan-segan beraksi pada awal malam, mereka sangat terorganisir bahkan dari hasil interogasi beberapa kawanan yang berhasil tertangkap, jumlah mereka kurang lebih 200 orang setiap kali beraksi.

~~~000OOOO000~~~

Pemadaman listrik di daerah Sultanbara bukanlah tidak mendapat perhatian dari instansi terkait, bahkan bapak Gubernur Sulsel sudah mendatangkan beberapa buah Genset dari 4 provinsi bahkan dari Singapura untuk menanggulangi hal ini, disamping itu upaya inseminasi hujan buatan oleh PT.PLN yang bekerjasama UPT-HB BPPT sementara berlangsung, sebagai upaya untuk mencukupi debit air PLTA Bakaru.

Selama kurang lebih 4 hari tidak online,... pagi ini Alhamdulillah. Ada pemberitahuan dari Costumer Service bahwa koneksi speedy sudah kembali normal....

Mohon maaf kepada semua sahabat yang setia mengunjungi blog ini,... semoga hari ini dan selanjutnya saya sudah bisa berkunjung secara rutin ke tempat anda. Mohon do'a restunya.... (koq kayak Caleg yah?)

Khusus buat Adinda Munir 'Bayu' Ardi, terima kasih banyak atas postingannya tentang keadaan saya, moga badai itu cepat berlalu.


Pramudya Ksatria Budiman Curhatku

TOBATNYA SEORANG PENARI STREPTEASE

Dalam setiap aksinya, goyang candoleng-doleng biasanya diiringi dengan musik “house dangdut” . Mereka terkadang tampil bertiga. Dalam goyangannya, artis electon selalu tampil “seksi” dengan menggunakan baju ketat dan sangat minim. Mereka tidak segan-segan membuka (maaf) baju dan celana hingga yang tersisa hanya pakaian dalamnya saja.

Aksi “buka-bukaan” tersebut biasanya diiringi dengan goyangan “erotis” yang mampu mengalahkan aksi “goyang ngeborInul Daratista, atau “goyang gergaji” ala Dewi Persik, atau bahkan “goyang ngecor dan goyang vibrator” milik Denada. Sedikit gambaran yang mereka lakukan saat bergoyang adalah; meliuk-liuk seperi penari streptease, meraba-raba bagian-bagian tubuh (maaf) terlarang.

Demikian sekilas gambaran aksi panggung penari streptease versi 'Aja tappareng' (sebutan untuk daerah Sidrap, Pinrang, Pare-Pare dan sekitarnya) yang beberapa tahun lalu sangat heboh dibicarakan di media massa dengan sebutan Candoleng-doleng.

Seorang diantaranya bernama Ima alias Halimah (bukan nama sebenarnya) saya ungkap kisahnya tentang dunia yang ia tinggalkan dan bertobat kepada Allah SWT.

Sekarang ia telah mendapatkan ketenangan dan kedamaian setelah ia kembali ke rumah asalnya dan hidup normal sebagai masyarakat biasa dengan suami dan seorang anak.

"Suatu hari aku sedang pentas dalam sebuah hajatan perkawinan putra seorang pedagang kaya yang terkenal. Ketika aku sedang menari, aku merasakan bahwa aku adalah gambaran sesosok bangkai dan boneka yang sedang bergerak tanpa makna. Pada mulanya aku merasa malu dengan kondisi tubuhku yang nyaris telanjang dan menari di depan para kaum pria. Aku segera meninggalkan tempat itu setelah usai menari sambil menangis dan berteriak histeris, hingga aku sampai di kamarku dan mengenakan pakaianku".

Perasaan-perasaan yang belum pernah aku rasakan selama hidupku selama menjadi artis candoleng-doleng menghantui diriku. Rasa bersalah, berdosa berbaur dengan perasaan hina dan nista seketika membelenggu pikiranku.

Entah apa yang harus aku perbuat waktu itu, namun ternyata Allah SWT menunjukkan saya jalan untuk segera mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat. Pada saat itu, untuk pertama kalinya aku merasakan kebahagiaan dan ketentraman.

Semenjak saat itu aku mengenakan hijab meskipun banyak dari mereka yang berpaling dan mencemooh diriku. Setelah beberapa saat lamanya dari hasil mebuka warung di depan rumah, saya berhasil menyisihkan sebagian keuntungan saya untuk melaksanakan ibadah haji di Mekah.

Selama beribadah di tanah suci, rasa haru dan tangis senantiasa menemaniku, seraya memohon kepada Allah SWT, agar sudi memberikan saya petunjuk kejalan-Nya dan mengampuni hari-hariku yang suram di masa lalu.

Sepulang dari Tanah Suci, saya berharap bahwa Ima telah mati dan terkubur bersama masa lalunya. Dan semoga sekarang dan selanjutnya aku senantiasa terjaga bersama para ahli ibadah, Amin.

Kini aku hidup dengan suami yang memahami dan mau menerima saya apa adanya dengan seorang anak perempuan imut yang sangat saya cintai, Semoga saya bisa menjadi seorang ibu yang mulia dan ibu rumah tangga yang setia, Amin.

Air mata penyesalan terhadap hari-hari yang telah aku lewati dan umur yang aku habiskan dengan menjauhi Tuhan Penciptaku yang telah memberiku segala sesuatu, menuntun aku terasa terlahir kembali. Aku merasa damai dan tenteram setelah kegelisahan dan kesedihan menjadi teman karibku, meskipun waktu itu aku tidak pernah merasa kekurangan dalam hal materi.

Aku telah melewati tahun-tahunku yang telah berlalu dengan berteman setan. Aku tidak mengetahui apapun kecuali berfoya-foya dan menari. Dulu aku hidup hina dan menjijikkan. namun sesungguhnya aku kini telah terlahir kembali. Aku merasakan bahwa sekarang aku berada dalam genggaman yang dapat dipercaya. yang selalu membelaiku dengan kasih sayang, berkah dan petunjuk.

Genggaman tangan itu adalah genggaman tangan Allah Subhanahu Wata'ala.

Pramudya Ksatria Budiman Curhatku , Pencerahan