Dalam setiap aksinya, goyang candoleng-doleng biasanya diiringi dengan musik “house dangdut” . Mereka terkadang tampil bertiga. Dalam goyangannya, artis electon selalu tampil “seksi” dengan menggunakan baju ketat dan sangat minim. Mereka tidak segan-segan membuka (maaf) baju dan celana hingga yang tersisa hanya pakaian dalamnya saja.
Aksi “buka-bukaan” tersebut biasanya diiringi dengan goyangan “erotis” yang mampu mengalahkan aksi “goyang ngebor” Inul Daratista, atau “goyang gergaji” ala Dewi Persik, atau bahkan “goyang ngecor dan goyang vibrator” milik Denada. Sedikit gambaran yang mereka lakukan saat bergoyang adalah; meliuk-liuk seperi penari streptease, meraba-raba bagian-bagian tubuh (maaf) terlarang.
Demikian sekilas gambaran aksi panggung penari streptease versi 'Aja tappareng' (sebutan untuk daerah Sidrap, Pinrang, Pare-Pare dan sekitarnya) yang beberapa tahun lalu sangat heboh dibicarakan di media massa dengan sebutan Candoleng-doleng.
Seorang diantaranya bernama Ima alias Halimah (bukan nama sebenarnya) saya ungkap kisahnya tentang dunia yang ia tinggalkan dan bertobat kepada Allah SWT.
Sekarang ia telah mendapatkan ketenangan dan kedamaian setelah ia kembali ke rumah asalnya dan hidup normal sebagai masyarakat biasa dengan suami dan seorang anak.
"Suatu hari aku sedang pentas dalam sebuah hajatan perkawinan putra seorang pedagang kaya yang terkenal. Ketika aku sedang menari, aku merasakan bahwa aku adalah gambaran sesosok bangkai dan boneka yang sedang bergerak tanpa makna. Pada mulanya aku merasa malu dengan kondisi tubuhku yang nyaris telanjang dan menari di depan para kaum pria. Aku segera meninggalkan tempat itu setelah usai menari sambil menangis dan berteriak histeris, hingga aku sampai di kamarku dan mengenakan pakaianku".
Perasaan-perasaan yang belum pernah aku rasakan selama hidupku selama menjadi artis candoleng-doleng menghantui diriku. Rasa bersalah, berdosa berbaur dengan perasaan hina dan nista seketika membelenggu pikiranku.
Entah apa yang harus aku perbuat waktu itu, namun ternyata Allah SWT menunjukkan saya jalan untuk segera mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat. Pada saat itu, untuk pertama kalinya aku merasakan kebahagiaan dan ketentraman.
Semenjak saat itu aku mengenakan hijab meskipun banyak dari mereka yang berpaling dan mencemooh diriku. Setelah beberapa saat lamanya dari hasil mebuka warung di depan rumah, saya berhasil menyisihkan sebagian keuntungan saya untuk melaksanakan ibadah haji di Mekah.
Selama beribadah di tanah suci, rasa haru dan tangis senantiasa menemaniku, seraya memohon kepada Allah SWT, agar sudi memberikan saya petunjuk kejalan-Nya dan mengampuni hari-hariku yang suram di masa lalu.
Sepulang dari Tanah Suci, saya berharap bahwa Ima telah mati dan terkubur bersama masa lalunya. Dan semoga sekarang dan selanjutnya aku senantiasa terjaga bersama para ahli ibadah, Amin.
Kini aku hidup dengan suami yang memahami dan mau menerima saya apa adanya dengan seorang anak perempuan imut yang sangat saya cintai, Semoga saya bisa menjadi seorang ibu yang mulia dan ibu rumah tangga yang setia, Amin.
Air mata penyesalan terhadap hari-hari yang telah aku lewati dan umur yang aku habiskan dengan menjauhi Tuhan Penciptaku yang telah memberiku segala sesuatu, menuntun aku terasa terlahir kembali. Aku merasa damai dan tenteram setelah kegelisahan dan kesedihan menjadi teman karibku, meskipun waktu itu aku tidak pernah merasa kekurangan dalam hal materi.
Aku telah melewati tahun-tahunku yang telah berlalu dengan berteman setan. Aku tidak mengetahui apapun kecuali berfoya-foya dan menari. Dulu aku hidup hina dan menjijikkan. namun sesungguhnya aku kini telah terlahir kembali. Aku merasakan bahwa sekarang aku berada dalam genggaman yang dapat dipercaya. yang selalu membelaiku dengan kasih sayang, berkah dan petunjuk.
Genggaman tangan itu adalah genggaman tangan Allah Subhanahu Wata'ala.
Aksi “buka-bukaan” tersebut biasanya diiringi dengan goyangan “erotis” yang mampu mengalahkan aksi “goyang ngebor” Inul Daratista, atau “goyang gergaji” ala Dewi Persik, atau bahkan “goyang ngecor dan goyang vibrator” milik Denada. Sedikit gambaran yang mereka lakukan saat bergoyang adalah; meliuk-liuk seperi penari streptease, meraba-raba bagian-bagian tubuh (maaf) terlarang.
Demikian sekilas gambaran aksi panggung penari streptease versi 'Aja tappareng' (sebutan untuk daerah Sidrap, Pinrang, Pare-Pare dan sekitarnya) yang beberapa tahun lalu sangat heboh dibicarakan di media massa dengan sebutan Candoleng-doleng.
Seorang diantaranya bernama Ima alias Halimah (bukan nama sebenarnya) saya ungkap kisahnya tentang dunia yang ia tinggalkan dan bertobat kepada Allah SWT.
Sekarang ia telah mendapatkan ketenangan dan kedamaian setelah ia kembali ke rumah asalnya dan hidup normal sebagai masyarakat biasa dengan suami dan seorang anak.
"Suatu hari aku sedang pentas dalam sebuah hajatan perkawinan putra seorang pedagang kaya yang terkenal. Ketika aku sedang menari, aku merasakan bahwa aku adalah gambaran sesosok bangkai dan boneka yang sedang bergerak tanpa makna. Pada mulanya aku merasa malu dengan kondisi tubuhku yang nyaris telanjang dan menari di depan para kaum pria. Aku segera meninggalkan tempat itu setelah usai menari sambil menangis dan berteriak histeris, hingga aku sampai di kamarku dan mengenakan pakaianku".
Perasaan-perasaan yang belum pernah aku rasakan selama hidupku selama menjadi artis candoleng-doleng menghantui diriku. Rasa bersalah, berdosa berbaur dengan perasaan hina dan nista seketika membelenggu pikiranku.
Entah apa yang harus aku perbuat waktu itu, namun ternyata Allah SWT menunjukkan saya jalan untuk segera mengambil air wudhu dan melaksanakan shalat. Pada saat itu, untuk pertama kalinya aku merasakan kebahagiaan dan ketentraman.
Semenjak saat itu aku mengenakan hijab meskipun banyak dari mereka yang berpaling dan mencemooh diriku. Setelah beberapa saat lamanya dari hasil mebuka warung di depan rumah, saya berhasil menyisihkan sebagian keuntungan saya untuk melaksanakan ibadah haji di Mekah.
Selama beribadah di tanah suci, rasa haru dan tangis senantiasa menemaniku, seraya memohon kepada Allah SWT, agar sudi memberikan saya petunjuk kejalan-Nya dan mengampuni hari-hariku yang suram di masa lalu.
Sepulang dari Tanah Suci, saya berharap bahwa Ima telah mati dan terkubur bersama masa lalunya. Dan semoga sekarang dan selanjutnya aku senantiasa terjaga bersama para ahli ibadah, Amin.
Kini aku hidup dengan suami yang memahami dan mau menerima saya apa adanya dengan seorang anak perempuan imut yang sangat saya cintai, Semoga saya bisa menjadi seorang ibu yang mulia dan ibu rumah tangga yang setia, Amin.
Air mata penyesalan terhadap hari-hari yang telah aku lewati dan umur yang aku habiskan dengan menjauhi Tuhan Penciptaku yang telah memberiku segala sesuatu, menuntun aku terasa terlahir kembali. Aku merasa damai dan tenteram setelah kegelisahan dan kesedihan menjadi teman karibku, meskipun waktu itu aku tidak pernah merasa kekurangan dalam hal materi.
Aku telah melewati tahun-tahunku yang telah berlalu dengan berteman setan. Aku tidak mengetahui apapun kecuali berfoya-foya dan menari. Dulu aku hidup hina dan menjijikkan. namun sesungguhnya aku kini telah terlahir kembali. Aku merasakan bahwa sekarang aku berada dalam genggaman yang dapat dipercaya. yang selalu membelaiku dengan kasih sayang, berkah dan petunjuk.
Genggaman tangan itu adalah genggaman tangan Allah Subhanahu Wata'ala.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori
Curhatku
/
Pencerahan
dengan judul
TOBATNYA SEORANG PENARI STREPTEASE
. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL
http://sisatruk.blogspot.com/2009/10/tobatnya-seorang-penari-streptease.html
.
Artikel Terkait Curhatku , Pencerahan
Ditulis oleh:
Pramudya Ksatria Budiman
-
Rating : 4.5
Belum ada komentar untuk " TOBATNYA SEORANG PENARI STREPTEASE "
Post a Comment
Beri komentar anda.