Bukan Pakar SEO Ganteng

Showing posts with label Hidup Seorang Blogger. Show all posts
Showing posts with label Hidup Seorang Blogger. Show all posts

HIDUP SEORANG BLOGGER dan Tradisi Mudik


HIDUP SEORANG BLOGGER
menjelang lebaran tentunya disibukkan dengan berbagai macam kegiatan yang sudah merupakan rutinitas tahunan yang harus dijalani. Ada yang sibuk bikin kue, ada yang sibuk antri pesan tiket pulang kampung, ada pula yang pergi ke mall beli baju dan sepatu baru, hingga mall dan pusat perbelanjaan padat manusia sementara masjid mulai kosong melompong nyaris tak berpenghuni.

Biasanya, awal Ramadhan Masjid penuh. Kini, di sepuluh hari terakhir, shalat tarawih hanya menyisakan beberapa shaf saja, itupun kebanyakan yang sudah berumur.

Stasiun, terminal dan bandara menjadi lautan manusia. Jalan macet dan angka kecelakaan meningkat tajam. Situasi seperti itu sudah menjadi hal yang biasa menjelang lebaran. Mudik, ya....... tradisi yang sudah begitu melekat. Seolah-olah tanpa mudik lebaran tak bermakna.

Sedihnya lagi, kebanyakan diantara yang mudik lebaran atau yang sibuk dengan baju baru dan kue lebaran justru melalaikan puasanya. Naudzubilahi min dzalik...... Puasa yang sedianya 29 hari atau maksimal 30 hari itu hanya bersisa hitungan jari.

Bulan Ramadhan
adalah bulan penuh berkah. Satu kebajikan dibalas sepuluh kali lipat. Allah SWT menurunkan rahmat, menghapus dosa dan mengabulkan do’a. Allah SWT juga membangga-banggakan orang yang berpuasa kepada para malaikat-Nya. Namun tidak sedikit orang yang tidak mendapatkan rahmat Allah SWT pada bulan ini

Sepuluh malam terakhir bulan suci Ramadhan yang didalamnya terdapat malam kemuliaan, yang lebih mulia dari seribu bulan berlalu tanpa kesan. Sedangkan kebanyakan diantara kita menyibukkan diri dengan mudik, baju baru dan kue lebaran. Uang, mungkin jutaan rupiah kita rogoh untuk bertemu sanak famili di kampung sementara malam kemuliaan berlalu begitu saja. Seakan malam kemuliaan itu tidak penting dan bukanlah sesuatu yang dinanti-nanti, sebaliknya yang menjadi penantian justru mudik, baju baru dan kue lebaran.

Akankah malam kemuliaan itu pergi tanpa kesan?. Manakah yang lebih penting mudik untuk bertemu sanak keluarga dan bermaaf-maafan yang dapat kita lakukan tidak hanya saat lebaran dibandingkan dengan malam Lailatul Qadar, malam yang lebih mulia dari seribu bulan yang umur kita saja belum tentu bisa menggapainya?

Semoga saja tradisi mudik yang merupakan rutinitas HIDUP SEORANG BLOGGER bisa menjadi bahan perenungan kita semua untuk ditinjau kembali. Tidak ada salahnya kita mudik, tidak ada salahnya beli baju baru dan tidak ada salahnya menyediakan kue lebaran . Namun yang perlu menjadi perhatian adalah kualitas ibadah kita perlu lebih dimantapkan menjelang lebaran.

Puasa dalam bulan ramadhan bagaikan memintal benang yang terurai semrawut, yang setelah dipintal dengan tekun, menjelmalah dalam wujud yang baru, yaitu benang kokoh yang tak mudah putus, benang yang banyak memberikan manfaat bagi segenap keperluan.

Puasa adalah wajib,
Bersilaturahmi adalah baik kendati tak usahlah terpatok cuma setahun sekali Kapan dan dimanapun silaturahmi karena Allah itu mulia terlebih lagi pada hari Idul Fitri.

Kalaupun kita berbuat salah kepada orang tua atau kerabat lainnya, bukankah kita bisa minta maaf saat kita berbuat salah ketimbang kita tidak mendapatkan malam kemuliaan itu. Apakah kita menganggap mudik lebih penting dari malam kemuliaan?. Semoga saja tidak.


HIDUP SEORANG BLOGGER Yang Selalu Bersyukur


HIDUP SEORANG BLOGGER HIDUP SEORANG BLOGGER HIDUP SEORANG BLOGGER HIDUP SEORANG BLOGGER HIDUP SEORANG BLOGGER HIDUP SEORANG BLOGGER HIDUP SEORANG BLOGGER HIDUP SEORANG BLOGGER



HIDUP SEORANG BLOGGER Tidak selalu memperoleh apa yang disukai, Oleh karena itu, saya selalu menyukai apa yang saya sudah dapatkan.


Kata-Kata diatas merupakan wujud syukur. Syukur merupakan kualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasa diliputi rasa damai, tentram dan bahagia. Sebaliknya, perasaan tak bersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurang dan tak bahagia.

Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur.
Pertama : Kita Sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah anda telah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik. Tapi anda masih merasa kurang. Pikiran anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah,mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang.

Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi "KAYA" dalam arti yang sesungguhnya.

Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang "kaya". Orang yang "kaya" bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki.

HIDUP SEORANG BLOGGER senantiasa berupaya mensyukuri apa yang ada tanpa pernah berupaya untuk meraih apa yang tidak mungkin digapai.

Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnya hidup.

Mari pusatkan perhatian kita pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, dan orang-orang di sekitar kita. Mereka pasti akan menjadi lebih menyenangkan.

HIDUP SEORANG BLOGGER dalam memilih pasangan hidup sebaiknya mengatakan, "Menikahlah dengan orang yang Anda sukai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi." Ini perwujudan rasa syukur.

Saya pernah membaca sebuah cerita tentang seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur.

Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.

Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di pekarangan sendiri.........


HIDUP SEORANG BLOGGER akan lebih bahagia kalau dapat menikmati apa yang Ia miliki. Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi.



HIDUP SEORANG BLOGGER sebagai Pe eR Te


HIDUP SEORANG BLOGGER HIDUP SEORANG BLOGGER HIDUP SEORANG BLOGGER HIDUP SEORANG BLOGGER HIDUP SEORANG BLOGGER HIDUP SEORANG BLOGGER HIDUP SEORANG BLOGGER HIDUP SEORANG BLOGGER

HIDUP SEORANG BLOGGER :D mulai mempersiapkan diri dalam menyambut hari kemenangan Idul Fitri. Idulfitri bagi umat Islam merupakan hari yang sangat dinanti kedatangannya. Namun bagi banyak ibu-ibu, terutama kalangan menengah atas, Idulfitri seringkali dianggap sebagai beban karena pulangnya tulang punggung urusan domestik, pembantu rumah tangga, sekarang "diperhalus" menjadi pekerja rumah tangga (PRT).

Kisah HIDUP SEORANG BLOGGER kali ini terpaksa harus menjalani dan melakukan sendiri berbagai kerjaan domestik yang selama ini jarang tersentuh. Meskipun PRT yang kerja di rumahnya diiming-imingi materi agar menunda mudik hingga Idulfitri amat mepet, dan kembali sesegera mungkin.

Di kota-kota besar, eksistensi PRT pengganti (PRT Infal) menjadi trend dengan dua sampai tiga kali lipat upah PRT biasa.

Sayangnya, ketergantungan HIDUP SEORANG BLOGGER itu seringkali tak diiringi dengan apresiasi terhadap "pengabdian" mereka. PRT seringkali diperlakukan sebagai seseorang yang needed, but not wanted sebagaimana perlakuan terhadap beberapa kasus PRT yang sering kita terjadi.

Kita hanya butuh tenaganya, tapi tak peduli dengan hak-haknya sebagai manusia. Ketika kita butuh, kita hunting ke segala penjuru untuk mendapatkannya, tapi ketika mendapatkannya kita tak memperlakukannya sebagai manusia yang tidak hanya memiliki kewajiban, tapi juga hak.

Berbagai persoalan yang terkait dengan PRT di luar negeri sebenarnya memiliki keterkaitan yang signifikan dengan tidak adanya UU-PRT di Indonesia. Kita seringkali mengecam Malaysia dan negara-negara tujuan PRT lainnya atas berbagai kasus kekerasan terhadap PRT, padahal di negara sendiri hal serupa banyak terjadi.

Hingga kini belum ada aturan yang mengatur hubungan antara PRT dan majikan, dan pada banyak kasus PRT masih mengalami berbagai masalah hubungan kerja.

Tak jarang kita mendengar PRT bekerja mulai dari terbitnya matahari hingga terbenamnya mata majikan, beban kerja tak seimbang dengan upahnya, dan pembayaran upah yang tertunda dengan alasan ditabungkan, tapi sulit diambil ketika diperlukan, sebagai contoh bentuk perbudakan modern.

Ini menjadi bagian dari urgensi melahirkan UU Perlindungan PRT. Namun, tidak dicakupkannya RUU-PRT dalam Program Legislasi Nasional Tahun 2010 menunjukkan ketidakseriusan negara dalam melindungi hak-hak PRT. Tak heran jika kecaman terhadap Komisi IX tak terhindarkan.

Perdebatan yang muncul terkait dengan RUU-PRT, bahwa isinya kental dengan hubungan yang formal antara majikan dan PRT, dan kerentanan majikan untuk dikriminalkan.

Perdebatan semacam ini wajar saja mengingat kita sudah terbiasa dengan hubungan informal terkait PRT (perekrutan, pembayaran, dll) dan dalam banyak kasus lebih dititikberatkan pada kewajiban PRT, sementara haknya terabaikan. Kekuasaan digunakan untuk dilayani, bukan untuk melayani dan membantu orang lain.

Hal yang dilematik juga muncul. Di satu sisi, pasal-pasal yang tercakup berkesan hubungan kerja yang formal majikan-buruh, dan rentan mengeliminir hubungan kekeluargaan diantara keduanya. Di sisi lain, pencakupan asas kekeluargaan bisa menyamarkan hak-hak PRT itu sendiri.

Misalnya, jika seorang PRT dianggap keluarga, maka ia memiliki hak-hak seperti anggota keluarga lainnya, tapi kemudian hak-haknya industrialnya terabaikan. Oleh karenanya, ini penting untuk dikaji kembali agar dapat mengawinkan dilema yang terjadi, di mana hak-hak mereka dan asas kekeluargaan itu sendiri menjadi two-in-one.


Lebaran makin dekat, PRT sebentar lagi pulang. Meski UU-PRT belum disahkan, itikad baik tak ada salahnya, agar puasa tak sekadar lapar dan haus. Berikan hak-hak mereka agar HIDUP SEORANG BLOGGER lebih bermakna dan menjadikannya sebagai makanan bergizi untuk jiwa.



Artikel ini sebagai entri wajib II dalam Contest SEO HIDUP SEORANG BLOGGER yang digelar oleh sahabat kita Denaihati.com

Sementara kontes lainnya Hidup Untuk Memberi, Acer Aspire One gratis untuk dimiliki.masih berlangsung sampai penghujung tahun ini.



Zakat Fitrah dan Kepedulian Sosial


Hidup Seorang Blogger :D harus mempunyai kepedulian Sosial. Tanpa terasa, separuh waktu Ramadhan hampir kita lalui, dan bulan penuh berkah ini akan meninggalkan segenap umat Muslim sebelum berjumpa kembali satu tahun mendatang. Ada satu kewajiban lagi yang harus ditunaikan umat Muslim, yakni berzakat fitrah. Inilah salah satu keharusan di Ramadhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Jadi, bisa dikatakan zakat fitrah merupakan rangkaian kesempurnaan ibadah seorang Muslim ketika mengarungi puasa Ramadhan ini.

Keutamaan zakat fitrah sesuai dengan hadist Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa belum sempurna amal ibadah seseorang yang dilakukan pada bulan Ramadhan sebelum dia menunaikan kewajiban zakat fitrah. "Ini wajib hukumnya bagi setiap umat Muslim yang mampu".

Yang dimaksud 'yang mampu', adalah mereka yang sehari semalam dikaruniai makanan dan ada kelebihan dari yang dimakan. Mereka itulah yang kemudian wajib berzakat fitrah.

Sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW, zakat fitrah harus ditunaikan dan disalurkan sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri. Pembayarannya dengan menggunakan komponen bahan makanan pokok, seperti beras, korma, gandum, dan sebagainya.

Tidak boleh memakai uang sebenarnya, karena pada zaman Rasul zakat fitrah ditunaikan dengan bahan makanan. Tetapi karena perkembangan zaman, sementara ulama -- semisal Yusuf Qaradhawi -- membolehkan membayar dengan uang senilai 2,5 kg.

Zakat fitrah berbeda dengan zakat-zakat yang lain. Kenapa dinamakan zakat fitrah karena disyariatkan ketika bulan (Ramadhan) telah sempurna dan pada masa umat Islam yang berpuasa sudah berbuka dari puasa Ramadhan.

Tujuan dari zakat fitrah ini adalah agar pada hari lebaran nanti, jangan sampai ada kaum fakir miskin, dhuafa, fukaha yang tidak menikmati rezeki. Sehari itu saja. Diharapkan dengan berbagai kebahagiaan di hari fitri, hubungan antar sesama dapat terjalin dengan baik dan terutama muncul semangat keberpihakan terhadap kaum lemah.

Oleh karenanya menjadi tanggungjawab bersama agar pada hari fitri nanti semua merasakan kenikmatan. Terlebih ketika kondisi dan situasi perekonomian bangsa sedang suram, jumlah rakyat miskin juga diperkirakan bertambah, maka kewajiban zakat fitrah harus benar-benar diamalkan.

Merujuk ke persentasenya yang hanya 2,5 persen. Namun lebih dari itu, diharapkan melalui zakat fitrah, jiwa sosial seseorang terketuk untuk selanjutnya bersedia mengeluarkan zakat, sadaqah, amal jariah dan sebagainya yang nilainya lebih besar.

Jangan kemudian ada yang berpikir setelah membayar zakat fitrah, selesailah sudah kewajiban zakat yang lain. Kita harus ingat, sedekah, amal jariyah juga wajib bagi yang berpunya.

Perintah berzakat fitrah adalah guna menggugah kedermawanan, bahkan zakat fitrah sebenarnya ini tak lebih dari simbol kepedulian sesaat, tapi dalam jangka panjang harus ada tindak lanjut yang signifikan.

Semisal dengan membayar zakat maal yang berupa hisab (perhitungan) dari harta yang tentunya jumlahnya bisa lebih besar. Oleh karenanya sebagai upaya mendorong peningkatan zakat, perlu ada sosialisasi zakat secara berkesinambungan demi terwujudnya pemerataan keadilan sosial.

Terkait esensi kewajiban zakat fitrah, ada dua tujuan utama. Pertama, secara sosial zakat ini adalah untuk kepentingan kaum miskin dan kedua, sebagai sarana 'membersihkan' harta seseorang. Jadi zakat fitrah wajib bagi umat Muslim agar pada hari lebaran nanti tidak ada lagi yang meminta-minta dan tidak merasakan kebahagiaan.

Kalau dilihat secara perorangan, memang jumlah 2,5 kg beras terasa kecil sekali, tapi bila diakumulasikan, jumlahnya cukup besar dan diharapkan bisa meringankan beban fakir miskin. Sementara kalau mau membayar lebih, tentu boleh saja tetapi melalui komponen sadaqah, infak dan sebagainya. Yang penting, yang wajib sudah ditunaikan terlebih dahulu.

Perlu diketahui bahwa zakat fitrah berbeda dengan zakat maal. Zakat fitrah ini kaitannya dengan fitrah manusia yang beragama Islam. Mereka yang telah menjadikan agama Islam sebagai pedoman hidup, harus secara konsekuen melaksanakan segala perintah-Nya termasuk berpuasa di bulan Ramadhan.

Sebagai pahala bagi yang melaksanakan puasa dan amalan lain di bulan suci itu, Allah SWT sudah menjanjikan untuk menghapuskan dosa-dosanya, dan kembali ke fitrahnya. Akan tetapi, belumlah sempurna pahala Ramadhan tersebut jika zakat fitrah belum ditunaikan.

Dengan demikian, zakat fitrah menjadi kewajiban bagi umat Muslim, tanpa kecuali, tapi bila demikian, bagaimana dengan mereka yang tidak berpunya?

Sesuai pedoman, kaum fakir miskin, yatim piatu, dhuafa, dan sebagainya, tetaplah merupakan penerima zakat fitrah. Namun pesan yang hendak disampaikan adalah, akan lebih baik jika tidak selamanya mereka menjadi penerima zakat, dalam artian perlu ada peningkatan taraf hidup.

Di sinilah selanjutnya peran dan tanggung jawab pemerintah untuk mengurusi para fakir miskin tersebut, antara lain melalui pengelolaan keuangan dan zakat secara benar. Oleh karenanya, peningkatan kuantitas zakat maal tidak bisa ditawar-tawar lagi. "Kalau hanya zakat fitrah, berapa sih yang bisa dihimpun dari situ?"

Maka dari itu, dengan melihat momentum Ramadhan ini amat tepat menjadi pijakan guna memantapkan kembali komitmen kepedulian sosial kita.

Harusnya dalam konteks kemiskinan yang kian meningkat dewasa ini, para pihak terkait berupaya lebih keras menggolkan aturan zakat sebagai substitusi pembayaran pajak. Kalau ini bisa terlaksana, tentu akan berdampak signifikan bagi peningkatan penerimaan zakat.

Zakat fitrah memang kewajiban utama, namun hendaknya bukan akhir dari segalanya. Zakat fitrah sejatinya menjadi pemicu tumbuhnya semangat berderma yang jika itu sudah tertanam, maka selepas Ramadhan, berzakat akan terus dilakukan.

HIDUP SEORANG BLOGGER | Berkah Ramadhan Denaihati


Hidup Seorang Blogger Hidup Seorang Blogger Hidup Seorang Blogger Hidup Seorang Blogger Hidup Seorang Blogger Hidup Seorang Blogger Hidup Seorang Blogger Hidup Seorang Blogger

HIDUP SEORANG BLOGGER :D . Sangat banyak pengalaman berharga yang saya peroleh sejak menceburkan diri dalam dunia blogosphere, tentunya yang tidak kalah pentingnya adalah indahnya silaturahmi yang senantiasa terjalin dengan sahabat jagatmaya.

Disamping bertambahnya sahabat juga tentunya bertambah ilmu dan pengalaman, ditambah lagi dengan banyak hadiah yang sudah saya dapatkan:P . Yang pasti nggak ada ruginya deh.

Dan di awal Ramadhan ini kembali saya mendapatkan berkah dari sahabat Denaihati.com dalam postingannya 10Malaysia Top Link dan Commentator July @Denaihati.

Hiduplah untuk memberi sebanyak banyaknya, bukan hidup untuk mengharap dan menerima. Karena hidup sesungguhnya bukan hanya untuk diri kita sendiri, hidup juga untuk orang lain. Inilah hidup yang bukan hanya bermakna tetapi juga berdaya guna.
Kecerdasan bukan hanya diukur dengan angka-angka, keberhasilan bukan hanya diukur dari materi, tetapi kecerdasan diukur dari hati, keberhasilan dinilai dari hati.

Saatnya untuk melakukan REVOLUSI HATI NURANI, kembali berpusat pada hati nurani. Mereka yang berpusat pada hati nurani dan berani memperjuangkannya dalam kehidupan akan meraih kesuksesan dan kemuliaan menuju wujud manusia sejati.

Demikianlah ungkapan kata yang tepat untuk sahabat kita Denaihati.com yang tengah menggelar Contest SEO Hidup Seorang Blogger . Postingan ini merupakan Entri Wajib I

Sementara kontes lainnya Hidup Untuk Memberi, Acer Aspire One gratis untuk dimiliki.masih berlangsung sampai penghujung tahun ini.


Contest Hidup Seorang Blogger | Denaihati Hidup Untuk Memberi


Hidup Untuk Memberi memang sangat pantas sebagai slogan Denaihati.com , Blog sahabat negeri tetangga ini tidak pernah sepi dari Kontes.

Kontes yang berhadiah 2 buah laptop Acer Aspire One masih terbuka, kini denaihati.com kembali mengadakan kontes SEO yang bertajuk 'Hidup Seorang Blogger'

Syarat-syarat contest “HIDUP SEORANG BLOGGER”

  1. Terbuka untuk seluruh sahabat yang mempunyai blog PR 2 keatas.
  2. Membuat 2 postingan wajib di blog dengan keyword “HIDUP SEORANG BLOGGER”. Konten postingan bebas dan kreatif serta jangan lupa backlink kepada Denaihati. Dua Postingan wajib diterbitkan hanya pada tanggal 22/8 dan 29/8 sebelum jam 11.59pm.
  3. Tinggalkan komen dan link entri anda di posting contest HIDUP SEORANG BLOGGER“.
  4. Kontes ini hanya untuk blog saja, website forum dan website umum tidak diterima.
  5. Hanya blog yang berdaftar saja layak untuk ikut serta contest. Pendaftaran terbuka sampai tanggal 21 Agustus 2010, Pukul 11.59pm
  6. Persyaratan lain beserta hadiah yang menarik silahkan baca selengkapnya dan jangan lupa untuk mendaftar langsung ke Link di bawah
Funny Myspace Comments

Terima Kasih dan Salam hangat selalu


Sponsor : eQurban.com