Bukan Pakar SEO Ganteng

Showing posts with label Makna Ramadhan. Show all posts
Showing posts with label Makna Ramadhan. Show all posts

Lapar Yang Membawa Hikmah

Apa sih, lapar yang punya tujuan itu? Ia adalah lapar yang bukan sekedar menahan lapar, haus yang bukan sekedar manahan haus, melainkan lapar dan hausnya manusia yang tengah berpuasa, yang menghaluskan kembali nafsu-nafsu kasar, yang menggerinda lempang niat-niat kesasar.

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (Q.S.Al-Baqarah: 183)

Puasa adalah salah satu dari amalan pokok agama Islam yang tak kalah pentingnya dibanding Shalat, Zakat, Haji bahkan Jihad. Puasa dalam artian umum, sebagaimana yang banyak dilaksanakan pada zaman sebelum Islam, merupakan kebiasaan yang kerap dilaksanakan tatkala berkabung atau ditimpa musibah. Bahkan dalam Matius : 6: 16, 17 telah mewajibkan puasa terhadap umat kristen dengan kata-katanya :

”Dan apabila engkau puasa, tak usahlah engkau menyerupai orang munafik dengan muramnya....... Namun engkau ini, apabila engkau puasa, minyakilah kepala engkau dan basuhlah muka engkau”.

Menjaga diri ialah langkah preventif yang bukan sekedar bertahan dalam kediaman. Kejahatan adalah langkah baik yang terjerembab kepada keburukan. Guna menjaga langkah baik kita agar tidak sampai terjerembab ke jurang keburukan, hendaknya kita berhati-hati dalam menjaga diri. Namun, langkah preventif lewat teknik menunggu atau pasif tak akan banyak membawa hasil karena terjerembab adalah proses gerak.

Oleh karena itu, guna menolong nilai baik yang terjerembab itu, kita perlu membopongnya secara aktif, dinamis, gesit, dan jeli dengan penuh penyesuaian gerak pula.

Penyesuaian gerak yang efektif untuk nilai baik yang tengah terjerembab itu ialah ’amal saleh’ dalam artian amal tanpa pamrih apapun, termasuk pamrih materi atau pamrih pujian. Maka jelaslah..... bahwa puasanya insan yang beriman itu seyogyanya dipenuhi oleh amal saleh agar tidak tersedia drive yang kosong sebagai tempat masuknya virus-virus yang dapat menyebarkan file-file perbuatan buruk.

Oleh sebab itu, selain berlapar-lapar membersihkan diri pada bulan puasa, ada yang lebih penting lagi yang perlu kita jaga agar kita tidak terjerembab kembali ke dalam nilai buruk sebelum puasa. Apakah itu? Setelah lebaran nantinya, seyogyanya diusahakan agar kita senantiasa lapar terhadap perbuatan baik, dahaga terhadap kemaslahatan.

Manusia yang lapar terhadap perbuatan baik adalah manusia yang merasakan nikmat makan yang banyak ketika lapar. Sesuai dengan sunnah Nabi Besar Muhammad SAW, ”Makanlah ketika benar-benar lapar dan berhentilah sebelum merasakan kenyang”. Itulah lapar yang membawa hikmah, bukan hikmah yang sekedar sebulan saja, melainkan hikmah yang berdebit sepanjang sujud terhadap Allah sang pemberi Hikmah!

Yaa Allah!

Tunjukkanlah aku kepada amal kebajikan dan penuhilah hajat serta cita-cita-ku. Wahai Yang Maha Mengetahui keperluan, tanpa pengungkapan permohonan. Wahai Yang Maha Mengetahui segala yang ada didalam hati seluruh isi alam. Shalawat atas Muhammad SAW dan keluarganya yang suci.

Dan sinarilah hatiku dengan terang cahaya-Mu dan bimbinglah aku dan seluruh anggota tubuhku untuk dapat mengikuti ajaran-ajaran-Mu, Demi cahaya-Mu Wahai Penerang hati para arifin.

Penuhilah bagianku dengan berkah-berkah-Mu, dan mudahkanlah jalanku menuju kebaikan-kebaikan-Mu.

Janganlah Kau jauhkan aku dari kebaikan-kebaikan-Mu, Wahai Pembeda petunjuk kepada kebenaran yang terang.

Bukakanlah bagiku pintu-pintu surga dan tutupkanlah bagiku pintu-pintu neraka, dan berikanlah kemampuan padaku untuk membaca Al-Qur’an Wahai Penurun ketenangan di dalam hati orang-orang Mu'min. berilah aku petunjuk menuju kepada keridhoan-MU.

Dan janganlah Engkau beri jalan kepada setan untuk menguasaiku. Jadikanlah sorga bagiku sebagai tempat tinggal dan peristirahatan, Wahai Pemenuh keperluan orang-orang yang meminta.

Yaa Allah!

Bukakanlah bagiku pintu-pintu karunia-MU, turunkan untukku berkah-berkah-Mu. Berilah kemampuan untukku kepada penyebab-penyebab keridhoan-MU, dan tempatkanlah aku di dalam surga-MU yang luas, Wahai Penjawab doa orang-orang yang dalam kesempitan.

Sucikanlah aku dari dosa-dosa, dan bersihkanlah diriku dari segala aib. Tanamkanlah ketaqwaan di dalam hatiku, Wahai Penghapus kesalahan orang-orang yang berdosa.

Aku memohon kepada-MU hal-hal yang mendatangkan keridhoan-MU, dan aku berlindung dengan-MU dan hal-hal yang mendatangkan kemarahan-MU, dan aku memohon kepada-MU kemampuan untuk mentaati-MU serta menghindani kemaksiatan tenhadap-MU, Wahai Pemberi para peminta.

Jadikanlah aku orang-orang yang mencintai Auliya’-MU dan memusuhi musuh-musuh-MU.
Jadikanlah aku pengikut sunnah-sunnah penutup Nabi-MU, Wahai Penjaga hati para Nabi.
Jadikanlah usahaku sebagai usaha yang disyukuri, dan dosa-dosaku diampuni, amal perbuatanku diterima, dan seluruh aibku ditutupi, Wahai Maha Pendengar dari semua yang mendengar.

Rizkikanlah kepadaku keutamaan Lailatul Qadr, dan ubahlah perkara-perkaraku yang sulit menjadi mudah. Terimalah permintaan maafku, dan hapuskanlah dosa dan kesalahanku, Wahai Yang Maha Penyayang terhadap hamba-hambanya yang sholeh.

Yaa Allah!

Penuhkanlah hidupku dengan amalan-amalan Sunnah, dan muliakanlah aku dengan terkabulnya semua permintaan.

Dekatkanlah perantaraanku kepada-MU diantara semua perantara, Wahai Yang tidak tersibukkan oleh permintaan orang-orang yang meminta.

Liputilah aku dengan rahmat dan berikanlah kepadaku Taufiq dan penjagaan. Sucikanlah hatiku dan noda-noda fitnah wahai pengasih terhadap hamba-hamba-NYA yang Mu'min.

Jadikanlah puasaku disertai dengan syukur di atas jalan keridhoan-MU dan keridhoan Rasul, yang cabang-cabangnya kokoh dan kuat berkat pokok-pokoknya, Demi ke-Nabian Muhammad SAW dan keluarganya yang suci, dan segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam.

Amin......... Amin......... Ya,... Rabbal Alamin.....


Denaihati

Hidup Seorang Blogger | Lapar yang Membawa Hikmah


Hidup Seorang Blogger bertanya. Apa sih, lapar yang punya tujuan itu? Ia adalah lapar yang bukan sekedar menahan lapar, haus yang bukan sekedar manahan haus, melainkan lapar dan hausnya manusia yang tengah berpuasa, yang menghaluskan kembali nafsu-nafsu kasar, yang menggerinda lempang niat-niat kesasar.

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (Q.S.Al-Baqarah: 183)

Puasa adalah salah satu dari amalan pokok agama Islam yang tak kalah pentingnya dibanding Shalat, Zakat, Haji bahkan Jihad. Puasa dalam artian umum, sebagaimana yang banyak dilaksanakan pada zaman sebelum Islam, merupakan kebiasaan yang kerap dilaksanakan tatkala berkabung atau ditimpa musibah. Bahkan
dalam Matius : 6: 16, 17 telah mewajibkan puasa terhadap umat kristen dengan kata-katanya :

”Dan apabila engkau puasa, tak usahlah engkau menyerupai orang munafik dengan muramnya....... Namun engkau ini, apabila engkau puasa, minyakilah kepala engkau dan basuhlah muka engkau”.

Menjaga diri ialah langkah preventif yang bukan sekedar bertahan dalam kediaman. Kejahatan adalah langkah baik yang terjerembab kepada keburukan. Guna menjaga langkah baik kita agar tidak sampai terjerembab ke jurang keburukan, hendaknya kita berhati-hati dalam menjaga diri. Namun, langkah preventif lewat teknik menunggu atau pasif tak akan banyak membawa hasil karena terjerembab adalah proses gerak.

Oleh karena itu, guna menolong nilai baik yang terjerembab itu, kita perlu membopongnya secara aktif, dinamis, gesit, dan jeli dengan penuh penyesuaian gerak pula.

Penyesuaian gerak yang efektif untuk nilai baik yang tengah terjerembab itu ialah ’amal saleh’ dalam artian amal tanpa pamrih apapun, termasuk pamrih materi atau pamrih pujian.
Maka jelaslah..... bahwa puasanya insan yang beriman itu seyogyanya dipenuhi oleh amal saleh agar tidak tersedia drive yang kosong sebagai tempat masuknya virus-virus yang dapat menyebarkan file-file perbuatan buruk.

Oleh sebab itu, selain berlapar-lapar membersihkan diri pada bulan puasa, ada yang lebih penting lagi yang perlu kita jaga agar kita tidak terjerembab kembali ke dalam nilai buruk sebelum puasa. Apakah itu? Setelah lebaran nantinya, seyogyanya diusahakan agar kita senantiasa lapar terhadap perbuatan baik, dahaga terhadap kemaslahatan.

Manusia yang lapar terhadap perbuatan baik adalah manusia yang merasakan nikmat makan yang banyak ketika lapar. Sesuai dengan sunnah Nabi Besar Muhammad SAW, ”Makanlah ketika benar-benar lapar dan berhentilah sebelum merasakan kenyang”. Itulah lapar yang membawa hikmah, bukan hikmah yang sekedar sebulan saja, melainkan hikmah yang berdebit sepanjang sujud terhadap Allah sang pemberi Hikmah!

Yaa Allah!

Tunjukkanlah aku kepada amal kebajikan dan penuhilah hajat serta cita-cita-ku. Wahai Yang Maha Mengetahui keperluan, tanpa pengungkapan permohonan. Wahai Yang Maha Mengetahui segala yang ada didalam hati seluruh isi alam. Shalawat atas Muhammad SAW dan keluarganya yang suci.

Dan sinarilah hatiku dengan terang cahaya-Mu dan bimbinglah aku dan seluruh anggota tubuhku untuk dapat mengikuti ajaran-ajaran-Mu, Demi cahaya-Mu Wahai Penerang hati para arifin.

Penuhilah bagianku dengan berkah-berkah-Mu, dan mudahkanlah jalanku menuju kebaikan-kebaikan-Mu.

Janganlah Kau jauhkan aku dari kebaikan-kebaikan-Mu, Wahai Pembeda petunjuk kepada kebenaran yang terang.


Bukakanlah bagiku pintu-pintu surga dan tutupkanlah bagiku pintu-pintu neraka, dan berikanlah kemampuan padaku untuk membaca Al-Qur’an Wahai Penurun ketenangan di dalam hati orang-orang Mu'min. berilah aku petunjuk menuju kepada keridhoan-MU.

Dan janganlah Engkau beri jalan kepada setan untuk menguasaiku. Jadikanlah sorga bagiku sebagai tempat tinggal dan peristirahatan, Wahai Pemenuh keperluan orang-orang yang meminta.


Yaa Allah!


Bukakanlah bagiku pintu-pintu karunia-MU, turunkan untukku berkah-berkah-Mu. Berilah kemampuan untukku kepada penyebab-penyebab keridhoan-MU, dan tempatkanlah aku di dalam surga-MU yang luas, Wahai Penjawab doa orang-orang yang dalam kesempitan.

Sucikanlah aku dari dosa-dosa, dan bersihkanlah diriku dari segala aib. Tanamkanlah ketaqwaan di dalam hatiku, Wahai Penghapus kesalahan orang-orang yang berdosa.

Aku memohon kepada-MU hal-hal yang mendatangkan keridhoan-MU, dan aku berlindung dengan-MU dan hal-hal yang mendatangkan kemarahan-MU, dan aku memohon kepada-MU kemampuan untuk mentaati-MU serta menghindani kemaksiatan tenhadap-MU, Wahai Pemberi para peminta.

Jadikanlah aku orang-orang yang mencintai Auliya’-MU dan memusuhi musuh-musuh-MU.
Jadikanlah aku pengikut sunnah-sunnah penutup Nabi-MU, Wahai Penjaga hati para Nabi.

Jadikanlah usahaku sebagai usaha yang disyukuri, dan dosa-dosaku diampuni, amal perbuatanku diterima, dan seluruh aibku ditutupi, Wahai Maha Pendengar dari semua yang mendengar.

Rizkikanlah kepadaku keutamaan Lailatul Qadr, dan ubahlah perkara-perkaraku yang sulit menjadi mudah. Terimalah permintaan maafku, dan hapuskanlah dosa dan kesalahanku, Wahai Yang Maha Penyayang terhadap hamba-hambanya yang sholeh.

Yaa Allah!

Penuhkanlah hidupku dengan amalan-amalan Sunnah, dan muliakanlah aku dengan terkabulnya semua permintaan.

Dekatkanlah perantaraanku kepada-MU diantara semua perantara, Wahai Yang tidak tersibukkan oleh permintaan orang-orang yang meminta.


Liputilah aku dengan rahmat dan berikanlah kepadaku Taufiq dan penjagaan. Sucikanlah hatiku dan noda-noda fitnah wahai pengasih terhadap hamba-hamba-NYA yang Mu'min.

Jadikanlah puasaku disertai dengan syukur di atas jalan keridhoan-MU dan keridhoan Rasul, yang cabang-cabangnya kokoh dan kuat berkat pokok-pokoknya, Demi ke-Nabian Muhammad SAW dan keluarganya yang suci, dan segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam.

Amin......... Amin......... Ya,... Rabbal Alamin.....

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Terima kasih kepada sahabat TRIMATRA atas kesempatan yang diberikan untuk ikutan kolaborasi posting Ramadhan Seribu Bulan




Implementasi Nilai Ibadah Puasa


Berkat udara Ramadhan yang penuh mulia, al-buruj pun kembali artistik dihiasi renik-renik lintang di langit Allah, terbingkai samawat yang tak bersisi, terpigura nebula yang bercahaya.

Alangkah indah dipandang andai pohon kebenaran yang tumbuhnya subur dan rindang tampak daunnya hijau segar dengan bunga yang harum semerbak, dengan buahnya yang ranum lezat mengibaratkan kelezatan buah amal manusia yang menyuguhkan kenikmatan disekitarnya dalam tumbuhnya kehidupan.

Mulai hari ini, kita semua umat Islam di seluruh dunia, memasuki masa penting dalam kehidupan beriman, yakni menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Puasa yang bukan hanya sekadar menahan diri dari makan-minum atau tidak melakukan hubungan suami-istri pada waktu tertentu. Namun, puasa dalam arti yang lebih luas lagi, yakni menahan diri dari segala sesuatu yang menjadi larangan Allah SWT.

Begitu pula, puasa merupakan satu cara untuk mendidik individu dan masyarakat dalam mengontrol keinginan dan kesenangan dalam dirinya walaupun diperbolehkan. Dengan berpuasa, seseorang dengan sadar akan meninggalkan makan dan minum sehingga lebih dapat menahan segala nafsu dan lebih bersabar untuk menahan emosi, walaupun mungkin terasa berat melakukannya.

Selain itu, puasa Ramadhan merupakan bulan renungan dan introspeksi diri. Umat melatih nalurinya yang cenderung tak terkontrol. Lewat ibadah puasa, diharapkan terbentuk pribadi-pribadi bertakwa. Individu yang mampu menghadirkan Allah SWT dalam setiap aktivitas dan perilakunya.

Ibadah puasa termasuk ibadah yang paling utama dan ketaatan yang paling besar. Pahalanya tidak terikat atau dibatasi dengan pelipatgandaan tertentu. Pahalanya tanpa hitungan. Keutamaan yang lain adalah datangnya pengampunan dosa-dosa dan penghapusan kesalahan-kesalahan.

Pada hakikatnya, melakukan puasa Ramadhan adalah semata-mata karena beriman kepada Allah SWT dan berharap pahala dari-Nya. Puasa Ramadan dapat mengangkat derajat pelakunya menjadi unsur rahmat, kedamaian, ketenangan, kesucian jiwa, akhlak mulia dan perilaku yang indah di tengah-tengah masyarakat.

Nilai-nilai dan hikmah-hikmah yang terkandung dalam ibadah puasa pun tak sedikit, seperti nilai sosial, perdamaian, kemanusiaan, semangat gotong royong, solidaritas, kebersamaan, dan persahabatan. Sedangkan manfaat lahiriah berpuasa adalah pemulihan kesehatan, peningkatan kasih sayang, pengelolaan hawa nafsu, dan penyempurnaan nilai-nilai kepribadian yang lain.

Nilai-nilai positif yang terkandung dalam puasa, seyogianya, tak hanya dipahami sebagai wacana. Namun, dituntut pula implementasi dan penghayatan dalam setiap aspek kehidupan, baik selaku individu, maupun sebagai bangsa. Dalam kaitan dengan situasi bangsa Indonesia saat ini, nilai-nilai dan hikmah tersebut penting sekali untuk diwujud-nyatakan.

Paling tidak, mendapat tempat utama dalam menyiapkan kebijakan pembangunan secara nasional, baik di tingkat daerah, maupun dtingkat pusat. Apalagi bangsa Indonesia sedang menghadapi persoalan yang serba kompleks. Angka kemiskinan belum juga berkurang, pengangguran terus bertambah.

Rakyat harus berjuang menghadapi berbagai tekanan hidup yang berat. Dalam perspektif tersebut, nilai-nilai dan hikmah puasa akan bermakna sangat dalam, jika kebijakan pembangunan mengarah kepada upaya konkret membebaskan rakyat dari kemiskinan dan derita.

Ramadhan setiap tahun !, hawa sejuknya seakan selalu menyusuk ke kalbu yang khuzu.
Menggapai iman insan yang berniat mencuci dekilnya nurani dan berniat menjinakkan jiwa jalang yang terkadang meronta tiada tara.

Andailah segenap bulan adalah Ramadhan, maka akan putihlah segenap hitam yang membuat kusam cakrawala. maka akan bersihlah segenap dekil yang menempel di bumi yang renta. Dan kembali suci segenap najis yang menodai nilai fitri.

Namun....ah, sayang,.... Ramadhan hanya sebulan!, Mukmin bahagia menjemput,... sebaliknya sang munafik jengkel berpekik bersama setan-setan yang mahir mengukir semu indahnya keingkaran.

Kiranya Ramadhan tahun ini, benar-benar melahirkan kedamaian, kesejahteraan, dan umat yang bertakwa. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan...


Pramudya Ksatria Budiman Makna Ramadhan , Opini , Puasa , Ramadhan

Menyingkap Makna Ramadhan

Photobucket


RAMADHAN adalah sebuah bulan yang sangat erat dengan telinga setiap muslim, bahkan semenjak kecil ki ta telah dikenalkan dengan Ramadhan, kita semua mengetahui bahwa Ramadhan adalah bulan puasa, namun sangat jarang diantara kita yang mengerti apa arti Ramadhan dan makna yangterkandung dari kata "Ramadhan"itu sendiri.

Ramadhan secara leksikal berarti : membakar, amat panas. Penyebutan bulan Ramadhan -bulan ke-9 pada kalender Hijriah- sesuai dengan kondisi cuaca pada bulan tersebut."

Kita patut bangga menyaksikan semangat beribadah yang timbul saat bulan Ramadhan tiba, namun dalam kebanggaan tersebut kita lebih patut lagi bersedih karena fenomena yang ada adalah seakan-akan masyarakat kita menyembah Ramadhan dan bukan menyembah Tuhannya. Ramadhan, kalau memang kita menyembah Tuhannya Ramadhan maka tidak sepatutnyalah kita bermalas-malasan beribadah di luar bulan Ramadhan tersebut.

Ramadhan adalah sebuah kata yang terbentuk dari lima huruf, dan setiap hurufnya memiliki makna tertentu yaitu : Ra : rahmat (rahmat Allah), Mim : maghfirah (ampunan Allah), Dhod : Dhommanun li al jannah (jaminan untuk menggapai surga), Alif : Amaanun min an nar (terhindar dari neraka) Nun : Nurullahi al Azizi al Hakim al Ghofuuri ar Rahiim (cahaya dari Allah swt yang maha kuasa dan bijaksana, maha pengampun dan pengasih.)

Saat kita telaah makna yang terkandung dalam kata ramadhan tersebut kita akan semakin meyakini bahwa datangnya bulan Ramadhan adalah membawa sebuah keberkahan dari Allah SWT untuk kita sebagai hamba-Nya. Hal ini sesuai sabda Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya, Artinya : dari Abi Hurairoh RA, bahwasanya nabi Muhammad SAW berkata saat Ramadhan telah tiba: telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, pada bulan tersebut engkau diwajibkan berpuasa dan dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka dan syaithan-syaithan di belenggu, dalam bulan tersebut ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barang siapa yang tidak mampu mendapatkan kebaikan bulan ramadhan tersebut maka haramlah baginya surga. Riwayat Ahmad, an Nasa'i, dan Baihaqi.

Dari hadits di atas terdapat kaitan yang sangat erat dengan bulan Ramadhan itu sendiri, rahmat dan magfirah adalah dua sisi yang sangat erat bagaikan dua sisi pada uang logam yang tak terpisahkan, disaat Allah SWT menurunkan rahmat-Nya maka maghfirah-Nyapun turun mengiringi, demikian juga sebaliknya. Ketika rahmat Allah SWT yang diiringi oleh maghfirah-Nya ini telah mengalir maka jaminan mendapatkan surga dan terhindar dari neraka telah menanti.

Namun hal ini semua hanya bisa didapat ketika kita bisa mendapatkan Nur Illahi yang maha Agung dan Bijaksana, maha Pengampun dan Pengasih. Jadi rangkaian huruf dari kata Ramadhan ini adalah sebuah pemaparan yang sangat jelas dalam proses perjalanan mendapatkan kebahagiaan.

Seolah Ramadhan membisikkan makna "Rahmat dan Magfirah Allah swt yang pasti berbuah jaminan untuk masuk surga dan terhindar dari api neraka hanya bisa diraih dengan cara mengikuti cahaya bimbingan dari Allah SWT. Allah SWT berfirman : Barang siapa yang tidak diberi cahaya oleh Allah SWT tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun. Alquran : an Nur 40.

Dan cahaya tersebut adalah Alquran yang Cahaya (Allah SWT) turunkan kepada Cahaya (Muhammad saw) di bulan Ramadhan yang penuh cahaya ini.

"Allah SWT berfirman dalam Alquran : artinya "Wahai orang-orang yang beriman telah datang kepada kalian petunjuk dan kami turunkan kepada kalian cahaya (Alquran) yang memberikan penjelasan. Alquran : an Nisa 174"

Kaitan ini sangatlah jelas di paparkan oleh Rasulullah SAW. dalam sebuah haditsnya, Beliau bersabda : artinya " Alquran dan puasa memberikan syafaat kepada hamba yang berpuasa pada hari kiamat, puasa berkata, wahai Tuhan, aku telah mencegahnya dari makan dan syahwat maka jadikanlah aku syafaat baginya, dan Alquran berkata, wahai Tuhan aku mengakibatkanya tidak tidur waktu malam maka jadikanlah aku syafaat baginya maka keduanya menjadi syafaat.Riwayat Ahmad, Tibrani, Hakim berkata Shohih dalam kategori imam Muslim.

Mari kita isi Ramadhan ini dengan mencintai Alquran yang merupakan mukjizat terbesar sepanjang zaman, di kagumi para ilmuwan, disambut gembira para cendikiawan,, orientalis murni tunduk penuh kekaguman, diterima setiap lapisan dan membacanya tak akan bosan, membaca, mempelajari, menelaah, dan mengaflikasikannya adalah sebuah amal kebajikan.

Dengan kecintaan ini kita harapkan bisa meraih nilai plus dari bulan Ramadhan ini yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya, artinya "barang siapa berpuasa Ramadhan disertai keimanan dan dan "ihtisaban (karena Allah dan hanya mengharap pahala dari-Nya) maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. al hadits riwayat Bukhori, Muslim, Tirmizie dan Nasa'i.

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairoh, Beliau bersabda, artinya : barang siapa "qiyam" melaksanakan Ibadah, sholat dll) dalam bulan Ramadhan disertai keimanan dan "ihtisaban (karena Allah SWT dan hanya mengharap pahala dari-Nya maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Al Hadits diriwayat Bukhori dan Muslim.

Shiyam dan Qiyam menghantarkan kita menggapai nilai plus tersebut hingga kita bisa keluar dari bulan yang penuh berkah ini dengan predikat diampuni.

Ramadhan yang penuh berkah ini bukanlah sebuah pemberian gratis dari Allah SWT, justru sebaliknya adalah sebuah hutang yang kita pinjam dengan jaminan yang sangat mahal, yaitu berkurangnya umur sebanyak satu tahun.

Semoga Allah SWT senantiasa menerima shiyam kita dan amal shaleh lainnya dan mudah-mudahan tarhib ini dapat membangkitkan semangat beribadah kita sekalian sehingga membuka peluang bagi terwujudnya Indonesia yang lebih baik, lebih aman, lebih adil dan lebih sejahtera. Dan itu baru akan terwujud jika bangsa ini yang mayoritasnya adalah umat Islam kembali kepada Syariat Allah.