Pendidikan pada hakikatnya mengandung tiga unsur yaitu mendidik, mengajar, dan melatih. Ketiga istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda-beda secara sepintas bagi orang yang awam mungkin akan dianggap sama artinya.
Dalam praktik sehari-hari dilapangan kita sering mendengar kata-kata seperti pendidikan olahraga, pengajaran olahraga, latihan olahraga dan sebagainya.
Mengajar berarti memberi pelajaran tentang berbagai ilmu yang bermanfaat bagi perkembangan kemampuan berpikir. Sedangkan melatih ialah usaha memperoleh keterampilan dengan melatihkan sesuatu secara berulang.Tujuan dari kedua jenis kegiatan itu juga berbeda, tujuan .Tujuan pengajaran yang menggarap kehidupan intelek anak ialah supaya anak kelak memiliki kemampuan berpikir seperti yang diharapkan dari orangdewasa secara ideal yaitu diantaranya mampu berpikir abstrak, logis, obyektif, kritis, sistematis analitis, sintesis, integratif, dan inovatif.
Sedangkan Tujuan latihan ialah untuk memperoleh keterampilan tentang sesuatu perbuatan yang berlangsung secara mekanis yang mempermudah kehidupan sehari-hari dan dapat pula membantu proses belajar seperti kemampuan berhitung, membaca, menulis, mempergunakan bahasa, dan sebagainya. Baik keterampilan maupun kemampuan berpikir akan membantu proses pendidikan yang menyangkut pembangunan kepribadian seseorang.
Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu peserta didik untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya.
CTL disebut pendekatan kontektual karena konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota masyarakat sehingga nantinya melekat dalam ingatan para peserta didik. Seperti halnya Pak Mangku yang memberi petunjuk cara mengingat Stalaktit ambil kata TIT, ada huruf T nya bukan, nah bayangkan kata Manthur, itu berarti air yang menetes dari atas kebawah. Sedangkan untuk stalakmit ambil kata MIT, ada huruf M.
Saya teringat akan Confucius yang menyatakan, What I hear, I forget (apa yang saya dengar, saya lupa). What I see, I remember (apa yang saya lihat, saya ingat), What I do, I understand (apa yang saya lakukan, saya paham). Tiga pernyataan yang mudah diingat dan mudah dipahami, serta sangat menarik untuk diterapkan.
Apa yang PakDe Ndar lakukan pada dasarnya adalah What I do, I understand. sehingga dengan latihan yang berulang kali disertai dengan motivasi dan aba-aba dari pelatih, maka pastilah peserta didik akan lebih cepat memahami. Dan hal ini juga sangat cocok dengan tugas guru sebagai Motivator.
Saya sangat setuju akan penutup postingan PakDe bahwa : Cara mengajar dan melatih anak didik perlu diselipi penjelasan yang lebih membumi,lebih dari sekedar yang ada di buku. Dengan cara itu mereka akan memahami dengan baik materi yang dipelajarinya. Terima Kasih banyak PakDe.
Artikel ini untuk menanggapi menanggapi artikel BlogCamp berjudul Cara mengajar dan melatih dalam rangka Jambore On the Blog 2012 : Sehari Bersama BlogCamp