Bukan Pakar SEO Ganteng

Showing posts with label Pencerahan. Show all posts
Showing posts with label Pencerahan. Show all posts

Selamat Tahun Baru 1433 Hijriah


Waktu laksana air yang mengalir ke hilir yang tak pernah lagi kembali ke hulu. Kadang ia membangkitkan gairah dan semangat, kadang ia melenakan kita. Kadang kita tidak menyadari kehadiran waktu dan melupakan nilainya. Oleh karenanya kita harus menghargai setiap kesempatan yang ditawarkan sang waktu, sebelum ditarik dari kita, karena kesempatan tidak akan datang untuk kedua kalinya.

Aku teringat lagi dengan nasihat Almarhum Bapak saya. Beliau pernah berpesan , jika tahun baru akan tiba, hendaknya kita banyak bermuhasabah, melakukan evaluasi terhadap amal perbuatan yg kita lakukan. Rasululloh SAW sendiri sudah menyatakan bahwa manusia terbagi atas 3 golongan :

  • Golongan beruntung, jika hari ini lebih baik dari hari kemarin, amal perbuatannya hari ini lebih banyak daripada hari kemarin (serta maksiatnya lebih sedikit dibandingkan dg hari kemarin).

  • Golongan merugi, jika hari ini sama dengan hari kemarin. Dengan demikian, amal perbuatannya hari ini sama dengan hari kemarin.

  • Golongan celaka, jika hari ini lebih buruk daripada hari kemarin. Ini berarti, amal perbuatannya hari ini lebih sedikit dibandingkan hari kemarin.

Memasuki tahun baru Islam, 1 Muharram 1433 H, menjadi momentum bagi kita semua umat Islam untuk melakukan interospeksi secara kolektif, guna melakukan perubahan dari keadaan yang kurang baik menjadi lebih baik sebagai revitalisasi hijrah. Meningkatkan spritualitas dan kesadaran keagamaan menjadi keniscayaan umat Islam Indonesia, terutama ketika bangsa ini dihadapkan dengan berbagai musibah yang sepatutnya direnungkan sebagai momentum menguji kualitas keimanan dan keberislamannya dan patut direnungi untuk diambil hikmahnya.

Sebagai umat Islam, dalam menyambut Tahun Baru Islam, kita harus merefleksikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai yang terkandung dalam perjalanan hijrah nabi secara kontekstual, yakni hijrah dari nilai-nilai yang buruk menuju penciptaan nilai yang lebih baik.

Tahun hijriyah ini sepatutnya umat Islam baik secara personal maupun kolektif , menjadikan hijrah sebagai momentum memasuki tahun baru untuk melakukan perbaikan dalam kehidupan sosial menuju perbaikan sistem demi kebaikan dan kemaslahatan umat yang lebih luas, merubah sistem yang tiranik, fasad dan menindas.

Untuk itu, upaya merevitalisasikan makna hijrah dapat diartikulasikan dalam kehidupan personal, keluarga, sosial kemasyarakatan dan bernegara secara sinergis. Bahkan kini saatnya bangsa ini berhijrah menuju sistem yang lebih arif dengan sistem yang demokratis guna mewujudkan kehidupan keadilan sosial bagi masyarakat luas.

Kearifan memaknai hijrah dengan melakukan transformasi ke arah yang lebih baik dari sebelumnya, termasuk didalamnya keberanian untuk melakukan rekayasa sosial dengan berbagai varian inovasinya. Dengan begitu, setiap kita sebagai insan beradab melakukan perbaikan dalam pelbagai lini kehidupan sebagai cerminan semangat hijrah dan menyambut tahun baru Islam dengan membuka lembaran baru yang lebih baik di hari-hari mendatang.


Ya Allah ya Tuhan kami
Berikan kekuatan lahir bathin bagi kami
Agar mudah bagi kami dalam melalui segala rintangan, tantangan, cobaan dan hambatan dalam hidup ini
Jangan Engkau berikan cobaan yg berat kepada kami yang tak sanggup kami pikul sebagaimana cobaan kepada pendahulu kami
Berikan kenikmatan, kemuliaan dan rejeki yg berlimpah kepada kami
Seperti yang telah Engkau berikan kepada pendahulu kami
Ampuni dosa kami, keluarga kami, para sahabat kami dan seluruh umat-Mu ini
Agar ringan langkah kami menapaki kehidupan ini

Ya Allah ya Tuhan kami
Jadikanlah anak cucu kami dan keturunan kami
Menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, keluarga dan agama
Bekali mereka dengan rasa cinta kasih yang ikhlas
Hilangkan mereka dari sifat iri dan dengki
Tanamkanlah rasa cinta terhadap sesama kepada mereka
Sebagaimana kami mencintai mereka

Ya Tuhan Kami
Ridhoilah jalan kami
Tunjukkan yang benar itu benar
Tunjukkan yang salah itu salah
Kabulkanlah doa kami
Agar negeri ini bangkit dari keterpurukan
Agar negeri ini menjadi negeri yang di hormati
Karena kebersamaan dan persatuannya
karena keanekaragamannya
Karena kasih dan sayang antar sesamanya
Karena ke Bhineka Tunggal Ika-annya
Bukan menjadi negeri yang di cela
Karena perpecahannya dan perbedaannya
Karena korupsi dimana mana
Karena bencana tak jua reda

Ya Allah kami disini bersujud memohon Kepada-Mu
Kabulkanlah doa kami yang hina dihadapan-Mu
Yang berharap setitik kasih-Mu
Yang hanya bisa berharap dan meminta keridhoan-Mu
Amien Amin Amin Ya Rabbal Alamin.


Denaihati

Selamat Hari Raya Idul Adha 1432 H

Ibadah qurban mempunyai hikmah untuk membersihkan hati agar menjadi lahan yang subur untuk tumbuhnya iman dan taqwa. Dengan demikian, dimensi keikhlasan sudah seharusnya menjadi landasan setiap amal perbuatan manusia, agar manusia mengorientasikan kehidupannya semata-mata untuk mencapai ridha Allah SWT. Dengan ikhlas beramal, berarti seseorang membebaskan dirinya dari segala bentuk rasa pamrih, agar amal yang diperbuat tidak bernilai semu dan bersifat palsu. Dengan keikhlasan, seseorang dapat mewujudkan amal sejati.

Kesejatian setiap amal diukur dari sikap keikhlasan yang melandasinya. Dan kesediaan berqurban yang dilandasi rasa keikhlasan semata-mata, dapat mengurangi atau mengekang sifat keserakahan dan ketamakan manusia untuk berlaku serakah dan tamak, namun kecenderungan itu dapat dieliminir dengan membangkitkan kesadarannya agar bersedia berqurban untuk sesamanya.

Kesediaan berqurban mencerminkan adanya pengakuan akan hak-hak orang lain, yang seterusnya dapat menumbuhkan rasa
solidaritas sosial yang tinggi.

Semoga amalan kita bertambah dari tahun yang telah lalu dan dosa kita diampunkan oleh Allah SWT. Mari kita gunakan segala peluang yang ada demi menambah bekal akhirat kita sebelum bertemu dengan-Nya di hari yang tidak ada pertolongan lain selain mereka yang menemui-Nya dalam keadaan hati yang bersih dan selamat daripada kekotoran dosa dan noda.

Selamat Hari Raya Idul Adha, Mohon Maaf atas segala kekhilafan.



Denaihati
Pramudya Ksatria Budiman Pencerahan , Tauziyah

Hikmah Idul Adha dan Solidaritas Sosial

Idul Adha atau yang lebih dikenal dengan istilah Hari Raya Qurban merupakan salah satu hari raya yang begitu akbar dirayakan oleh seluruh umat Islam baik di bumi Nusantara maupun di belahan dunia lainnya. Dikumandangkannya Takbir, Tahlil dan Tahmid sejak 10 Dzulhijjah sampai 13 Dzulhijjah yang merupakan hari Tasyriq, menandakan, Idul Adha memiliki nuansa dan getaran Tauhidiyah yang sendiri.

Perayaan Idul Adha yang ditandai dengan penyembelihan hewan qurban pada hakikatnya membawa pikiran, hati dan keimanan kita larut kepada satu peristiwa besar yang terjadi puluhan abad yang silam. Kisah yang begitu mengharukan dari seorang hamba Allah yang taat yaitu Nabi Ibrahim AS dan putranya Ismail yang begitu sabar dan patuh pada perintah Sang Khalik, Allah SWT, yang untaian kisahnya begitu indah dilukiskan dalam Al Quran surah Ash-Shafat ayat 102-105 yang artinya 'Maka ketika anak itu sampai pada umur dewasa yakni sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, 'Wahai anakku yang kusayang, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah, bagaimana pendapatmu. 'Dia (Isma'il) menjawab,'Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu; Insya Allah engkau akan mendapatkanku termasuk orang yang bersabar. 'Maka setelah keduanya bertekad bulat dalam berserah diri (kepada Allah) dan dibaringkan pipi (Isma'il) di atas tanah. Kemudian kami berseru kepadanya, 'Hai Ibrahim, engkau telah benar-benar melaksakan perintahKu dalam mimpi itu. Demikianlah sesungguhnya Kami membalas orang-orang yang berlaku baik. '

Di hari Idul Adha dan pada tiga hari berikutnya disunnahkan bagi muslim yang mampu untuk berkurban dengan menyembelih hewan ternak berupa kambing/domba atau sapi atau unta. Kemudian daging hasil sembelihan tersebut dibagikan kepada orang lain yang tentunya lebih diutamakan untuk masyarakat sekitar dan kalangan yang kurang mampu. Ini adalah bukti bahwa agama Islam adalah agama yang menjunjung tinggi kebersamaan, kepedulian terhadap sama dan solidaritas sosial. Islam mengajarkan pengikutnya untuk berzakat yang termasuk salah satu rukun Islam, Islam juga mempunyai konsep shadaqoh, wakaf dan juga kurban dimana semua amal ini mempunyai konteks muamalah secara horisontal atau muamalah kepada sesama manusia.

Ditengah kondisi masyarakat kita sekarang ini yang sangat terpengaruh oleh budaya liberal yang menimbulkan hasrat konsumerisme dan hedonisme jika kita mau untuk membuka mata kita, maka kita akan melihat ketimpangan yang ada di masyarakat, kita akan melihat betapa lebar kesenjangan antara kalangan yang mampu dengan yang tidak mampu, dan mungkin sebagian dari kita ada yang melihat dan tahu adanya ketimpangan dan kesenjangan sosial namun bersikap acuh tak peduli terhadap keadaan yang terlihat di depan matanya atau mungkin malah merasa bahwa ini adalah sebuah proses alam perwujudan dari teori evolusi dimana yang kuatlah yang akan berada di puncak tangga rantai evolusi. Kita lupa bahwa hidup dan mati, sehat dan sakit, susah dan senang, harta kekayaan dan kekuasaan semua adalah milik Allah semata.

Kita seringkali beranggapan bahwa apa yang kita raih adalah hasil jerih payah sendiri dan melupakan Dia yang Maha Memiliki lah pemilik hakiki dari apa yang kita miliki sekarang ini. Di bulan ini dengan disunnahkan berkurban bagi kita yang mampu, mari kita manfaatkan keagungan hari raya ini dengan mengingat keimanan, keikhlasan, kesabaran dan pengorbanan Nabi Ibrahim dan Ismail untuk berbagi kepada sesama kita.

Seberapa jauh kita sudah menyelami dalamnya hikmah Idul Adha ini? Bagi yang mempunyai rezeki lebih dan melaksanakan kurban, apakah sudah dipahami makna dibalik menyembelih hewan kurban, atau apakah kurban itu hanya sebatas menyembelih kambing atau sapi lalu dibagikan dan sebagian disate kemudian setelah itu selesai . Bagi yang sudah mampu - secara financial, fisik, mental & moral - untuk melaksanakan ibadah haji apakah sudah disadari bahwa ibadah haji adalah level tertinggi, puncak dari segala ibadah yang karena beratnya ibadah yang satu ini Allah pun mewajibkan ibadah haji hanya bagi yang sudah “mampu” yang seharusnya juga berarti bahwa keimanan, ketaqwaan , keikhlasan, kesabaran dan kepedulian terhadap sesama pun dapat mencapai level tertinggi, atau apakah ibadah haji hanya dianggap sebagi sebuah ritual biasa pergi ke mekkah, belanja oleh-oleh, pulang dengan selamat lalu syukuran besar-besaran sembari membagikan buah tangan dari negeri Arab, seolah menunjukkan inilah hasil saya beribadah haji dan setelah itu tamat, ibadah haji dianggap hanya masa lalu yang penting sekarang sudah bergelar haji, tanpa memikirkan implementasi nyata yang harus dilakukan ditengah masyarakat. Naudzubillah..... semoga kita semua tidak termasuk di dalamnya.

Ternyata banyak diantara kita yang masih mempunyai kekurangan, masih sangat dangkal diri kita dalam memahami makna dari sebuah ibadah yang bagi sebagian besar kita hanyalah menjadi sebatas ritual dan rutinitas belaka, apalagi kalau harus dibandingkan dengan para nabi dan rasul sungguh rasanya terlalu jauh untuk dijangkau oleh kita yang senantiasa bergelimang dosa.

Semoga saja tulisan ini dapat menambah pemahaman kita dan memberi nilai baru dalam memaknai dan mengambil hikmah dibalik sebuah ritual ibadah. Kalaupun terdapat kesalahan, semuanya itu datangnya dari saya. Karena kebenaran yang haqiqi hanya datangnya dari Allah SWT.




Denaihati

Say NO to HALLOWEEN

Menjelang akhir bulan Oktober ini, masyarakat Barat Eropa tampak sibuk memakai kostum aneh dan freak, mereka berkostum dengan pakaian menakutkan ala setan-setan ala imajinasi dan mitos mereka. Buah labu pun dipotong dan diukir dengan wajah mengerikan kemudian diberi lilin atau lampu di dalamnya, dan dipajang di rumah-rumah. Anak-anak berkeliaran dengan kostum anehnya pada malam hari, berkunjung dari satu rumah ke rumah lainnya sembari berteriak ”Trick or Treat!”, untuk mendapatkan permen dan gula-gula. Rumah-rumah, halaman, lapangan, mall-mall, plaza, tempat perbelanjaan dan tempat umum lainnya, sibuk menyambut perayaan aneh ini dengan dekorasi-dekorasi aneh. Ya, perayaan ini adalah perayaan Halloween.
Ironinya, hal ini turut menyebar pula di kalangan kaum muslimin. Para pemuda Islam turut meramaikan syiar kaum kuffar yang jahiliyah ini, hanya untuk dikatakan tidak ketinggalan zaman ataupun takut disebut remaja ”jadul” tidak gaul. Menurut mereka, ini hanyalah perayaan belaka, tidak ada sangkut pautnya dengan agama dan keyakinan… Namun, benarkah klaim mereka ini?!! Padahal, apabila mereka mau berfikir kritis dan tidak bersikap latah alias membebek begitu saja dengan budaya atau pemikiran asing, niscaya mereka dapat melihat dengan jelas bahwa Halloween ini bukanlah perayaan biasa tanpa ada tendensi keyakinan apa-apa. Karena, segala bentuk perayaan dan peringatan, pastilah berangkat dari tendensi suatu keyakinan atau ideologi tertentu…

Halloween sendiri menurut akar kata, berasal dari bahasa Inggris ”Hallow” yang artinya keramat atau suci. Upacara Haloween ini, sebenarnya berasal beberapa abad sebelum Kristiani. Kaum paganis bangsa Inggris dan Irlandia kuno, meyakini bahwa pada malam 31 Oktober, Tuhan memainkan tipu muslihat terhadap para penyembahnya yang tidak abadi (mortal), dengan membawa bahaya, ketakutan dan supernatural. Mereka juga meyakini bahwa, ruh (souls) orang-orang yang telah meninggal dibiarkan berkeliaran bebas dan dapat mengunjungi kembali rumah-rumah mereka, serta serombongan besar arwah jahat bergentayangan menejelajahi bumi.

Intinya, mereka (kaum paganis Inggris dan Irlandia Kuno) meyakini bahwa malam 31 Oktober adalah malam yang mencekam dan mengerikan, yang dipenuhi oleh arwah bergentayangan, hantu, penyihir, hobgoblin (hantu yang berpostur pendek), black cats (kucing hitam, sebagai simbol penyihir), para peri jahat dan iblis. Untuk menangkal kejahatan malam tersebut dan mencegah kemarahan para dewa (’tuhan’), mereka mengorbankan dan memberikan ’sesajen’ serta menyalakan api unggun yang besar di puncak bukit untuk menakuti dan menjauhkan arwah jahat.

Setelah kaum paganis Romawi menaklukkan Inggris, mereka menambahkan beberapa mitos pada tanggal 31 Oktober ini berupa festival panen buah-buahan, dalam rangka menghormati dan memuliakan Pomona, dewi buah-buahan. Beberapa tahun kemudian, gereja Kristian Barat pertama, merayakan peringatan hari ”All-Saints” atau ”All-Hallows” pada siang hari 31 Oktober, dan pada malamnya mereka merayakan ”Hallows-Eve” (Malam Suci/Keramat) atau ”Halloween”. Mereka tetap mengadopsi beberapa warisan pagan (berhalais) dengan tetap meyakini bahwa pada malam tersebut, orang-orang mati berjalan diantara mereka dan para penyihir serta warlock terbang berseliweran di tengah-tengah mereka, dan api unggun tetap dinyalakan untuk menjauhkan para arwah jahat dari mereka.

Secara perlahan-lahan, Halloween pun berubah menjadi bagian peribadatan dan kebiasaan keluarga. Pada abad ke-19, ritual kebiasaan ini mulai berkembang, dan seloroh tentang penyihir pun dirubah dan diganti dengan tricks (permainan) dan games yang dimainkan oleh anak-anak dan remaja. Halloween masih tetap menyimpan akar paganis berhalais, rumah dan halaman masih dipenuhi oleh dekorasi gambar-gambar menyeramkan dan menakutkan pada malam Halloween. Anak-anak mewarnai wajah mereka dan memakai kostum aneh, lalu berkunjung dari satu rumah ke rumah yang lain, sembari berteriak ”TRICK-OR-TREAT!!!”. Ritual menyediakan ’sesajen’ makan dan minum bagi para arwah digantikan dengan memberikan permen dan gula-gula kepada anak-anak berkostum, dan api unggun untuk mengusir roh jahat dirubah dengan ”Jack-O-Lantern”, yaitu sebuah labu yang tengahnya berlubang dan diukir dengan wajah menyeramkan serta diberi lilin di dalamnya.

Secara prinsip, Halloween sebenarnya berangkat dari ritual kuno yang melibatkan keyakinan terhadap arwah orang mati dan penyembahan kepada setan.

Halloween, menurut mereka adalah hari keramat, dimana pada saat itu setan, iblis, penyihir dan segala bentuk makhluk supranatural berkeliaran bebas. Sehingga untuk mengusir arwah ini, diperlukan ritual-ritual khusus. “Dalam beberapa kasus, orang-orang ini menebar ketakutan, khususnya bagi kaum manula. Merayakan Halloween berarti kita berada di pihak setan dan segala perbuatannya.” Hal ini tentu saja di dalam Islam adalah terlarang dan haram hukumnya.

Rasulullah SAW. Bersabda “Barang siapa yang meniru suatu kaum, maka ia termasuk kelompok mereka” (HR .Ahmad dan Abu Dawud dari Ibnu Umar).



Denaihati
Pramudya Ksatria Budiman Halloween , Pencerahan , Sejarah

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un

SEGENAP WARGA SMA NEGERI 1 LILIRIAJA MENGUCAPKAN TURUT BERDUKA ATAS BERPULANGNYA KERAHMATULLAH


AWALUDDIN
Alumni SMA Negeri 1 Liliriaja 2011 / Mahasiswa UNHAS Jurusan Kimia 2011


SEMOGA AMAL IBADAHNYA DITERIMA DISISI ALLAH SWT DAN DITEMPATKAN DITEMPAT TERBAIK DAN KELUARGA YANG DITINGGALKAN DIBERI KETABAHAN, AMIN

Berikut berita yang dilangsir oleh beberapa media tentang kematiannya :

Mahasiswa Unhas Tewas Usai Mengikuti Ospek
Sumber : http://news.okezone.com

MAKASSAR- Seorang mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar tewas usai mengikuti orientasi studi dan pengenalan kampus (Ospek). Penyelenggara Ospek menuturkan korban, Awaluddin tewas usai mengikuti materi outdoor yang diberikan panitia.

Tangis rekan Awaluddin pecah di ruang jenazah Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar, Senin (10/10/2011).

Sebelum tewas, Awaluddin mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan IPA (MIPA) Universitas Hasanuddin ini sempat menjalani perawatan di instalasi Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar. Namun akhirnya dia meninggal dunia.

Menurut keterangan keluarga korban, terdapat sejumlah luka di bagian siku korban. Mulut korban juga tak henti mengeluarkan darah.

Sementara itu, panitia penyelenggara ospek menampik adanya kekerasan dalam prosesi ospek tersebut. Namun dia mengakui korban mengeluhkan sakit saat menjelang penutupan acara.

Awaluddin mengikuti Ospek di kampusnya sejak hari selasa pekan lalu hingga minggu malam kemarin. (Ahmad Muhyiddin/SUN TV/ugo)



Ketua BEM FMIPA Unhas Bantah Ada Penganiayaan
Sumber : http://makassar.tribunnews.com

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Mahasiswa jurusan Kimia angkatan 2011 Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin (Unhas) Awaluddin (20) meninggal dunia wita di Rumah Sakit Umum Wahidin Sudiro Husodo, Makassar, Tamalanrea, Senin (10/10/2011) pukul 12.30

Ketua BEM FMIPA Unhas Fahruddin, dia membantah meninggalnya Awaluddin akibat kekerasan. "Kegiatan hanya dalam ruangan berupa pemberian materi dan outdoor berupa outbond berupa sit up," katanya

Fahruddinn mengakui bahwa Almarhun sempat pingsan pada hari minggu di saat kegiatan mahasiswa. "Hari pertama Awaluddin pernah pingsan karena penyakit mag," tutur Fahruddin

Ketua Jurusan Kimia FMIPA DR Firdaus Senta yang sempat datang menyambangi mayat Almarhum mengatakan bahwa jurusan sama sekali tidak mengetahui kalau ada kegiatan tersebut.

"Saya tidak tau karena sebelumnya pihak kampus sudah melarang kegiatan ospek dan semacamnya, jadi tidak pernah ada surat pemberitahuan kalau ada kegiata seperti ini, jadi kita akan berkodinasi pihak kampus,"kata Firdaus kepada wartawan.

Teman SMA almarhum Zul Arsil (19) membeberkan bahwa seminggu sebelum meninggal, Awaluddin sempat menelpon. "Ia curhat sama saya bahwa ada penamparan dari senior," ujar Zul Arsil

Sementara teman seangkatan almarhun yang sama-sama menghadiri kegiatan tersebut,Riska (18) mengungkapkan bahwa pada hari Minggu (9/10/2011) pukul 17.00 wita almarhun sempat dipapa lantaran kondisi almarhum oleng.

"Itu sudah dalam acara penutpan kak, Awaluddin dipapa keluar gabungan 408 teman-teman di koridor MIPA, dia sudah oleng kak," kata Riska.

Kematian Awaluddin menimbulkan kecurigaan, pasalnya Awaluddin tidak memiliki riwayat penyakit, "Selama ini riwayat kesehatan Awaluddin tidak sakit, tapi tadi di mulutnya keluar darah, "kata sepupu Almarhum, Rahman (29).(*)


Terlepas dari rumor tentang kematian Ananda Awaluddin. Marilah sejenak kita merenungkan tentang kematian yang sewaktu-waktu pasti akan datang. Agar kita semua bisa menjadikannya sebagai nasehat dan akan lebih hati- hati dalam melangkah menyusuri sisa hidup kita.

Rasululloh saw bersabda :”Cukuplah kematian itu sebagai nasehat”. (HR. Thabrani dan Baihaqi).

Sudah semestinya kita senantiasa mengingat akan datangnya musibah terbesar itu. Seketika itu, istri, anak dan keluarga tersayang akan terpisah, pangkat yang diduduki akan hilang, harta yang dikumpulkan dengan susah payah semuanya akan ditinggalkan, dan bahkan nyawa yang dicintai akan lepas. Melalui pintu mati kita meninggalkan alam dunia, menuju alam kehidupan berikutnya, akhirat.

Orang yang melalaikan datangnya kematian, berarti kehilangan penasehat terbaiknya. Kehidupannya akan mudah tergoda dan terperosok dalam kelalaian. Keterlenaannya mengejar kehidupan dunia, kenikmatan sesaat dan bermegah-megahan membuatnya lalai mempersiapkan bekal akhirat hingga kematian menjemput. Akibat lalai dengan nasehat kematian, akhirnya hanya berujung kepada penyesalan abadi di neraka jahim.

“Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!” (HR. Tirmidzi).

Berbahagialah hamba-hamba Allah yang senantiasa bercermin dari kematian. Tak ubahnya seperti guru yang baik, kematian memberikan banyak pelajaran, membingkai makna hidup, bahkan mengawasi alur kehidupan agar tak lari menyimpang.

Nilai-nilai pelajaran yang ingin diungkapkan guru kematian begitu banyak, menarik, bahkan menenteramkan. Di antaranya adalah apa yang mungkin sering kita rasakan dan lakukan.

Kematian mengingatkan bahwa waktu sangat berharga, Tak ada sesuatu pun buat seorang mukmin yang mampu mengingatkan betapa berharganya nilai waktu selain kematian. Tak seorang pun tahu berapa lama lagi jatah waktu pentasnya di dunia ini akan berakhir. Sebagaimana tak seorang pun tahu di mana kematian akan menjemputnya.

Ketika seorang manusia melalaikan nilai waktu pada hakekatnya ia sedang menggiring dirinya kepada jurang kebinasaan. Karena tak ada satu detik pun waktu terlewat melainkan ajal kian mendekat. Allah swt mengingatkan itu dalam surah Al-Anbiya ayat 1, “Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya).”

Ketika jatah waktu terhamburkan sia-sia, dan ajal sudah di depan mata. Tiba-tiba, lisan tergerak untuk mengatakan, “Ya Allah, mundurkan ajalku sedetik saja. Akan kugunakan itu untuk bertaubat dan mengejar ketinggalan.” Tapi sayang, permohonan tinggallah permohonan. Dan, kematian akan tetap datang tanpa ada perundingan.

Kematian mengingatkan bahwa kita bukan siapa-siapa. Kalau kehidupan dunia bisa diumpamakan dengan pentas sandiwara, maka kematian adalah akhir segala peran. Apa pun dan siapa pun peran yang telah dimainkan, ketika sutradara mengatakan ‘habis’, usai sudah permainan. Semua kembali kepada peran yang sebenarnya.

Lalu, masih kurang patutkah kita dikatakan orang gila ketika bersikeras akan tetap selamanya menjadi tokoh yang kita perankan. Hingga kapan pun. Padahal, sandiwara sudah berakhir.

Sebagus-bagusnya peran yang kita mainkan, tak akan pernah melekat selamanya. Kita bangga ketika dapat peran sebagai orang kaya. Namun terkadang kita menangis ketika berperan sebagai orang miskin yang menderita. Tapi, bangga dan menangis itu bukan untuk selamanya. Semuanya akan berakhir. Dan, peran-peran itu akan dikembalikan kepada sang sutradara untuk dimasukkan kedalam laci-laci peran.

Teramat naif kalau ada manusia yang berbangga dan yakin bahwa dia akan menjadi orang yang kaya dan berkuasa selamanya. Pun begitu, teramat naif kalau ada manusia yang merasa akan terus menderita selamanya. Semua berawal, dan juga akan berakhir. Dan akhir itu semua adalah kematian.

Kematian mengingatkan bahwa kita tak memiliki apa-apa. Fiqih Islam menggariskan kita bahwa tak ada satu benda pun yang boleh ikut masuk ke liang lahat kecuali kain kafan. Siapa pun dia. Kaya atau miskin. Penguasa atau rakyat jelata Semuanya akan masuk lubang kubur bersama bungkusan kain kafan. Cuma kain kafan itu.

Itu pun masih bagus. Karena, kita terlahir dengan tidak membawa apa-apa. Cuma tubuh kecil yang telanjang. Lalu, masih layakkah kita mengatasnamakan kesuksesan diri ketika kita meraih keberhasilan. Masih patutkah kita membangga-banggakan harta dengan sebutan kepemilikan. Kita datang dengan tidak membawa apa-apa dan pergi pun bersama sesuatu yang tak berharga.

Kematian mengingatkan bahwa hidup sementara. Kejayaan dan kesuksesan kadang menghanyutkan anak manusia kepada sebuah khayalan bahwa ia akan hidup selamanya. Hingga kapan pun. Seolah ia ingin menyatakan kepada dunia bahwa tak satu pun yang mampu memisahkan antara dirinya dengan kenikmatan saat ini.

Ketika sapaan kematian mulai datang berupa rambut yang beruban, tenaga yang kian berkurang, wajah yang makin keriput, barulah ia tersadar. Bahwa, segalanya akan berpisah. Dan pemisah kenikmatan itu bernama kematian. Hidup tak jauh dari siklus: awal, berkembang, dan kemudian berakhir.

Kematian mengingatkan bahwa hidup begitu berharga. Seorang hamba Allah yang mengingat kematian akan senantiasa tersadar bahwa hidup teramat berharga. Hidup tak ubahnya seperti ladang pinjaman. Seorang petani yang cerdas akan memanfaatkan ladang itu dengan menanam tumbuhan yang berharga. Dengan sungguh-sungguh. Petani itu khawatir, ia tidak mendapat apa-apa ketika ladang harus dikembalikan.

Orang yang mencintai sesuatu takkan melewatkan sedetik pun waktunya untuk mengingat sesuatu itu. Termasuk, ketika kematian menjadi sesuatu yang paling diingat. Dengan memaknai kematian, berarti kita sedang menghargai arti kehidupan.


Denaihati
Pramudya Ksatria Budiman Pencerahan , Renungan , Tauziyah

Zakat Fitrah

tabel zakat

Tanpa terasa waktu berputar begitu cepat, dan bulan penuh berkah ini akan meninggalkan segenap umat Muslim sebelum berjumpa kembali satu tahun mendatang. Ada satu kewajiban lagi yang harus ditunaikan umat Muslim, yakni berzakat fitrah.



Inilah salah satu keharusan di Ramadhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Jadi, bisa dikatakan zakat fitrah merupakan rangkaian kesempurnaan ibadah seorang Muslim ketika mengarungi puasa Ramadhan ini.



Yang berkewajiban membayar

Pada prinsipnya, setiap muslim diwajibkan untuk mengeluarkan zakat fitrah untuk dirinya , keluarganya dan orang lain yang menjadi tanggungannya baik orang dewasa, anak kecil, laki-laki maupun wanita. Berikut adalah syarat yang menyebabkan individu wajib membayar zakat fitrah:

  1. Individu yang mempunyai kelebihan makanan atau hartanya dari keperluan tanggungannya pada malam dan pagi hari raya.
  2. Anak yang lahir sebelum matahari jatuh pada akhir bulan Ramadhan dan hidup selepas terbenam matahari.
  3. Memeluk Islam sebelum terbenam matahari pada akhir bulan Ramadhan dan tetap dalam Islamnya.
  4. Seseorang yang meninggal selepas terbenam matahari akhir Ramadhan.
Besar Zakat

Besar zakat yang dikeluarkan menurut para ulama adalah sesuai penafsiran terhadap hadits adalah sebesar satu sha' atau kira-kira setara dengan 3,5 liter atau 2.5 kg makanan pokok (tepung, kurma, gandum, aqith) atau yang biasa dikonsumsi di daerah bersangkutan (Mazhab syafi'i dan Maliki).



Waktu Pengeluaran
Zakat Fitrah dikeluarkan pada bulan Ramadhan, paling lambat sebelum orang-orang selesai menunaikan Shalat Ied. Jika waktu penyerahan melewati batas ini maka yang diserahkan tersebut tidak termasuk dalam kategori zakat melainkan sedekah biasa.



Penerima Zakat

Penerima Zakat secara umum ditetapkan dalam 8 golongan/asnaf (fakir, miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, gharimin, fisabilillah, ibnu sabil) namun menurut beberapa ulama khusus untuk zakat fitrah mesti didahulukan kepada dua golongan pertama yakni fakir dan miskin. Pendapat ini disandarkan dengan alasan bahwa jumlah/nilai zakat yang sangat kecil sementara salah satu tujuannya dikeluarkannya zakat fitrah adalah agar para fakir dan miskin dapat ikut merayakan hari raya.



Berikut adalah 8 golongan penerima zakat fitrah :



Fakir, "Fakir dalam persoalan zakat ialah orang yang tidak mempunyai barang yang berharga dan tidak mempunyai kekayaan dan usaha sehingga dia sangat perlu ditolong keperluannya".

Miskin, Sekali lagi bahwa zakat itu hutang kepada Allah : "Miskin dalam persoalan zakat ialah orang yang mempunyai barang yang berharga atau pekerjaan yang dapat menutup sebagian hajatnya akan tetapi tidak mencukupinya, seperti orang memerlukan sepuluh dirham tapi hanya memiliki tujuh dirham saja. Jadi dengan kaidah di atas, bahwa fakir itu lebih parah dari miskin.

Amil, "Amil ialah orang yang ditunjuk untuk mengumpulkan zakat, menyimpannya, membaginya kepada yang berhak dan mengerjakan pembukuannya"

Mualaf, Mualaf ada 4 macam :

  • Pertama : Mualaf muslim ialah orang yang sudah masuk Islam tapi niatnya atau imannya masih lemah,maka diperkuat dengan diberi Zakat.
  • Kedua : Orang telah masuk Islam dan niatnya cukup kuat, dan ia terkemuka di kalangan kaumnya. Ia diberi zakat dengan harapan kawan kawannya akan tertarik masuk Islam.
  • Ketiga : Mualaf yang dapat membendung kejahatan orang kafir yang di sampingnya.
  • Keempat : Mualaf yang dapat membendung kejahatan orang yang membangkang membayar zakat.



Bagian ketiga dan keempat kita beri zakat sekiranya mereka kita perlukan, misalnya karena mereka kita beri zakat, maka kita tidak usah menyediakan angkatan bersenjata guna menghadapi kaum kafir atau pembangkang zakat yang biayanya pun akan lebih besar. Adapun polongan pertama dan kedua maka kita beri zakat tanpa syarat".



Riqab, Yang artinya mukatab ialah budak belian yang diberi kebebasan usaha mengumpulkan kekayaan agar ia dapat menebus dirinya untuk merdeka. Dalam hal ini ada syarat, bahwa yang menguasai atau memilikinya sebagai budak belian itu bukan si muzakki sendiri sebab jika demikian maka uang zakat itu akan kembali kepadanya saja. Demikian Al Bajuri jilid 1 halaman 294 : "Adapun mukatab oleh atau bagi muzakki tidak boleh diberi zakatnya, karena faidah pemberian zakat itu akan kembali kepadanya".

Gharim, Gharim ada tiga macam :

  • Pertama : orang yang meminjam guna menghindarkan fitnah atau mendamaikan pertikian/permusuhan.
  • Kedua : orang yang meminjam guna keperluan diri sendiri atau keluarganya untuk hajat yang mubah.
  • Ketiga : orang yang meminjam karena tanggungan, misalnya para pengurus masjid, madrasah atau pesantren menanggung pinjaman guna keperluan masjid, madrasah atau pesantren itu"



Sabilillah., "Sabilillah ialah jalan yang dapat menyampaikan sesuatu karena ridla Allah baik berupa ilmu maupun amal. Jumhur Ulama mengartikan sabilillah di sini adalah perang. Bagian sabilillah (dari zakat) itu diberikan kepada para angkatan bersenjata yang lillahi-ta'ala artinya tidak mendapat gaji dari pemerintah." Pada zaman ini yang paling pentig bagian sabilillah itu ialah guna membiayai para propagandis Islam dan mengirim mereka ke negara-negara non Islam guna penyiaran agama Islam oleh lembaga lembaga Islam yang cukup teratur dan terorganisasi. Termasuk sabilillah ialah nafkah para guru-guru sekolah yang mengajarkan ilmu syariat dan ilmu-ilmu lainnya yang diperlukan oleh masyarakat umum" Soal sabilillah ini sebaiknya kita mengambil faham yang luas, sebab jika mengambil faham yang sempit sekarang ini di Indonesia tidak ada sabilillah.

Ibnussabil, "Adapun ibnusabil ialah orang yang mengadakan perjalanan dari negara di mana dikeluarkan zakat, atau melewati negara itu. Dia dia diberi zakat jika memang menghajatkan dan tidak bepergian untuk ma'siat".

Bagian ini tidak setiap waktu ada, akan tetapi baiklah untuk itu disediakan sekedarya.









Denaihati
Pramudya Ksatria Budiman Info , Pencerahan , Ramadhan , Zakat Fitrah

Hikmah Nuzulul Qur'an dan Spirit Kemerdekaan

Al-Qur'an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman bagi manusia dalam menata kehidupan demi mencapai kebahagiaan lahir dan batin, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam keyakinan umat muslim, konsep-konsep yang dibawa al-Quran selalu relevan dengan problema yang dihadapi manusia, karena itu ia turun untuk mengajak manusia berdialog dengan penafsiran sekaligus memberikan solusi terhadap problema tersebut di manapun mereka berada.



Seluruh umat muslim meyakini tanggal 17 Ramadhan 1432 H adalah yang sangat istimewa, karena momentum diturunkan Al-Qur'an (Nuzulul Qur'an), dan secara tidak disengaja bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke 66, yaitu tanggal 17 Agustus 2011. Subhanallah...




Al-Qur'an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman bagi manusia dalam menata kehidupan demi mencapai kebahagiaan lahir dan batin, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam keyakinan umat muslim, konsep-konsep yang dibawa al-Quran selalu relevan dengan problema yang dihadapi manusia, karena itu ia turun untuk mengajak manusia berdialog dengan penafsiran sekaligus memberikan solusi terhadap problema tersebut di manapun mereka berada.



Perubahan struktural kondisi kebangsaan menjadi tiang penyanggah yang kuat dari rapuhnya keyakinan (tauhid) dan robohnya nilai-nilai sosial kemanusiaan bahkan mampu membuka bendungan ekonomi yang mensejahterakan setelah sekian lama tersendat oleh kepentingan ideologis maupun golongan tertentu.

Artinya, bersamaan peringatan Hari Jadi Negara Indonesia dengan Peringatan turunnya Kitab Suci Al-Qur'an tahun ini tentu mengandung nilai tersendiri bagi bangsa dan keutuhan Negara, terlebih bagi umat muslim. Dapat diinterpretasikan, bahwa seluruh komponen umat muslim agar secepatnya kembali kepada petunjuk Al-Qur'an dalam hidup berbangsa dan bertanah air.

Umat muslim Indonesia sering mengalami krisis nilai-nilai etika universal dan nilai kebangsaan karena tidak memahami Al-Qur'an secara benar. Salah satu indikasi, terjadinya pengaburan pada batas-batas norma dan etika yang mengakibatkan karutmarutnya krisis pemimpin bangsa. Akibatnya, masih sulit diverifikasi dalam memberikan keterangan tentang identitas individu dalam proses memimpin yang menunjukkan keremangan nasib bangsa secara adil dan bijaksana.

Dalam konteks Nuzulul Qur'an, tugas kita adalah melakukan kontektualisasi ajaran dan pesan yang terkandung dalam peristiwa nuzulul Quran. Kita harus selalu berdampingan dengan Al-Quran dalam setiap pikiran, perkataan dan perbuatan. Persahabatan kita dengan Al-Quran baru sebatas pragmatis dan belum menjadi sesuatu yang harmonis sehingga Al-Quran belum membuka solusi terhadap problem kehidupan.

Melalui momentum Nuzulul Quran dan Hari Kemerdekaan RI, semua persoalan di negeri ini segera mendapatkan petunjuk ke jalan yang benar dan dibangkitkan melalui perenungan para kebesaran pemimpin bangsa Negeri ini. Peringatan dua peristiwa penting bersejarah yang jatuh pada hari yang sama itu diharapkan mampu meningkatkan semangat keislaman sekaligus semangat Negara Kesatuan Republik Indonesia. Amin...!

Dirangkum dari Tulisan Karya : Abdul Gaffar di Harian Analisa







Denaihati
Pramudya Ksatria Budiman Nuzul Qur'an , Pencerahan , Tauziyah

Do'a Memperingati Detik-Detik Proklamasi 17 Agustus 1945

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله رب العالمين والصلاة ة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين





Ya Allah, Yang Maha Penyayang



Berkat rahmat dan kasih sayang-Mu, Republik Indonesia telah meraih kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 dan tepat pada hari ini kami seluruh Bangsa Indonesia merayakan peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 66.



Peringatan Hari Proklamasi kemerdekaan itu, kami selenggarakan sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat-Mu yang agung itu. Dengan syukur, kiranya Engkau tambahkan nimatMu dan keberkahannya kepada bangsa dan negara kami.



Ya Allah ya Ghafuru ya Syakur,



Sebagai bukti rasa syukur kami, nikmat kemerdekaan itu telah kami gunakan untuk melakukan berbagai upaya pembangunan di berbagai bidang, guna menciptakan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Sungguh kami amat membutuhkan pertolonganMu Ya Allah agar kesejahteraan yang kami dambakan itu dapat tercipta secara merata. Untuk itu, bimbinglah kami, dan naungilah kami dengan ampunan dan rahmatMu.




Ya Allah Yang Maha Agung,



Kami mohon kepadaMu ya Allah, kiranya peringatan proklamasi kemerdekaan ini dapat mengobarkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa dan negara kami, agar kami dapat terus melanjutkan pembangunan untuk memperkuat ketahanan nasional, agar kami sanggup menghadapi tantangan global yang semakin berat.



Ya Allah, berikan kepada kami kekuatan iman untuk menegakkan kebenaran. Anugerahkan kepada kami keteguhan hati untuk menjunjung tinggi keadilan, tanamkan dalam diri kami kearifan dalam berfikir, kecermatan dalam bertindak, serta kejujuran dalam menjalankan tugas dan kewajiban, agar kami dapat mengisi kemerdekaan ini sesuai dengan petunjukMu dan mewujudkan cita-cita yang mulia para pendahulu kami.



Ya Allah Yang Maha Penyelamat,



Selamatkanlah bangsa dan negara kami dari segala macam bencana, hindarkanlah dari segala macam cobaan dan ujian yang kami tidak kuat memikulnya, serta jauhkanlah dari segala bentuk pepecahan dan pemusuhan, yang hanya akan membawa malapetaka, kehancuran dan penderitaan.



Ya Allah, satukanlah hati kami dan hati bangsa kami, bersatu padu membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kami cintai, menjadi negara yang aman.



Ya Allah, ampunilah dosa kami, dosa seluruh pahlawan dan pendahulu kami serta dosa para orangtua kami yang telah memperjuangkan, memepertahankan dan mengisi kemerdekaan ini dengan tulus. Tempatkanlah mereka bersama orang-orang yang menegakkan kejujuran, para syuhada’ dan orang-orang sholeh yang Engkau cintai.



Ya Allah, hanya kepadaMu kami memohon dan hanya kepadaMu kami kembali dan berserah diri.




ربنا عليك توكلنا وإليك أنبنا وإليك المصير.

وصلى الله على سيدنا محمد وآله وصحبه وسلَّم والحمد لله رب العالمين.





Denaihati