Bukan Pakar SEO Ganteng

Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

Inilah Daftar 40 Orang Terkaya Di Indonesia Tahun 2012

Orang kaya pastikah selalu merasa cukup? Belum tentu. Betapa banyak orang kaya namun masih merasa kekurangan. Hatinya tidak merasa puas dengan apa yang diberi Sang Pemberi Rizki. Ia masih terus mencari-cari apa yang belum ia raih. Hatinya masih terasa hampa karena ada saja yang belum ia raih.
Coba kita perhatikan nasehat suri tauladan kita. Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)

Orang kaya selalu merasa kurang puas. Jika diberi selembah gunung berupa emas, ia pun masih mencari lembah yang kedua, ketiga dan seterusnya. Oleh karena itu, kekayaan senyatanya adalah hati yang selalu merasa cukup dengan apa yang Allah beri. Itulah yang namanya qona’ah. Itulah yang disebut dengan ghoni (kaya) yang sebenarnya.

Majalah bisnis terkemuka, Forbes, kembali merilis daftar 40 orang terkaya di Indonesia 2012. Forbes melansir 40 orang terkaya RI yang disusun dengan menggunakan ukuran kepemilikan saham, dan informasi keuangan yang diperoleh dari keluarga, individu, bursa efek, analis, serta sumber lainnya. Kekayaan publik yang dihitung berdasarkan harga saham dan nilai tukar uang per 14 November 2012.
 
Total kekayaan dari para taipan di Tanah Air itu diperkirakan mencapai US$88,6 miliar atau Rp841,7 triliun (kurs Rp9.500). Jika dibandingkan tahun lalu, total kekayaan orang kaya RI tersebut naik 4 persen dari sebelumnya US$85,1 miliar.

Inilah daftar 40 nama orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes tahun 2012 :
  1. R. Budi dan Michael Hartono 15 miliar dolar AS 
  2. Eka Tjipta Widjaja dan keluarga 7,7 miliar dolar AS (3) 
  3. Susilo Wonowidjojo dan keluarga 7,4 miliar dolar AS (2) 
  4. Anthoni Salim dan keluarga 5,2 miliar dolar AS (5) 
  5. Chairul Tanjung 3,4 miliar dolar AS (11) 
  6. Sri Prakash Lohia 3 miliar dolar AS (13) 
  7. Sukanto Tanoto 2,8 miliar dolar AS (6) 
  8. Peter Sondakh 2,600 miliar dolar AS (8) 
  9. Boenjamin Setiawan dan keluarga 2,35 miliar dolar AS (12) 
  10. Putera Sampoerna dan keluarga 2,3 miliar dolar AS (9) 
  11. Mochtar Riady dan kaluarga 2,2 miliar dolar AS (38) 
  12. Low Tuck Kwong 2 miliar dolar AS (4)
  13. Tahir 1,800 miliar dolar AS (15)
  14. Ciliandra Fangiono dan keluarga 1,790 miliar dolar AS (20) 
  15. Martua Sitorus 1,750 miliar dolar AS (-) 
  16. Achmad Hamami dan keluarga 1,700 miliar dolar AS (10) 
  17. Theodore Rachmat 1,600 miliar dolar AS (24) 
  18. Kartini Muljadi dan keluarga 1,510 miliar dolar AS (23) 
  19. Murdaya Poo 1,500 miliar dolar AS(14) 
  20. Djoko Susanto 1,400 miliar dolar AS (25) 
  21. Eddy Katuari dan keluarga 1,300 miliar dolar AS (21) 
  22. Edwin Soeryadjaya 1,210 miliar dolar AS (16) 
  23. Sjamsul Nursalim 1,200 miliar dolar AS (19) 
  24. Ciputra dan keluarga 1,170 miliar dolar AS (27) 
  25. Soegiarto Adikoesoemo 1,150 miliar dolar AS (33) 
  26. Kiki Barki 1,080 miliar dolar AS (17) 
  27. Kuncoro Wibowo dan keluarga 1,060 miliar dolar AS (34) 
  28. Garibaldi Thohir 1,050 miliar dolar AS (18) 
  29. Hary Tanoesoedibjo 1,040 miliar dolar AS (22) 
  30. Lim Hariyanto Wijaya Sarwon 1,030 miliar dolar AS (-) 
  31. Benny Subianto 1,020 miliar dolar AS (29) 
  32. Harjo Sutanto 1 miliar dolar AS (26) 
  33. Kusnan dan Rusdi Kirana 900 juta dolar AS (-) 
  34. Aksa Mahmud 820 juta dolar AS (35) 
  35. Prajogo Pangestu 800 juta dolar AS (-) 
  36. Alexander Tedja 790 juta dolar AS (-) 
  37. Husain Djojonegoro dan keluarga 780 juta dolar AS (36) 
  38. Sudhamek 760 juta dolar AS (-) 
  39. Hashim Djojohadikusumo 750 juta dolar AS (-) 
  40. Eddy Kusnadi Sariaatmadja 730 juta dolar AS (-)

Hakikat kekayaan sebenarnya bukanlah dengan banyaknya harta. Karena begitu banyak orang yang diluaskan rizki berupa harta oleh Allah, namun ia tidak pernah merasa puas dengan apa yang diberi. Orang seperti ini selalu berusaha keras untuk menambah dan terus menambah harta. Ia pun tidak peduli dari manakah harta tersebut ia peroleh. Orang semacam inilah yang seakan-akan begitu fakir karena usaha kerasnya untuk terus menerus memuaskan dirinya dengan harta. Perlu kita camkan baik-baik bawa hakikat kekayaan yang sebenarnya adalah kaya hati (hati yang selalu ghoni, selalu merasa cukup).

Orang yang kaya hati selalu merasa cukup dengan apa yang diberi, selalu merasa qona’ah (puas) dengan yang diperoleh dan selalu ridho atas ketentuan Allah. Orang semacam ini tidak begitu tamak untuk menambah harta dan ia tidak seperti orang yang tidak pernah letih untuk terus menambahnya. Kondisi orang semacam inilah yang disebut ghoni (yaitu kaya yang sebenarnya).”

Kita semua ingin kaya, dan tidak ada larangan untuk itu, walaupun juga tidak ada anjuran untuk keinginan seperti itu. Namun hendaknya kita memperbaiki keinginan itu menjadi ingin kaya karena ingin bisa bersedekah. Hal sebagaimana dalam hadits Nabi tentang iri yang diperbolehkan, yaitu iri terhadap seorang mukmin yang kaya yang bisa berderma karena kekayaannya, dan iri tersebut muncul karena keinginan untuk berderma juga bukan karena yang lain.

Ingin kaya tanpa kerja keras? Sebaiknya jangan. Tanamkanlah pada diri kita bahwa untuk mencapai sukses di bidang apapun seseorang perlu bekerja keras. Untuk sukses di akhirat, seseorang perlu beramal dengan baik dan sungguh-sungguh. Tentu yang seperti merupakan keharusan. Untuk sukses di dunia juga demikian, perlu kerja keras.

Kaya seperti di sinetron jangan menjadi mimpi, tapi bekerjalah dengan tekun agar menjadi orang kaya yang sebenarnya. Setelah kaya jangan pelit, karena sebagian harta itu ada bagian bagi orang-orang miskin di sekitar kita.
 

Denaihati

Pilihlah Pemimpin Yang Bisa Menjadi Operator Robot Pendeteksi Kebohongan

Memilih pemimpin tidaklah sembarangan karena ia akan menentukan nasib kita sebagai rakyat yang dipimpinnya. Jika pemimpinnya baik, maka kita sebagai rakyat juga akan juga menjadi baik. Namun jika pemimpinnya buruk, maka sudah pasti akan berimbas buruk pula pada kita sebagai rakyatnya. 



Saya tertarik dengan anekdot berikut ini :
Ada seorang ahli robot yang berhasil menciptakan robot manusia pendeteksi kebohongan. Cara kerja robotnya adalah dengan menampar muka siapa saja yang berbicara bohong di depannya.

Ahli robot ini memiliki istri dan seorang anak laki-laki yang duduk di bangku SMA. Suatu waktu, anaknya pulang larut malam. Dengan marahnya, sang ahli robot memanggil anaknya berdiri di depan robot dan mulailah ia menginterogasi anaknya  sambil mengancam untuk tidak berbohong karena akan ketahuan dengan tamparan robotnya.


Ia mulai bertanya: “Kamu dari mana?” Anaknya menjawab bahwa dia dari rumah teman. Robotnya diam tanpa reaksi. Sang ahli robot bertanya lagi: “Kamu kerja apa di sana? Anaknya menjawab: “Menonton film”. Robotnya masih diam. “Film apa? Tanya ayahnya. Anaknya menjawab: “Film perjuangan”. ”Plaaak....”. Robotnya tiba-tiba menampar muka anak itu. Dengan marahnya, sang ayah yang ahli robot, mencaci maki anaknya bahwa dia sudah berbohong. ”Sekarang kamu jujur saja, film apa?” Tanya ayahnya dengan suara tinggi. Anaknya menjawab: ”Film porno ayah”.


Ayahnya tambah marah dan semakin membentak anaknya dengan mengatakan: ”Kamu mau jadi apa, lihat ayah yang selama hidupnya tidak pernah menonton film porno!”. ”Plaak....., rupanya robot hasil ciptaannya berbalik ke arahnya dan menampar mukanya karena dia juga berbohong”. Saat itu pula keluar istrinya dari kamar yang mendengar suara ribut.


Dan istrinya lalu dengan muka marah, menyalahkan suaminya dengan berkata: ”Apa apaan ayah ini, kamu menyiksa anak ini. Bagaimanapun, anak ini adalah anak ayah juga!” ”Plaak....,” Robot itu langsung menampar pula muka istrinya yang menandakan bahwa dia juga berbicara bohong tentang anak yang dilahirkan yang sebenarnya adalah hasil selingkuhan.

Anekdot ini memang sekadar anekdot yang tidak terjadi dalam dunia nyata tentang robot yang bisa bergerak sendiri menampar orang yang berbohong. Namun anekdot ini telah menyajikan drama tentang anggota keluarga yang semuanya sudah terjangkiti perilaku bohong. Anak berbohong pada ayahnya. Ayah membalas dengan kebohongan lain, dan istrinya juga menyampaikan sesuatu yang mengandung kebohongan. Naudzubillahi Mindzaliq.

Anekdot di atas menyampaikan pesan moral tentang sesuatu yang nyata dalam kehidupan saat ini. Ia bukan saja menyampaikan pesan tentang sebuah keluarga yang penuh kebohongan, tetapi kecenderungan terjadinya prilaku kebohongan pada orang dari berbagai sisi-sisi kehidupan tanpa pandang bulu. Mari mencermati perilaku anak bangsa mulai dari orang-orang kecil sampai orang-orang besar, mulai dari profesi biasa sampai profesi luar biasa, mulai dari mereka yang memang rentan dengan dosa sampai pada mereka yang dianggap suci.


Pernahkah anda membeli langsat atau buah yang dijual perkilo dipinggir jalan? Anda pasti yakin kalau anda membeli jumlah yang jauh dari ukuran yang disebut penjualnya. Percayakah anda bila seorang penjual barang di pasar saat anda menawarnya dan ia mengatakan itu baru modalnya? 


Di sektor kehidupan politik, pecayakah anda pada janji-janji pembangunan di saat jalan-jalan di dekat rumah anda pada berlubang, sampah bertebaran di mana-mana, peminta-minta makin berkeliaran, pelayanan publik bermutu rendah, sementara banyak elite yang hidupnya bergelimang dengan fasilitas dan kemewahan? Percayakah anda efektivitas zikir massal, tablig akbar, kerja para spritualis yang semuanya diadakan hanya untuk pemenangan politik dibanding dengan kerja nyata dan kesungguhan kerja yang tulus untuk rakyat?


Percayakah anda pada kesucian banyak orang di negara dengan simbol agama yang kuat di saat ’candoleng-doleng’ semakin mendapatkan pasar, dan di saat kehidupan malam di sudut-sudut kota semakin kedap kedip. Siapa yang akan  mengambil manfaat dari semua itu?


Di sektor pembangunan fasilitas rakyat, percayakah anda bahwa orang-orang yang menjadi perantara untuk sampai pada tempat dimana uang itu dipakai membangun tidak menyunatnya untuk keperluan dirinya? Apakah pembaca percaya bahwa beberapa politikus yang menjadi ’calo’ dana APBN hanya sejumlah seperti yang terkena kasus selama ini?


Apa yang terjadi dibenak anda saat dana untuk pencetakan kitab suci pun dikorupsi? Bagaimana lagi dengan barang-barang lain yang tidak memiliki label suci? Apa yang terjadi dengan diri anda di saat anda patuh membayar pajak sebagai keingingan untuk menjadi warga negara yang baik, tetapi ramai-ramai mereka mengorupsi dana yang dari rakyat dan untuk rakyat itu?


Percayakah anda bila mereka yang tersandung kasus pajak itu hanya sejumlah yang selama ini dikenal? Apakah dengan cara ini sehingga bisa memahami mengapa petinggi sebuah ormas besar pernah mewacanakan untuk berhenti membayar pajak?


Pertanyaan-pertanyaan di atas adalah secuil dari lingkaran kebohongan yang sudah menggorogoti bangsa ini, persis dengan analogi keluarga pada anekdot di atas yang semua anggotanya sudah dikooptasi oleh kebohongan. Merujuk pada anekdot di atas, Cara terbaik untuk keluar dari pusaran kebohongan adalah memimpikan untuk benar menemukan ’robot pendeteksi kebohongan’ bangsa dan operatornya harus terbebas dari perilaku suka berbohong bukan seperti pembuat robot di atas.


Jadi tugas kita sebagai rakyat sederhana adanya, memilih tipe pemimpin yang tidak suka berbohong. Karena dengan kapasitas itu, ia dengan percaya diri mengoperasikannya bila suatu saat memiliki ’robot pendeteksi kebohongan’.




Denaihati
Pramudya Ksatria Budiman Pencerahan , Renungan , Tauziyah

Titip Rindu Buat Ibu


Pada setiap nafas yang berhembus
Dan mengalirnya darah dalam tiap pembuluh
Jalan panjang yang telah kau tempuh
melewati rintangan demi kami anak-anakmu
Kamu terus berjalan tak kenal lelah
walau tubuh lunglai oleh umur yang kian renta

Entah kenapa, hari ini kerinduanku akan sosok Ibu kembali menyelinap.

Saat kau pergi ibu,……

Anginpun berkata bahwa ia rasa sunyi tanpamu
Adakah sakit rasanya saat datang tamu terakhir itu ?
Apakah lagi yang ditanya saat tapak-tapak kaki menjauh dan tinggallah kelam dan hening.
Adakah telah kau tatap wajah-Nya dengan kedua matamu ?
Adakah kau telah tenang dan menunggu saatnya tiba, saat nanti kita kembali jumpa
Meski mungkin kita tak lagi saling menyapa.












Denaihati
Pramudya Ksatria Budiman Kasih Ibu , Puisi , Renungan

Setiap Habis Ramadhan


Setiap habis Ramadhan
Hamba rindu lagi Ramadhan
Saat – saat padat beribadah
Tak terhingga nilai mahalnya

Setiap habis Ramadhan
Hamba cemas kalau tak sampai
Umur hamba di tahun depan
Berilah hamba kesempatan

Setiap habis Ramadhan
Rindu hamba tak pernah menghilang
Mohon tambah umur setahun lagi
Berilah hamba kesempatan

Alangkah nikmat ibadah bulan Ramadhan
Sekeluarga, sekampung, senegara
Kaum muslimin dan muslimat se dunia
Seluruhnya kumpul di persatukan
Dalam memohon ridho-Nya.

Ketika Ramadhan ber­akhir banyak perasaan yang muncul di hati kita. Bercampur jadi satu.

Perasaan senang muncul karena setidak­nya kita merasa berhasil telah lolos dari medan ujian yang berat sebagai pemenang. Benar-benar sangat berat. Sebab, selain harus mena­han diri dari rasa lapar yang mengiris-ngiris lambung kita, selain harus menahan haus yang terasa mengeringkan kerongkongan kita, juga kita dituntut oleh Allah Swt. untuk mengen­dalikan hawa nafsu kita. Tujuannya, agar puasa kita juga dibarengi dengan tambahan pahala yang lain dari Allah Swt.

Perasaan sedih juga muncul dari kita. Kenapa sedih dengan berakhirnya Ramadhan? Karena kita kehilangan kesempatan emas untuk menanam pahala di bulan tersebut. Sedih rasanya merasakan perpisahan dengan bulan yang telah dimuliakan Allah sebagai tempat untuk ‘menimbun’ pahala. Lebih sedih lagi kalal kita sampai tak mendapat apa-apa di bulan Ramadhan ini, kecuali rasa lapar dan haus. Atau lebih rugi lagi adalah nggak dapat apa-apa. Termasuk tidak dapat pahala puasa karena memang tidak pernah berpuasa. Duh, rugi berat deh.

Rasa cemas juga kerap muncul dari kita. Khususnya bagi kita-kita yang memang telah mengisi Ramadhan tahun ini dengan segala aktivitas amal sholeh kita. Sehingga setiap habis Ramadhan, yang dirindukan adalah kembali bisa menikmati Ramadhan di tahun depan. Namun, ada kecemasan yang menggunung manakala menyadari dan khawatir jika usia kita tidak sampai di Ramadhan berikutnya. Harapan dan kecemasan bercampur jadi satu. Sampai kita sendiri tidak tahu, apa sebetulnya yang kita inginkan. Sebab, antara harapan dan kece­masan kelihatannya saling melengkapi. Setiap kali kita berharap, selalu saja ada kecemasan, meski sekecil apapun rasa cemas itu.

Boleh Jadi INi
raMadhan
Terakhir Kita

Perasaan-perasan tadi muncul secara wajar dalam diri kita. Alhamdulillah, moga kita menjadi hamba-hamba Allah yang bertakwa. Tapi jika sebaliknya, yakni kita tak pernah merasa senang, sedih, apalagi cemas dengan habisnya Ramadhan ini, maka sudah sepantasnya kita mulai mengukur diri . Sudah seberapa pan­tas menjadi seorang muslim. Sungguh keras hati kita jika tak pernah ada ungkapan perasaan seperti itu. Meski cuma diungkapkan setitik saja. Ah, rasanya kita pantas untuk ‘dimurkai’ Allah. Naudzubillahi min dzalik!

Semoga Allah SWT meridhai setiap amal ibadah kita dan memberi kita kesempatan untuk bertemu Ramadhan-Nya tahun depan.. :)

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1433 H

MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN

مِنَ العَائِدِيْنَ وَالفِائِزِيْنَ كُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ





Denaihati

Pramudya Ksatria Budiman Ramadhan , Renungan , Selamat Idul Fitri

Keutamaan Ilmu


Ibnul Qayyim mengatakan, “Adapun kebahagiaan ilmu, maka hal itu tidak dapat kamu rasakan kecuali dengan cara mengerahkan segenap kemampuan, keseriusan dalam belajar, dan niat yang benar. Sungguh indah ucapan seorang penyair yang mengungkapkan hal itu,

Katakanlah kepada orang yang mendambakan
Perkara-perkara yang tinggi lagi mulia
Tanpa mengerahkan kesungguhan
Berarti kamu berharap sesuatu yang mustahil ada

Penyair yang lain mengatakan,

Kalau bukan karena faktor kesulitan
Tentunya semua orang bisa menjadi pimpinan
Sifat dermawan membawa resiko kemiskinan
Sebagaimana sifat berani membawa resiko kematian


Berikut beberapa kalimat motivasi tentang ilmu yang saya rangkum dari berbagai sumber.
  • Perubahan zaman akan menghancurkan kita kalau ilmu dan wawasan kita tidak berubah lebih cepat daripada perubahan itu.
  • Hakikat orang miskin bukanlah mereka yang tidak mempunyai harta dan kekayaan, melainkan mereka yang tidak mempunyai iman dan ilmu.
  • Barang siapa yang ingin dunia harus dengan ilmu, ingin akhirat harus dengan ilmu, ingin dunia dan akhirat harus dengan ilmu.
  • Pastikan kita sudah bersedekah hari ini, baik dengan materi, dengan ilmu, tenaga, atau minimal dengan senyuman yang tulus.
  • Bila memiliki banyak harta, kita akan menjaga harta. Namun jika memiliki banyak ilmu, maka ilmu lah yang akan menjaga kita.
  • Orang yang tidak punya ilmu seperti memasuki hutan belantara tetapi tidak membawa peta.
  • Tidak pernah ada rizki yang termahal kecuali menebalnya iman. Dan menebalnya iman itu adalah dibukakannya kegemaran akan ilmu.
  • Bisnis yang tidak menjadi amal, tidak menjadi ilmu, dan memutuskan silaturahmi, walaupun menghasilkan uang tetapi itu semua sesungguhnya adalah bencana.
  • Rahasia membangun kepercayaan adalah tiada hari tanpa bertambah ilmu, tiada hari tanpa bertambah wawasan, tiada hari tanpa mendapatkan koreksi.
  • Bisnis yang tidak menjadi amal, tidak menjadi ilmu, dan memutuskan silaturahmi, walaupun menghasilkan uang tetapi itu semua sesungguhnya adalah bencana.
  • Rahasia membangun kepercayaan adalah tiada hari tanpa bertambah ilmu, tiada hari tanpa bertambah wawasan, tiada hari tanpa mendapatkan koreksi.
  • Rumah tangga yang kurang ilmu adalah rumah tangga yang hanya akrab dengan sikap emosi dan jauh dari kearifan.
  • Jikalau Allah cinta kepada sebuah keluarga, maka salah satu cirinya adalah keluarga itu dibukakan hati untuk ilmu agama.
  • Orang yang berilmu itu adalah orang yang mengamalkan amalnya dengan ilmunya itu ia menjauhi apa-apa yang tidak disukai Allah.
  • Keuntungan itu tidak selalu berwujud materi, boleh jadi terhalangnya dari materi adalah keuntungan bagi kita untuk mendapatkan ilmu dan hikmah yang lebih berharga.
  • Dua upaya yang harus kita lakukan untuk mencapai kesuksesan, yaitu mencari dan memperbaiki kekurangan diri, serta menggali ilmu untuk meneladani Rasulullah.
  • Jika hati kita hidup dengan ilmu dan dzikir kepada Allah, dimanapun kita tinggal, kita tidak akan terpengaruh oleh kemaksiatan.
  • Carilah ilmu dan hikmah dari orang-orang dermawan. Mereka mungkin tidak kaya harta namun melimpah kasih-sayang.
  • Carilah karunia ilmu dengan sungguh-sungguh, maka buah pencarian itu akan setaraf dengan kesungguhan kita.
  • Orang berilmu pengetahuan ibarat gula yang mengundang banyak semut. Dia menjadi cahaya bagi diri dan sekelilingnya.
  • Siapakah orang yang kurang ilmu? dialah orang yang mengandalkan otot dan amarah dalam menyikapi segala sesuatu.
  • Ilmu yang benar akan membangkitkan sifat tawadhu. Seorang alim semakin bertambah ilmu semakin sadar akan luasnya ilmu Allah.
  • Beruntunglah orang yang diberi ilmu dan mampu mengamalkannya serta menjaganya dengan keikhlasan.
Inilah sekelumit motivasi bagi para penuntut ilmu. Semoga yang sedikit ini bisa menyalakan semangat kita semua dalam berjuang membela agama dari serangan musuh-musuh-Nya. Sesungguhnya pada masa yang penuh dengan fitnah seperti sekarang ini kehadiran para penuntut ilmu yang sejati sangat dinanti-nanti.

Para penuntut ilmu yang berhias diri dengan adab-adab islami, yang tidak tergoda oleh gemerlapnya dunia dengan segala kepalsuan dan kesenangannya yang fana.

Para penuntut ilmu yang bisa merasakan nikmatnya berinteraksi dengan Al Qur’an sebagaimana seorang yang lapar menyantap makanan.

Para penuntut ilmu yang senantiasa berusaha meraih keutamaan di waktu-waktunya. Para penuntut ilmu yang bersegera dalam kebaikan dan mengiringi amalnya dengan rasa harap dan cemas.

Para penuntut ilmu yang mencintai Allah dan Rasul-Nya di atas kecintaannya kepada segala sesuatu.

Ya Allah, jadikanlah ilmu kami hujjah untuk membela kami, bukan hujjah yang menjatuhkan kami…. Amin Ya Rabbal Alamin..



Denaihati
Pramudya Ksatria Budiman Keutamaan Ilmu , Renungan , Tauziyah

21022012


Hari ini tanggal 21 Februari 2012 - hari yang unik secara kalender. Bila kita menyimak format penulisan tanggal hari ini: 21-02-2012. Baliklah dari belakang maka akan tetap sama yakni 21 02 2012. Suatu yang terkira sepele ternyata amat menarik perhatian. Dan tentunya pada hari ini banyak yang menggapnya hari istimewa dan akan membuat momen penting karena gampang diingat, sama halnya dengan tanggal 11 - 11 - 11 yang lalu.

Hari ini banyak yang mengistilahkan tanggal cermin. Mari jadikan hari ini sebagai momen untuk bercermin. Saya yakin hampir setiap hari kita bercermin hanya untuk sekedar mematut diri apakah tampilan kita sudah pantas, sudah rapi, dan sudah “cantik”. Bahkan kadang terkadang, jika kita sedang drop, sedang mengalami defisiensi semangat, tertekan, maupun memiliki permasalahan yang membuat kita hampir dan bahkan menangis, kita terkadang menggunakan bantuan cermin untuk membantu berdiri kembali.

Hari ini kita jadikan sebagai momen untuk membersihkan cermin yang ada dalam hati kita. Sama seperti cermin kusam yang perlu disikat dengan sedikit sabun untuk membuatnya clingg kembali…kita juga butuh itu untuk menyucikan cermin hati kita dari segala dosa-dosa kita sebelum kita bisa mengomentari orang lain dengan kaca mata kita sendiri.

Ketika cermin hati kita tidak bersih, kita tidak dapat mengenal diri kita sebenarnya. Kekotoran kita ditutup-tutupi dengan keadaan cermin yang kotor. Jika sudah tidak dapat mengenal diri kita, kita tidak dapat mengenal Tuhan kita. Naudzubillahi mindzalik.



Denaihati

Pramudya Ksatria Budiman 21022012 , Pencerahan , Renungan

BILA WAKTUNYA TIBA


Beberapa lamanya saya masih merenung disaat terbangun setelah istirahat siang. ketika Azan mulai berkumandang… mengingatkan saya untuk segera melaksanakan Shalat Ashar……

Setelah shalat, saya mencoba kembali merangkai mimpi yang rasanya begitu nyata…….

Perlahan, tubuhku yang terbalut kain kafan mulai ditutupi tanah,

perlahan, semua pergi meninggalkanku,……
masih terdengar jelas langkah-langkah terakhir mereka
aku sendirian, di tempat gelap yang tak pernah terbayang,
sendiri, menunggu keputusan...

Istri, belahan hati, belahan jiwa pun pergi,
Anak, yang di tubuhnya darahku mengalir, tak juga tinggal,
Apalah lagi sekedar tangan kanan,
rekan sejawat, murid-muridku dan orang-orang lain,
aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka.

Istriku menangis, anakku merintih,
muridku berduka aku tak tega melihatnya
Rekan kerjaku menghibur mereka,
kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan,
tetapi aku tetap sendiri, disini,….
menunggu perhitungan...

Menyesal sudah tak mungkin,
Apalagi kesempatan untuk bertaubat
dan ma'af pun tak bakal didengar,
aku benar-benar harus sendiri...

Tuhanku,
(entah dari mana kekuatan itu datang,
meskipun selama ini saya menganggap diri saya jauh dari-Nya),
jika kau beri aku satu lagi kesempatan,
jika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu,
beberapa hari saja...

Aku harus berkeliling, memohon ma'af pada mereka,
yang selama ini telah merasakan zalimku,
yang selama ini sengsara karena aku,
yang tertindas dalam kuasaku.
yang selama ini telah aku sakiti hati nya
yang selama ini telah aku bohongi

Aku harus kembalikan, semua harta kotor ini,
Yang kukumpulkan dengan wajah gembira,
yang kukuras dari sumber yang tak jelas,
yang kumakan, bahkan yang kutelan.
Aku harus tuntaskan janji janji palsu yg sering ku umbar dulu

Dan Tuhan,
beri lagi aku beberapa hari milik-Mu,
untuk berkumpul dengan istri dan anakku,
untuk sungguh sungguh beramal soleh ,
Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu,bersama mereka...

Begitu sesal diri ini
karena hari hari telah berlalu tanpa makna
penuh kesia-siaan
kesenangan yg pernah kuraih dulu,
tak ada artinya sama sekali mengapa ku sia sia saja ,
waktu hidup yg hanya sekali itu
andai ku bisa putar ulang waktu itu...

Aku dimakamkan hari ini,
dan semua menjadi tak terma'afkan,
dan semua menjadi terlambat,dan aku harus sendiri,
untuk waktu yang tak terbayangkan...........

~~~~~~~~~~~~~~~

Moga rangkaian kata diatas dapat menjadi renungan buat kita semuanya terutama untuk saya tentunya....


Denaihati

Pramudya Ksatria Budiman Renungan , Tauziyah

Cinta Sejati dan Kesejatian Cinta

Cinta Sejati hanya untuk Allah??? Pada kenyataannya tidak semua orang bersemboyan seperti itu. Banyak orang yang mengaku cinta kepada Allah, tapi ibadahnya hanya diniati mencari pahala, mengejar surga, menghindari neraka.

Cinta sejati adalah pada saat kita mampu memberi tanpa mengharapkan balasannya. Andai Allah tidak menjanjikan pahala dan surga, tinggal berapa gelintir orang saja yang masih mau mengaku cinta kepada-Nya.

Cinta sejati adalah pada saat kita mampu menerima apa adanya. Banyak yang mengaku cinta kepada Allah, tapi hanya mau menerima yang indah-indah saja dari-Nya. Ketika datang cobaan ia mengutuk Allah, mengatakan bahwa Allah sedang murka kepadanya. Padahal Allah adalah sumber dari segala sumber kasih sayang. Musibah dari-Nya adalah bentuk kasih sayang, tapi kita masih saja suka mengeluh, tidak mau menerima-Nya apa ada-Nya.

Pada tiap zaman sejarah mencatat torehan emas yang dituliskan para pecinta sejati yang hidup di zaman itu. Sekali lagi teringat Imam Hasan Al Banna yang mendahulukan iparnya Abdul Karim Mansur untuk diberi pertolongan justru pada saat tujuh peluru masih bersarang ditubuhnya.

Ibnu Taimiyah berkata, ”Mencintai apa yang dicintai kekasih adalah kesempurnaan dari cinta pada kekasih”. Konsekuensinya adalah membenci apa yang dibenci kekasih adalah kesempurnaan dari cinta kepada kekasih. Siapakah yang kita dedikasikan sebagai kekasih? jika itu dunia, harta, popularitas, atau bahkan wanita, maka dangkal sekali makna kalimat ini.

Kesejatian cinta hanya akan hadir bila segala energi dan pengorbanan dilandasi atas kecintaan kepada Tuhan, tempat kita kembali, Yang memelihara diri ini, Yang melimpahkan segenap nikmat. Dan menundukkan kecintaan kepada selain-Nya karena ia hanyalah kenikmatan sesaat yang hanya hadir di dunia yang tidak selamanya ini.

Ini lah sekelumit kisah sejati para manusia yang pernah hadir di bumi yang berhasil menorehkan kemuliaan amal yang menjulang ke langit. Mereka, yang kita sebut, manusia-manusia langit, menjadikan dunia hanya sebagai tempat persinggahan sementara dan bukan lah tujuan akhir, wajar saja bila mereka telah berhasil menampilkan kemurnian cinta yang terlepas dari noda motif popularitas, harta, dan kekuasaan.

Saini KM menggambarkan kesemuan dan ketidakabadian cinta dunia dengan sajaknya,
“Sesungguhnya siapakah kita ini kekasihku?
Hanya setitik debu melekat di bintang mati.
Menggeliat sejenak karena embun dan matahari
Hanya sedetik dalam hitungan tahun cahaya”.

Sapardi Joko Damono pernah mengungkapkan ketinggian hasrat cinta dengan bait-baitnya;
Aku ingin,
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Sedangkan Islam mengajarkan menampilkan kesejatian cinta dalam untaian doa rabithah yang dibaca Nabiullah Muhammad SAW;
”Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta kepadaMu.
Telah berjumpa dalam taat kepadaMu.
Telah bersatu dalam dakwah kepadaMu.
Telah berpadu dalam membela syariatMu.
Kokohkanlah Ya Allah ikatannya, kekalkan cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini dengan cahayaMu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan limpahan keimanan kepadaMu dan keindahan bertawakal kepadaMu.
Nyalakanlah hati kami dengan makrifat kepadaMu.
Matikanlah ia dalam syahid di jalanMu.
Sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong”.

Cinta sejati mampu melunakkan besi, menghancurkan batu, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin..

terbukti apresiasi kedalaman cinta bisa merubah sgala yg mustahil, krn kesejatian yg akan membawa “the true power of love”..cinta sejati yang melunakan besi diwakili oleh Nabi Daud as, membangkitkan yang mati oleh Nabi Isa As, membuat budak jadi pemimpin adalah Nabi Musa As.. kaum keturunan dari budak yang dipungut firaun.
Cinta sejati itu masih ada. Tapi hanya segelintir orang saja yang memilikinya.... semoga saja kita masuk dalam golongan segelintir tersebut. Amin.


Denaihati
Pramudya Ksatria Budiman cinta , Opini , Renungan