Coba kita perhatikan nasehat suri tauladan kita. Dari Abu Hurairah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ
“Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari no. 6446 dan Muslim no. 1051)
Orang kaya selalu merasa kurang puas. Jika diberi selembah gunung berupa emas, ia pun masih mencari lembah yang kedua, ketiga dan seterusnya. Oleh karena itu, kekayaan senyatanya adalah hati yang selalu merasa cukup dengan apa yang Allah beri. Itulah yang namanya qona’ah. Itulah yang disebut dengan ghoni (kaya) yang sebenarnya.
- R. Budi dan Michael Hartono 15 miliar dolar AS
- Eka Tjipta Widjaja dan keluarga 7,7 miliar dolar AS (3)
- Susilo Wonowidjojo dan keluarga 7,4 miliar dolar AS (2)
- Anthoni Salim dan keluarga 5,2 miliar dolar AS (5)
- Chairul Tanjung 3,4 miliar dolar AS (11)
- Sri Prakash Lohia 3 miliar dolar AS (13)
- Sukanto Tanoto 2,8 miliar dolar AS (6)
- Peter Sondakh 2,600 miliar dolar AS (8)
- Boenjamin Setiawan dan keluarga 2,35 miliar dolar AS (12)
- Putera Sampoerna dan keluarga 2,3 miliar dolar AS (9)
- Mochtar Riady dan kaluarga 2,2 miliar dolar AS (38)
- Low Tuck Kwong 2 miliar dolar AS (4)
- Tahir 1,800 miliar dolar AS (15)
- Ciliandra Fangiono dan keluarga 1,790 miliar dolar AS (20)
- Martua Sitorus 1,750 miliar dolar AS (-)
- Achmad Hamami dan keluarga 1,700 miliar dolar AS (10)
- Theodore Rachmat 1,600 miliar dolar AS (24)
- Kartini Muljadi dan keluarga 1,510 miliar dolar AS (23)
- Murdaya Poo 1,500 miliar dolar AS(14)
- Djoko Susanto 1,400 miliar dolar AS (25)
- Eddy Katuari dan keluarga 1,300 miliar dolar AS (21)
- Edwin Soeryadjaya 1,210 miliar dolar AS (16)
- Sjamsul Nursalim 1,200 miliar dolar AS (19)
- Ciputra dan keluarga 1,170 miliar dolar AS (27)
- Soegiarto Adikoesoemo 1,150 miliar dolar AS (33)
- Kiki Barki 1,080 miliar dolar AS (17)
- Kuncoro Wibowo dan keluarga 1,060 miliar dolar AS (34)
- Garibaldi Thohir 1,050 miliar dolar AS (18)
- Hary Tanoesoedibjo 1,040 miliar dolar AS (22)
- Lim Hariyanto Wijaya Sarwon 1,030 miliar dolar AS (-)
- Benny Subianto 1,020 miliar dolar AS (29)
- Harjo Sutanto 1 miliar dolar AS (26)
- Kusnan dan Rusdi Kirana 900 juta dolar AS (-)
- Aksa Mahmud 820 juta dolar AS (35)
- Prajogo Pangestu 800 juta dolar AS (-)
- Alexander Tedja 790 juta dolar AS (-)
- Husain Djojonegoro dan keluarga 780 juta dolar AS (36)
- Sudhamek 760 juta dolar AS (-)
- Hashim Djojohadikusumo 750 juta dolar AS (-)
- Eddy Kusnadi Sariaatmadja 730 juta dolar AS (-)
Orang yang kaya hati selalu merasa cukup dengan apa yang diberi, selalu merasa qona’ah (puas) dengan yang diperoleh dan selalu ridho atas ketentuan Allah. Orang semacam ini tidak begitu tamak untuk menambah harta dan ia tidak seperti orang yang tidak pernah letih untuk terus menambahnya. Kondisi orang semacam inilah yang disebut ghoni (yaitu kaya yang sebenarnya).”
Kita semua ingin kaya, dan tidak ada larangan untuk itu, walaupun juga tidak ada anjuran untuk keinginan seperti itu. Namun hendaknya kita memperbaiki keinginan itu menjadi ingin kaya karena ingin bisa bersedekah. Hal sebagaimana dalam hadits Nabi tentang iri yang diperbolehkan, yaitu iri terhadap seorang mukmin yang kaya yang bisa berderma karena kekayaannya, dan iri tersebut muncul karena keinginan untuk berderma juga bukan karena yang lain.
Ingin kaya tanpa kerja keras? Sebaiknya jangan. Tanamkanlah pada diri kita bahwa untuk mencapai sukses di bidang apapun seseorang perlu bekerja keras. Untuk sukses di akhirat, seseorang perlu beramal dengan baik dan sungguh-sungguh. Tentu yang seperti merupakan keharusan. Untuk sukses di dunia juga demikian, perlu kerja keras.
Kaya seperti di sinetron jangan menjadi mimpi, tapi bekerjalah dengan tekun agar menjadi orang kaya yang sebenarnya. Setelah kaya jangan pelit, karena sebagian harta itu ada bagian bagi orang-orang miskin di sekitar kita.